Ayah | Dendam ll {5}

44.5K 1.2K 16
                                    

Ngga nyangka udah part 5, kemungkinan nanti part 6 end ya.

Ini aja udah kebanyakan part, tadinya mau bikin 3 atau 4 part aja.

↓↓↓


Arumi terlihat duduk gelisah di meja rias kamarnya malam itu. Sesekali, ia melirik ke arah ranjang tempat Alena terlelap. Putrinya itu terlihat letih, itu karena ia baru saja pulang dari salah satu mall paling terkenal di Jakarta sore tadi. Selain untuk membeli beberapa kebutuhannya sendiri, Arumi juga sekaligus membawa Alena untuk sekedar jalan-jalan. Itu juga berkat saran dari Hendra, ia hanya takut putrinya itu akan bosan atau tidak nyaman jika terus berada di rumah.

Hal yang membuat ia hingga pukul 1 dini hari itu masih terjaga adalah, kejadian saat ia tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan pakaian di mall sore tadi.
Arumi beberapa kali mengecek ponselnya dan masuk ke menu galeri foto. Ia yakin, kamera ponselnya tidak akan salah untuk menangkap gambar siapa dua sosok yang terlihat di layar itu.

Satu sosok pria dengan dengan baju warna hitam tengah menggandeng mesra tangan seorang wanita.
Dan...yah, Arumi kenal dengan siapa sosok wanita itu. Dia adalah Siska, tapi siapa pria yang tengah bersamanya itu.?
Di satu sisi, Arumi sama sekali sudah tidak ingin lagi berurusan dengan wanita itu dalam hal apapun. Tapi di sisi lain, ia tidak ingin wanita itu kembali membuat kacau keluarganya. Karena bagaimanapun suatu saat nanti, mau atau tidak, menerima atau menolak, wanita itu akan menjadi menantunya.

Hendra, Arumi butuh suaminya sekarang.
Arumi kembali meraih ponselnya, lalu masuk ke menu pesan dan mengetik kalimat pada Hendra untuk menemuinya di salah satu ruangan.
Ruangan yang biasanya di gunakan Hendra untuk bekerja saat di rumah itu berada tepat di sebelah kamar yang di tempati Arumi dan Alena. Dan ruangan itu pula adalah ruangan yang selama ini menjadi tempat rahasianya bersama Hendra untuk menghabiskan waktu bersama.

Setelah beberapa saat, Hendra terlihat memasuki ruangan itu, lalu tersenyum saat melihat Arumi sudah berada di sana menunggunya.

"Sudah malam, kenapa kamu belum tidur.?"

Hendra mengelus bahu Arumi lembut, tapi terlihat heran saat menatap istrinya itu yang terlihat berbeda dari biasanya.

"Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan sama kamu"

"Apa.? Serius banget kayaknya"

Arumi kembali menghidupkan layar ponselnya, lalu menunjukan foto yang ia ambil saat di mall sore tadi.

"Siska.?" tanya Hendra terlihat terkejut.

Arumi mengangguk.

"Terus siapa pria ini.?"

"Ini yang mau aku omongin sama kamu. Kamu bisa tolong cari tau siapa pria di foto ini.?"

"Kamu dapat foto ini dari mana.?"

Arumi menarik napas dalam, ia mencoba menceritakan semua tentang foto itu. Mulai dari gelagat Siska dan pria yang jika di sebut teman itu tidak mungkin, tapi di sebut saudara juga sangat tidak masuk akal.
Arumi berani berkata seperti itu karena Arumi yakin, dari pembicaraan keduanya yang sempat ia dengar sekilas, dan cara mereka berinteraksi lebih pantas di sebut pasangan.

"Kamu yakin.?" tanya Hendra untuk lebih menyakinkan apa yang baru saja ia dengar dari istrinya itu.

Arumi terlihat kembali mengangguk.

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang