Ayah | Dendam ll {6}

40.3K 1.3K 46
                                    

Wowww...

Baru dua seri dan 9 part, tapi kalian udah kasih 11k view, +700 vote dan +150 komen.

Kita ada di rank 4 #cerita loh, dan itu hanya dalam waktu 1 minggu, wah luar biasa.

Tepuk tangan buat kalian 👏

Jadi pengen nangis, hiks 😭

Maklumin ya gaes, penulis amatir soalnya 😁

Tapi Author bener-bener harus angkat topi buat kalian semua, terima kasih banyak.

↓↓↓

"Ada yang perlu aku bicarakan sama kamu Arumi"

Suara dari seseorang yang tidak asing di telinga Arumi itu membuat kegiatan mencuci piringnya sedikit terganggu. Ia heran, pria yang sudah terlihat rapi dengan stelan pakaian kerjanya itu masih berada di rumah saat jam hampir siang.

"Apa...?" Jawab Arumi singkat, wanita itu masih belum teralihakan dari kegitannya.

"Soal yang kemarin"

"Yang mana, aku merasa kita ngga pernah membicarakan hal yang penting sebelumnya"

Sedikit terkejut, Bagas terlihat memaksa tubuh Arumi untuk berbalik ke arahnya dengan tangan yang masih basah dan berbusa.

"Apa, ajakan ku kemarin kamu bilang ngga penting.?"

Arumi mengangguk, ia terlihat menyingkirkan tangan Bagas yang masih berada di bahunya perlahan. Lalu kembali berbalik dan membersihkan tangannya dari busa sabun.

"Apa aku harus menganggap itu penting.?"

Bagas diam, ia terlihat tersenyum tapi dengan ekspresi yang cukup aneh dari belakang tubuh Arumi.
Seolah baru saja menyadari sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan.

"Kamu mempermainkan ku.? Katakan, apa sebenarnya maksud kamu kembali ke sini sekarang.?" tanya Bagas dengan suara yang terdengar cukup berbeda dari sebelumnya. Dingin dan penuh penekanan.

"Banyak, salah satunya bertemu kamu dan Siska"

"Tepat di hari pertunangan kami.? Kamu mau merusak hubunganku dengan Siska.?"

Suara Bagas terdengar semakin keras dan meninggi, dan wajahnya sudah terlihat kesal.

Arumi tersenyum, kali ini ia benar-benar berhenti dari kegiatannya mencuci piring lalu berbalik menghadap Bagas.

"Bukannya bagus, mantan istri datang di hari pertunangan mantan suami dan selingkuhannya. Lagian, kamu sendiri yang bilang mau batalin pertunangan kalian"

"Bullshit sama semua yang kamu bicarakan itu, kamu mau balas dendam sama kami, hah.?"

Bagas mendekat ke arah Arumi, matanya terlihat menatap tajam dan bibirnya bergetar menahan kesal.

"Mungkin..." jawab Arumi santai. Wanita itu hendak kembali berbalik, tapi Bagas menahan tubuhnya.

"Apa yang kamu rencanakan.? Kamu bisa melakuakan apapun sama aku, tapi jangan pernah bawa Siska ke masalah ini, ngerti.?"

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang