#26 I Like You

145 18 18
                                        

Rini masih belum bisa memejamkan matanya. Komentar jahat pada Taeyong sungguh seperti air yang mengalir deras. Padahal rumor itu sama sekali tak benar.

Apa salahnya pacaran? Kenapa semua orang benci banget sama Taeyong sih? Padahal dia baik. Secara tak sadar, Rini meremat selimut miliknya. Ia ingin bertanya pada Sol-ah. Namun, ia urungkan karena teman sekamarnya itu sudah tidur sangat lelap. Bahkan Rini bisa mendengar dengkurannya.







Taeyong benar-benar tak bisa tidur malam ini. Teror dari sasaeng member lain, membuat dirinya harus sibuk mengurusnya. Ditambah lagi dengan sasaeng-nya yang semakin berani dengan masuk ke dorm.

Sebenarnya Taeyong ingin sekali tinggal di apartemennya untuk menghindari sesuatu yang buruk terjadi pada member lainnya. Namun, Doyoung terus menahannya agar tetap berada di dorm.

Taeyong menoleh saat seseorang menyelimutinya dengan jaket.

"Hyung, ini sudah malam. Kau bisa masuk angin jika terus duduk di situ dengan kaos pendek." Jaehyun kemudian duduk tepat di hadapan Taeyong. Ia sungguh tak tahu kenapa leader-nya ini benar-benar tangguh. "Ah ya, apa lukanya sudah diobati?"

"Luka?"

"Saat kau menahan sasaeng tadi."

Taeyong secara refleks melihat telapak tangannya yang masih berdarah. Ia kemudian tersenyum dan menunjukannya pada Jaehyun. "Maksudmu ini? Tenang saja. Ini tidak sakit."

"Doyoung Hyung bilang kau tidak mau mengobatinya. Apa kau menunggu Rin?" tanya Jaehyun, membuat Taeyong segera menatap ke arah lain.

"A-aniyo. Kenapa aku harus menunggunya?"

Jaehyun hanya tersenyum. Ia sangat mengerti jika Taeyong menunggu kehadiran gadis itu. Bahkan saat makan malam, Taeyong meminta yang lainnya untuk makan duluan sedangkan pria Lee itu terus menunggu kedatangan Rini. Namun sayang, Rini tak bisa hadir karena pekerjaannya.

"Itu artinya aku boleh mengobati ini?"

"Tidak perlu. Lagipula lukanya sudah kering."

"Tidak ada penolakan." Jaehyun merasa sangat perlu untuk memaksa. Lagipula Taeyong sudah melindungi seisi dorm tadi. Mungkin jika Taeyong tak ada, sasaeng itu akan berhasil mendapat hal-hal pribadi milik para penghuni dorm.

*
*
*

Rini tersenyum sambil meregangkan otot-otot tubuhnya. Ia merasa senang karena hari ini adalah akhir pekan--hari di mana ia bisa menikmati waktunya dengan bebas. Bagaimana tidak? Pada akhir pekan, para staf sudah pasti mendapat jatah libur mereka setelah selama hampir seminggu mereka bekerja selama sehari penuh.

"Selamat pagi, Sol-ah."

Sol-ah yang saat ini tengah mengoleskan krim di wajahnya setelah menggulung rambutnya dengan handuk, hanya bisa menatap heran Rini yang tampak sangat senang.

"Apa dia baru saja dapat lotre?" gumamnya yang kemudian memutuskan untuk mengedikan bahunya. "Siapa peduli?"

Wajar saja hari ini Rini sangat bahagia. Pasalnya, ia tak perlu menahan kekesalannya setiap kali berpapasan dengan Seyeon. Setidaknya ia bisa beristirahat dari menambah dosa dalam hatinya selama 2 hari.

"Seenggaknya bisa hidup tenang untuk 2 hari," gumamnya sambil melangkah ke dalam kamar mandi.

*
*
*

Taeyong
[Palli....]
[Putar tubuhmu ke sebelah kiri]
[Astaga, kenapa kau tidak melihatku?]

Rini hanya tersenyum kikuk saat ia tak bisa menemukan pria Lee itu. Masalahnya, sejak tadi ia sudah melakukan apa yang Taeyong minta. Namun, tetap saja ia tak bisa menemukan Taeyong.

Sebenarnya bukan hanya karena hari libur saja yang membuat Rini sangat senang. Melainkan janji temu dengan Taeyong yang menjadi alasan utama kebahagiaannya hari ini. Lagipula, Sol-ah pergi berkencan dengan Wooseok sehingga ia tak bisa menolak ajakan Taeyong untuk pergi keluar.

Rini hampir berteriak saat seseorang menariknya. Namun, ia bernapas lega saat yang melakukannya adalah Taeyong.

"Pantas saja aku kesulitan menemukanmu." Rini menahan tawa karena penampilan Taeyong saat ini. Pria itu terlalu berniat dengan menyamar sebagai petugas keamanan dengan pakaian hitam yang lengkap.

"Hari ini aku tidak akan mengajakmu jalan-jalan."

"Kenapa?" Rini cukup kecewa karena Taeyong mengatakan bahwa ia ingin jalan-jalan.

"Kau mau jadi pusat perhatian? Ah ... Apa kau ingin berita kencanku kembali rilis? Kita bisa jalan-jalan jika kau mau itu terjadi." Taeyong nampak santai sambil mengatakan ancaman tersebut. Sedangkan Rini hanya bisa menghela napasnya. Ia sudah membayangkan akan semenyenangkan apa jika ia bisa jalan-jalan untuk berburu street food. Namun, ia sadar siapa Taeyong.

Bicara soal street food, Rini jadi ingat pada Aksa. Ia masih ingat saat Aksa membayarkan makanan yang ia beli saat itu. Bahkan Aksa sampai ikut perlombaan makan ayam agar bisa makan gratis.

Secara tak sadar, Rini tersenyum karena kenangan manis itu. Ah, ia bahkan tak mengerti kenapa tiba-tiba saja ia merindukan Aksa.

"Kau baik-baik saja?"

Rini tergagap saat dirinya tertangkap basah larut dalam pikirannya sendiri. "A-aku baik-baik saja."

Taeyong tersenyum saat dirinya bisa berada di tengah banyak orang tanpa memikirkan apapun. Dengan penyamaran penuh, ia bisa berjalan dengan tenang bahkan saat Rini bersamanya. Ia tak pernah tahu jika dunia entertainmen benar-benar kejam. Ia hanya tahu jika bernyanyi, membuat musik dan tampil di hadapan penggemarnya adalah hal paling membahagiakan untuknya.

"Kau tahu? Aku sangat jarang seperti ini. Aku lebih suka diam di dorm."

"Kau jarang keluar?"

"Aku selalu takut orang-orang akan membenciku." Taeyong kini menatap Rini. "Aku takut jika komentar negatif itu terdengar langsung oleh telingaku."

"Aku rasa mereka tidak akan sekejam itu."

Taeyong tersenyum miris dengan pikiran positif Rini yang tak pernah bisa ia miliki. "Andai aku bisa berpikir seperti itu, mungkin aku selalu jalan-jalan."

"Kau tidak pernah mendengar komentar negatifnya secara langsung 'kan?"

"Tidak. Hanya saja, aku sering mendengar orang-orang membicarakanku. Kau tahu?" Taeyong cukup untuk membuat Rini terkejut dengan menggenggam tangannya. "Selama ini aku tidak pernah bisa benar-benar marah pada orang yang menyakitiku. Aku sering kesal saat pelatih membedakanku dengan trainee lain, tapi aku selalu bersyukur karena hal itu aku sangat kuat."

"Taeyong-ssi, seberat apapun hari-hari yang kau jalani, kau harus ingat jika kau tidak sendiri. Ada orang-orang yang sangat menyayangimu. Jika kau bingung ingin menceritakannya pada siapa, kau bisa hubungi aku."

"Apa kau yakin?"

Rini mengangguk yakin. "Asalkan kau tidak mencoba mengakhiri hidupmu lagi."

"Sungguh? Gomawo."

Rini hanya membeku saat Taeyong memeluknya dengan senang hati. Bahkan pria Lee itu sampai melompat-lompat seperti anak kecil. Sungguh, ini sangat jauh dengan sikap Taeyong yang biasanya terlihat. Ia tak menyangka jika Taeyong bisa sangat menggemaskan seperti saat ini.

Rin-ah, aku tidak tahu soal apa yang kau rasakan. Yang kutahu, aku mulai nyaman dengan sikapmu. Aku sangat menyukaimu.





TBC🖤

9 Jan 2021

Ini tglnya masih yg aku ketik sebelumnya gpp kan?😂😂

Best partTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang