My Life Story 3

25.4K 1K 59
                                    

↓↓↓

Seperti hari kemarin, sore itu Dani terlihat sudah rapi dengan pakaiannya. Hari ini adalah hari yang special untuk istrinya, dan sesuai rencana, ia akan pergi ke salah satu mall untuk membeli hadiah ulang tahun.

Tidak seperti orang lain yang mungkin akan merasa bahagia saat orang yang di sayangi merayakan hari lahirnya. Dani merasa sebaliknya, saat pulang dari bekerjanya tadi, kesabarannya kembali harus di uji. Tidak ada satu orangpun dirumah, istrinya benar-benar pergi sesuai perkataannya malam tadi. Dan ia juga yakin, Nada kembali di titipkan pada ibunya. Dani masih mencoba untuk berpikir postive, mungkin saja, dengan ia memberi kado seperti apa yang istrinya mau, Mega akan kembali seperti sebelumnya. Dan itu adalah harapan terbesar Dani sekarang.

Sebelum menuju ke mall tempat ia akan membeli hadiah untuk Mega, Dani memutuskan untuk membawa putrinya, Nada. Sekalian jalan-jalan, pikir Dani.

Beruntungnya, mall yang ia tuju memang tidak terlalu jauh dari tempatnya tinggal. Hanya butuh waktu tidak lebih dari 30 menit untuk sampai dengan berjalan kaki. Dan Dani memang memutuskan berjalan kaki dengan Nada di gendongannya.
Putri semata wayangnya itu terlihat senang, bahkan ia sampai tidak mau di gendong lagi sesaat setelah mereka memasuki mall itu.

Setelah hampir berkeliling 1 jam lamanya, Dani akhirnya menemukan barang yang ia cari. Sempat terbesit perasaan ragu saat ia melihat nominal angka yang harus ia bayar, karena dengan harga semahal itu, ia bisa membayar uang sewa kontrakan untuk 3 bulan kedepan. Tapi ia cepat membuang rasa ragunya, melihat harapan baik untuk istrinya di depan sana, uang sebesar itu masih bisa ia cari lagi nanti.

Hari sudah malam saat kedua ayah dan anak itu keluar dari tempat mereka berbelanja. Dani juga menyempatkan untuk membelikan putrinya itu es krim sebagai hadiah.

Dengan langkah mantap dan senyum bahagia, Dani akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke rumah. Tangan kirinya menenteng sebuah paperbag, sedangkan tangan kanannya meraih tangan mungil Nada yang ikut berjalan di sampingnya. Gadis kecil itu masih terlihat sibuk menikmati es krim pemberian ayahnya. Tangan Nada yang sudah terlihat kotor karena es krim yang mulai mencair tidak membuat langkah mereka terhenti, Dani ingin sekali cepat tiba di rumah dan segara membungkus barang yang ia beli dengan kertas kado. Ia juga sudah mempersiapkan kata-kata yang akan ia sampaikan pada istrinya itu nanti.

Jalan masih terlihat cukup ramai karena jam masih menunjukan pukul 8, dan ia harus hati-hati karena Nada masih mau tetap berjalan bersamanya.

"Nada mau jalan aja sampai rumah biar papa ngga cape gendong Nada" ucap gadis kecil itu dengan begitu polosnya.

Dani yang mendengarnya terlihat hanya tersenyum, nyawa keduanya itu tumbuh begitu cepat. Ia merasa baru mempunyai anak belum lama ini, dan sekarang usianya sudah menginjak 5 tahun. Langkah demi langkah Dani dan putrinya masih terus menelusuri sebuah trotoar jalan raya menuju rumah, hingga akhirnya mereka tiba di depan sebuah gedung.

Itu adalah sebuah bangunan hotel bintang 5, sangat mewah, dan Dani tidak sedikitpun membayangkan akan mampu tidur di salah satu kamarnya suatu hari nanti. Jauh, bayangan itu masih terlalu jauh dari kehidupan nyatanya sekarang.

"Bener kamu ngga mau papa gendong, masih jauh loh rumah kita. ?" tanya Dani saat sadar putrinya itu terlihat lelah.

"Ngga mau pa, Nada kan kuat, Nada kan...."

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang