24 - Gila Kerja

1K 49 0
                                    

How are you today?

Semoga kalian semua tetap sehat yah, jangan lupa ramein, aku update maraton🤭

FLORA berjalan masuk ke dalam rumahnya, langkah lesu Flora membawanya naik ke atas kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FLORA berjalan masuk ke dalam rumahnya, langkah lesu Flora membawanya naik ke atas kamarnya.

Walau tidak mengungkapkan perasaannya pada Anggara, tetap saja ada rasa cemburu, marah, dan sedih melihat Anggara bisa tertawa lepas dengan gadis lain.

Selama ini, Anggara tidak pernah tertawa lepas saat bersama dirinya. Tidak seperti saat bersama Natasya.

Flora menghela langkah menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya setelah seharian bersekolah.

Sebenarnya, jika Flora tidak mengambil kelas musik dan vokal, maka gadis itu tidak akan pulang saat matahari sudah benar-benar akan terbenam.

•Flora•

Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Flora turun dari kamarnya untuk makan malam.

Netranya mendapati sang ayah yang ikut makan malam ini.

"Malam semuanya," sapa Flora berusaha tetap tenang. Tidak ingin membuat sang ibu khawatir jika tau dia mulai merasakan patah hati.

"Malam sayang," balas Riana. Sedangkan, Daddy-nya masih sibuk berkutik dengan iPad nya. Mungkin urusan kantor.

"Malam kak Ora." Prilly dan Naufal ikut membalas sapaan Flora. Flora hanya tersenyum manis mendengar sapaan kedua adiknya.

Keluarga tersebut kini makan bersama. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang saling bertubrukan yang mengisi keheningan makan malam tersebut.

Hingga Arlon memecah keheningan makan malam tersebut.

"Daddy udah selesai. Mau ke ruang kerja dulu, jangan ada yang begadang besok sekolah!." Arlon beranjak dari duduknya.

Ini lah alasan Flora tidak akrab dengan Daddy-nya. Pria paruh baya itu sibuk dengan dunia bisnisnya. Melupakan keluarganya.

Terus menerus bergulat dengan tumpukan kertas. Bukan Flora tidak bersyukur dengan kekayaan yang ia miliki.

Gadis itu hanya ingin kasih sayang Daddy-nya. Saking ingin merasakan kasih sayang itu, Flora sempat berpikir untuk menjual semua saham besar yang Daddy-nya punya.

Tapi, melihat kedua adiknya yang masih membutuhkan fasilitas yang besar seperti sekarang, membuatnya menghapus pikiran gila itu.

Tidak tega juga ia melakukan hal itu, mengingat cerita mendiang neneknya yang menceritakan perjalanan karir Daddy-nya.

Flora ikut beranjak dari meja makan setelah selesai menemani Naufal makan.

F L O R A [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang