SORE hari seperti ini memang waktu yang paling pas untuk date. Flora benar-benar senang hari ini.
Anggara tiba-tiba mengirimkannya pesan, mengajaknya untuk berkencan. Tentu saja Flora mengiyakan ajakan Anggara.
Sudah lama ia dan Anggara tidak jalan-jalan bersama seperti ini.
Anggara mengajaknya ke pantai terdekat. Pantai yang sering mereka kunjungi saat sedang jalan-jalan bersama.
"Kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku ke sini?." Tanya Flora basa-basi.
"Nggak apa-apa sih. Cuman pengen ngabisin waktu berdua aja sama kamu," jawab Anggara santai.
Pantai dengan pemandangan sunset yang sangat indah menjadi daya tarik tersendiri untuk Flora.
Mau dia dalam keadaan senang maupun sedih pantai ini adalah tempat terbaik untuk mencurahkan isi hatinya.
Flora tersentak kaget saat tangannya di genggam oleh Anggara secara tiba-tiba. Ia memalingkan wajahnya, mengulum senyum.
"Anggara," panggil Flora pelan. Anggara menoleh ke arah Flora, menaikkan sebelah alisnya, menunggu Flora untuk melanjutkan ucapannya.
"Setelah ini, rencana kamu buat nge hancurin Natasya apa?." Tanya Flora santai.
Anggara mendengus kesal mendengar pertanyaan Flora. Niatnya ingin mengajak Flora untuk nge date malah berakhir membahas nenek lampir macam Natasya.
"Sebenarnya aku ogah bahas Natasya sekarang. Tapi demi kamu nggak apa-apa deh," balas Anggara pasrah.
"Halah lambe mu." Batin Flora mengejek. Ingin rasanya Flora mencabik-cabik wajah tampan Anggara. Dulu aja, yang ngejar siapa, yang sakit siapa.
"Abis ini aku mau langsung bongkar semua bersamaan. Supaya Natasya nggak punya alasan lagi buat ngehindar," jawab Anggara.
Flora hanya mengangguk. Berarti tidak lama lagi ia dan Anggara akan bersatu bukan?.
"Flora," panggil Anggara. Flora menyerjit heran, kenapa Anggara jadi terlihat kaku begini?.
"A-aku i-itu...mmm," Flora masih menunggu Anggara melanjutkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Teen FictionDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...