My Life Story 6

20.6K 918 38
                                    

Wah...

Duren nih duren 😂

Mau di bikin serius ngga nih sama Sasha.?
Apa Sasha nya di bikin cameo aja, jadi ntar lebih fokus sama Dani dan Mega lagi.

↓↓↓

Menunggu adalah sesuatu hal yang paling membosankan, begitu juga yang di rasakan Dani dan Sasha. Komunikasi yang jarang dan kejadian memalukan yang baru saja mereka alami itu membuat keduanya lebih banyak diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

Memang benar, Dani adalah orang yang menemukan jasa guru les Sasha untuk anaknya. Dan hanya sebatas itu, tidak ada hal yang bisa di sangkutpautkan lagi antara keduanya. Dani dengan kesibukan dan semua pekerjaannya, dan Sasha dengan semua kegiatan kesehariannya. Mereka hanya berkomunikasi lewat pesan, itu juga hanya saat membahas tentang bayaran Sasha.

Tidak heran jika mereka merasa asing satu sama lain.

"Kamu ngga papa.?" tanya Dani saat melihat Sasha celingukan mencari sesuatu.

"Iya pak, saya haus"

Sudah lebih dari satu jam menunggu tanpa melakukan apapun membuat tenggorokan Sasha terasa kering.

"Tunggu sebentar"

Dani beranjak dari tempatnya duduk, lalu melangkah menuju ranjang. Ia mengambil sebuah botol minum miliknya yang terletak di atas meja nakas, lalu memberikannya pada Sasha.

"Maaf tinggal sedikit, kamu habisin aja ngga papa"

Dani memang selalu menyipakan botol air minum di kamarnya, hanya untuk jaga-jaga kalau dia haus saat tengah malam. Dan tidak beruntungnya, air yang tersisa di botol itu hanya tinggal sedikit saja.

"Terimakasih"

Ucap Sasha lalu segera meneguk air dari botol yang di berikan Dani. Mungkin karena terlalu haus dan terburu-buru, air yang hanya tersisa satu tegukan itu malah membuat Sasha tersedak. Ia terbatuk hingga membuat air yang sudah mulai memasuki tenggorokannya kembali keluar.

"Pelan-pelan, saya ngga minta kok"

Dani terlihat memberi Sasha tisu, dan mengambil beberapa lembar untuknya sendiri. Ia terlihat membersihkan lantai, sedangkan Sasha sibuk membersihkan tubuhnya sendiri.

Fokus keduanya sedikit teralihkan saat samar-samar terdengar suara dari arah pintu kamar. Dan beberapa detik setelahnya, satu sosok muncul dari balik pintu, dan wajahnya terlihat heran.

"Kak Sasha ngapain di kamar papa.?" tanya Nada seolah tidak tau apapun yang sudah terjadi.

Dani yang melihat putrinya berdiri di depan sana dan terlihat seolah tidak bersalah merasa sedikitpun terlihat kesal. Ia lalu berjalan mendekat dengan wajah garang, membuat Nada terlihat menciut dan rasa bersalahnya datang.

"Maaf pa, tadi Nada cuma..."

Suara Nada yang terdengar lemah karena merasa bersalah itu tiba-tiba saja hilang, dan berganti dengan sebuah teriakan saat Dani dengan cepat mengangkat tubuhnya ke bahu. Dani membawa Nada ke arah ranjang, lalu menjatuhkannya di sana dan menyerang tubuh putrinya itu dengan semua jarinya.

Nada tertawa, selain karena geli, ia juga senang ternyata ayahnya tidak marah padanya.

"Nakal kamu ya"

Belum puas, setelah memberi jeda untuk bernapas, Dani terlihat kembali menyerang dengan jarinya seolah ingin memberi putrinya itu sebuah hukuman.

"Iya pa, ampun. Nada ngga lagi-lagi"

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang