Helaan napas Rini terdengar berat. Pagi ini ia harus ikut dalam tim make-up. Namun, sisi lain ia sudah janji akan menemui Taeyong sebelum sarapan.
Kayaknya harus bilang. Rini mulai mengetikkan sebuah pesan singkat untuk Taeyong. Ia menyesal karena sudah menjanjikan sesuatu. Namun, ia justru tak bisa menepatinya. Ia lupa jika ia harus mengurus NCT dream yang akan melakukan comeback mereka.
"Rin, kau sedang apa di sini?" Sol-ah membawa sekotak make-up bersamanya. Ia lantas memberikan sebuah paper bag pada Rini. "Kau harus sarapan dulu."
Rini membuka paper bag itu, mengernyit saat mendapati sebuah kotak makan di dalam sana. Namun, yang ia raih pertama kali bukanlah kotak makan tersebut. Melainkan sepucuk surat yang ada di sana.
Ini sebagai ucapan terimakasihku. Aku lupa soal jadwalmu. Maaf karena membuatmu harus berjanji.
Rini tersenyum. Ia sangat tahu jika Taeyong memang sengaja melakukan ini. Ia harap kondisi pria itu semakin membaik setelah segalanya berantakan kemarin.
"Kau masih akan di sini?" Suara itu sontak membuat Rini membungkukan tubuhnya kemudian berlari. Hal ini tentu saja membuat Mark mengernyit.
"Eh? Kenapa dia malah berlari? Apa suaraku terdengar menakutkan?"
*
*
*Setelah sebelumnya terkena CTS, Rini memutuskan untuk menjaga tangannya. Ia tak mungkin jika harus melukai tangannya lagi.
"Selesai." Rini memastikan jika make-up yang ia aplikasikan tak berantakan. Ia cukup bangga dengan kemampuannya yang sedikit demi sedikit meningkat. Ia rasa, usahanya untuk belajar tak sia-sia. Apalagi Sol-ah selalu membantunya dengan senang hati.
Rini beristirahat setelah ia mengaplikasikan make-up pada member terakhir. Ia bersyukur karena semuanya berjalan dengan cepat hari ini. Ah, tidak. Pekerjaannya akan bertambah saat para member tak bisa duduk diam atau setelah pengambilan gambar.
Aksa
[Rin, kapan kamu libur?]RinRin
[Akhir taun mungkin. Kenapa? Mau ngajak liburan?]Aksa
[Ge er kamu]
[Bela gak mau liburan]
[Katanya udah punya acara sendiri]
[Aku udah terlanjur pesen tiket]RinRin
[WAAH? Sejak kapan kamu punya uang banyak?]Aksa
[Gak sadar ya? Dari dulu kali]RinRin
[Tergantung. Gimana nanti aja]
[Gak bisa janji]Rini kini beralih ke roomchat yang lain. Bermain ponsel nampaknya cukup ampuh untuk mengusir rasa bosannya selama menunggu saatnya ia bertugas.
Mama
[Rin, bulan ini uangnya gak usah ditransfer ya?]
[Yang ini masih ada]
[Buat kamu aja]RinRin
[Kenapa?]
[Entar Rin transfer sore]Rini tahu jika Ibunya adalah seorang pembohong yang handal. Ia sangat tahu jika sang Ibu melakukan ini agar Rini juga bisa bersenang-senang. Namun, Rini merasa tak ingin melakukan itu. Ia ingin segala kebutuhan sang Ibu dan Adiknya terpenuhi. Lagipula ia tak merasa keberatan jika harus mendapat bagian sedikit dari gajinya. Yang terpenting adalah ia masih bisa makan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best part
Fanfiction"Terimakasih karena sudah menjadi bagian terbaik dalam kisah hidupku." Kisah seorang gadis yang sebelumnya bukanlah seorang K-popers yang menjelma sebagai make-up artist di salah satu agensi ternama di Korea Selatan. Awalnya dia tak begitu menyukai...