My Life Story 5

21.9K 1K 39
                                    

Paham dong ya siapa calon yang di siapkan Nada buat ayahnya ini...

Sampe di bela-belain di kurung berdua di kamar, terus di tinggal belanja. 😂

Uwuuu sekali emang si Nada ini. 😊

Pi pip pi pip calon bunda.

Asik... 😂

↓↓↓

"Emang barang yang kamu cari itu apa Nad.?"

Masih dengan gerakan halus, Sasha terlihat kembali melanjutkan langkahnya semakin mendekat ke arah lemari.

"Lemari ini.?"

Sasha yang memang memfokuskan otaknya pada lemari dan matanya awas mengintai semua sudut kamar itu sama sekali belum menyadarai dia sudah di tinggal sendiri sekarang.

"Nad...?"

Tidak ada sahutan.

"Nada... ?"

Penasaran, Sasha akhirnya membalik badan. Ia seketika terkejut saat sadar tidak ada seorangpun disana.
Dan saat melihat pintu itu sudah tertutup, wanita itu terlihat panik. Ia segera berlari menuju pintu dengan berjinjit, dan berharap tidak menciptakan suara berlebihan.

Perlahan, Sasha memutar gagang pintu kamar itu. Tapi saat ia tarik, tidak ada sedikitpun gerakan terbuka.

"Nad, buka pintunya. Nada..."

Kembali, Sasha tidak mendapat sahutan. Wanita itu mencoba kembali menarik gagang pintu, dan kali ini sedikit kuat. Tapi sama sekali tidak bisa terbuka.
Ingin sekali Sasha menggedor pintu itu atau berteriak keras, tapi tidak bisa. Ini bukan rumahnya, yang ada, ia benar-benar akan di sangka maling saat itu juga.

Kesal karena pintu itu tidak bisa di buka, gerakan Sasha tiba-tiba saja terhenti saat ia mendengar sebuah pintu lain terbuka. Dan ia yakin, suara itu berasal dari arah belakang tubuhnya.
Panik, Sasha terlihat berlari ke arah ranjang lalu duduk di samping ranjang itu seolah tengah bersembunyi.

Sasha kembali berdiri saat sadar tempat sembunyinya itu tidaklah aman. Ia berlari ke arah pintu dan terlihat semakin panik, mencoba membuka pintu itu kembali tapi sia-sia.
Dan sepersekian detik setelahnya, ia akhirnya memutuskan berlari menuju lemari tempat di mana Nada tadi menunjuk untuk mencari barangnya.

Dengan cukup tergesa-gesa, Sasha membuka lemari itu dan tanpa ragu masuk ke dalamnya. Ia tutupi tubuhnya dengan pakaian-pakaian yang tergantung di sana, berharap siapapun orang itu tidak akan menemukan keberadaannya di sana.

Sedangakan dari tempat lain, Dani baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tubuh dan rambutnya yang basah menandakan ia baru saja selesai membersihkan diri.
Dengan langkah santai, Dani berjalan ke arah cermin lalu berdiri di depannya. Menatap tubuhnya sendiri yang setengah telanjang itu membuat ia tersenyum bangga, tidak sia-sia kerja kerasnya dalam berolahraga.

"Perfect..." ucapnya dalam hati.

Meninggalkan cermin yang sudah membantunya bangga akan dirinya sendiri itu, Dani kembali melangkah menuju lemari bajunya.
Hari ini adalah hari minggu, Dani biasa berpakaian santai saat tengah berada di rumah.

Sebelum benar-benar membuka lemari pakaiannya, gerakan Dani terhenti saat suara ponsel tiba-tiba saja mengambil alih fokusnya.
Ia berjalan menjauh, lalu meraih ponselnya dan menerima panggilan.

CERPEN [dewasa] 21+ llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang