Ayah | Dendam ll {3}

53.7K 1.2K 76
                                    

Yuhuu part tiga nih, siap-siap buat yang hot ya 😂

Oh iya mau tanya dong, kira-kira klean mau dibikin ending gimana nih buat nasibnya Bagas.?

Balikan lagi sama Arumi.? Menikah dan bahagia sama Siska.? Atau menikah sama Siska dan Arumi jadi istri kedua.?

"Lo nanya apa cari ribut bang.?"

Gitu kan pasti respon klean.

↓↓↓


Siang itu, Arumi terlihat sibuk dengan kegiatannya di dapur. Jam yang sudah hampir menunjukan pukul 11 itu membuat ia melakukan segalanya dengan tergesa-gesa. Maklum saja, sesuai janjinya pada Hendra tadi malam, ia akan membuatkannya menu makan siang dan akan mengantarnya ke tempat kerja Hendra. Dan ia harus selesai sebelum pukul 12.

Walaupun semua orang menganggap apa yang ia lakuakan adalah sebagai bentuk anak melayani ayah mertuanya, tapi dari hatinya yang paling dalam, ia melakuakan tugasnya itu sebagai seorang istri yang melayani suaminya.

Benar atau salah, hanya dua kata itu yang selalu menggaggunya sejak ia memutuskan untuk menerima ajakan menikah dari Hendra dua tahun lalu. Jika benar, ia hanya menginginkan satu hal, kebahagiaan. Dan jika salah, apakah ia harus menyalahkan hatinya.? Karena ia hanya melakukan apa yang ia rasakan selama ini.

Dengan langkah yang terasa ringan, Arumi berjalan memasuki sebuah gedung perkantoran. Ia terlihat begitu bersemangat, senyumnya terlihat indah terukir di wajahnya yang cantik.

Tubuhnya yang tidak terlalu berisi dan terkesan mungil, sangat cocok dengan busananya siang itu. Ia mengenakan baju tanpa lengan, kulit bagian bahu dan sedikit dadanya yang masih sangat kencang dan mulus itu benar-benar membuat orang tidak akan menyangka jika wanita itu adalah seorang ibu dari anak berusia dua tahun.

Sedangkan untuk bawahannya, Arumi mengenakan rok model flare selutut. Membuat kombinasi yang menciptakan kesan anggun dan begitu feminim. Mungkin jika Arumi mengenalkan dirinya dengan usia 19 tahun saat itu juga, sudah pasti semua orang akan mempercayainya begitu saja.

Tidak terlalu sulit bagi Arumi memasuki gedung perkantoran itu, karena dulu saat masih menjadi istri Bagas, ia sering datang ketempat itu untuk mengantar makanan atau hanya sekedar singgah sebentar saja. Sifatnya yang ramah dan tidak sombong membuat beberapa penjaga masih sangat mengenalnya, walaupun mereka salah mengira tujuannya ada disana sekarang berbeda dengan tujuannya yang dulu.

Arumi segera menuju tempat dimana ia bisa menemui suaminya tanpa harus bertanya terlebih dahulu, ia hanya harus mengingat tujuannya ke sana bukan ke tempat Bagas, melainkan Hendra.

Arumi terlihat mengetuk pintu ruangan Hendra, lalu mendorongnya pelan saat terdengar suara dari dalam yang mengijinkannya masuk. Ia tersenyum, Hendra terlihat sudah berdiri di sana menunggunya.
Sedikit merasa bersalah karena sadar ia sudah terlambat.

"Maaf telat" ucap Arumi lalu meletakan kotak makan di atas meja.

Ia berjalan mendekat ke arah Hendra dan kembali tersenyum. Tapi pria itu masih tetap diam pada tempatnya berdiri, ia hanya menatap Arumi tanpa bersuara.

"Kamu marah karena aku datang terlambat.?"

Hendra menggeleng.

"Terus.?"

Dengan satu gerakan, Hendra berhasil merengkuh tubuh Arumi dalam pelukannya.

"Aku ngga nyangka kamu datang bawa makan siang hari ini, kirain lupa sama janjinya"

Tapi respon berbeda justru terlihat dari Arumi saat ia malah mencoba melepas pelukan suaminya itu, dan membuat Hendra heran.

"Kenapa.?"

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang