Kartu AS II

952 143 11
                                    

Jangan Lupa Vote Ya😄
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











Sakura kini menatap horor majalan kampus yang kini tengah ia pegang dengan tangan yang bergetar. Ia merasa sangat sesak saat ini, bahkan air mata sudah berkumpul disudut matanya. Sakura pun segera mengembalikan majalah itu kepada Karin kemudian segera mengusap sudut matanya yang sudah berair sebelum membuat alasan kepada teman-temannya jika ia harus menemui dosen agar ia dapat segera pergi dari sana.

Sementara Ino, Hinata, Karin dan Temari masih menatap tidak percaya pada foto-foto dan berita utama pada majalah kampus mereka pagi ini. Dengan emosi yang menggebu-gebu Ino langsung menyobek-nyobek majalah itu kemudian membuangnya ketempat sampah sambil berulang kali mengumpat.

"bajingan, sialan!!!" umpat Ino murka

"I...Ino...tidak baik mengumpat" cicit Hinata

"dia pantas mendapat yang lebih dari itu Hinata"

"aku setuju dengan Temari. Uchiha itu pantas mendapat cacian yang lebih dari itu. Aku tidak menyangka jika dibalik sikap dinginnya itu ternyata dia seorang bajingan!" ucap Karin sambil berdecak pinggang

"walau dingin tapi dia tetaplah seorang pria. Tentu dia akan tergoda dengan wanita, apalagi kita tau jika Sasuke memiliki banyak penggemar dimana-mana. Bahkan tidak hanya berasal dari kampus ini, orang-orang dari luar pun banyak yang mengejar Sasuke" ucap Temari sambil mendudukan diri di kursi taman kampus

"Sakura pasti sangat sedih" ucap Hinata khawatir

"apa sebaiknya kita mencari Sakura" lanjutnya

"tidak untuk sekarang Hinata. Sakura saat ini pasti membutuhkan waktu sendiri, biarkan dia menenangkan dirinya" ucap Karin

"lebih baik kita cari Sasuke!! Aku sudah tidak sabar untuk mencakar wajah polosnya itu!!!" ucap Ino sambil mengepalkan tangan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sakura kini berjalan dengan tergesah menuju toilet fakultas kedokteran. Untungnya kondisi toilet sedang sangat sepi saat ini. Sakura dengan cepat menuju washtafel dan beralih menatap wajahnya yang memerah pada cermin. Tanpa dikomando kini bulir-bulir air mata mengalir melewati pipinya yang kemerahan. Sakura saat ini hanya bisa menggigit bibirnya untuk meredam suara isak nya sambil meremas pakaiannnya akibat rasa sesak yang tengah ia rasakan saat ini.

"sakit sekali Sasuke. Kenapa mencintaimu harus sesakit ini" batin Sakura
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ino kini menatap nanar pada siluet dua orang yang sudah ia cari-cari sejak tadi. Ino sudah akan berlari menuju kedua orang itu jika saja tangannya tidak ditahan oleh Hinata.

"kenapa kau menghentikan ku Hinata?"

"I...Ino...sabar Ino. Kurasa tidak tepat jika kau memarahi Sasuke"

"apa maksudmu??" Ino seketika menatap sinis Hinata

"kau membelanya?" lanjut Ino dan mendapat gelengan dari Hinata

"Walau kita tidak menyukainya tapi kurasa kita tidak bisa memarahi Sasuke karena kita tidak memiliki hak untuk marah. Lagi pula Sakura dan Sasuke tidak memiliki hubungan apa-apa, jadi Sasuke berhak untuk bersama siapapun" cicit Hinata

"ya....yang dikatakan Hinata memang benar. Jika kita memarahi Sasuke kita malah akan mempermalukan Sakura, orang-orang akan berfikit yang tidak-tidak tentang Sakura" ucap Temari

"jadi apa kita harus diam saja??? Jidat terluka karena si brengsek itu dan kita semua tau jika Sasuke juga mencintai Sakura" ucap Ino kesal

"hubungan mereka sangat membingungkan. Sakura tidak pernah jujur soal perasaannya pada Sasuke, walau kepada kita sahabatnya sekalipun dan Sasuke yang mencintai Sakura tapi tidak melakukan kemajuan apapun" Karin hanya bisa geleng-geleng saat menyadari rumitnya hubungan antara Sakura dan Sasuke

The MovieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang