#24 Haruskah Aku Menjauh?

172 22 14
                                    

"Tolong ambilkan air."

Doyoung mengangguk lalu berlari menuju dapur. Kondisi Taeyong benar-benar mengkhawatirkan andai Rini tak datang tepat waktu.

Sebenarnya ini ditentang oleh manager mereka. Namun, permohonan dari Haechan dan juga Doyoung, membuat Rini bisa dengan mudah masuk ke dalam dorm tersebut.

"Tolong handuk kering juga."

"Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Taeil yang kemudian mendapat anggukan dari Rini.

Ia menatap Taeyong yang masih memejamkan matanya. Andai mereka terlambat satu detik saja, nyawa Taeyong mungkin tak akan bisa terselamatkan. Apalagi Taeyong menenggelamkan dirinya sendiri pada bath tub.

"Aku rasa seseorang harus mengganti bajunya. Dia akan kedinginan jika seperti ini." Tatapan Rini kemudian bertemu dengan Johnny. "Boleh aku minta tolong padamu?"

"Tentu saja. Bawa dia ke kamar, aku yang akan mengganti pakaiannya."

Member lain membantu Johnny menggendong Taeyong ke kamarnya. Ya, mereka sangat tahu soal tekanan demi tekanan yang Taeyong terima sebagai seorang leader. Itulah kenapa mereka saling bantu untuk mengurus Taeyong.

"Kau--"

Rini yang tengah menggigiti kukunya sambil berjalan gelisah, segera terperanjat saat seseorang menegurnya. "Ish, bisakah kau tidak membuatku terkejut?"

"Mian, aku hanya ingin bertanya kenapa kau bisa kemari?"

"Aku mendengar soal berita Taeyong-ssi. Lalu aku berniat menghiburnya dengan mengirimkan makanan." Rini tergagap saat Junki terus menatapnya. Apalagi Junki sampai menyandarkan tangannya pada dinding hingga secda tak sadar, Rini memundurkan wajahnya. "D-dulu aku pernah berjanji untuk membuatkannya makanan."

Junki yang tadinya begitu dekat dengan Rini, kini sedikit menjauh. Ia berdecak lalu melipat kedua tangannya. "Rin, lebih baik kau menjauh dari mereka."

"Mereka?"

"Aku tahu soal kedekatanmu dengan setiap member NCT 127. Aku hanya tidak ingin mereka terpecah hanya karena perasaan. Tolong, jika mereka menyukaimu, jangan terima satupun dari mereka, arachi?" Junki berlalu setelah mengatakannya, membuat Rini hanya bisa terdiam untuk memproses apa yang Junki katakan.

"Tapi kenapa?" tanyanya, membuat Junki menghentikan langkah.

"Ada 2 kemungkinan. Kau yang akan dikeluarkan, atau member yang berkencan denganmu yang akan dikeluarkan. Peraturan agensi cukup ketat. Aku harap kau bisa menahan dirimu."

Senyum dari satu persatu member mulai muncul pada ingatannya, membuat Rini dengan segera menghela napasnya. Entahlah, ia tak menyukai siapapun. Ia hanya senang karena banyak orang yang peduli pada dirinya. Bahkan ia tak berpikir sedikitpun untuk berkencan dengan salah satu dari mereka.

Rin, inget batasan! Jika diingat-ingat, dirinya memang sudah melewati batasannya. Di sana ia hanya seorang make-up artist. Namun, dengan dekat dengan semuanya secara pribadi, membuat dirinya baru menyadari jika semuanya berlebihan. Bahkan ia merasa tak pantas berada di dorm idol yang tengah naik daun itu.

Lamunannya terhenti saat Jaehyun berlari dengan panik dari dalam kamar. "Ada apa?"

"Aku butuh perban. Pergelangan tangan Hyung terluka."

Apa Taeyong bener-bener mau bunuh diri? Ya ampun, kenapa dia senekad itu sih? Rini tahu, Taeyong pasti merasa sangat tertekan. Namun, tidak dengan mengakhiri semuanya dengan bunuh diri 'kan?

"Apa dia sering bercerita padamu?" Rini meraih kotak P3K yang ada di sana lalu mencari perban yang Jaehyun cari.

"Dia sangat tertutup. Dia tidak mau berbagi apapun yang dia rasakan pada orang lain. Justru dia adalah tempat untuk semua member bercerita."

Kayaknya Taeyong gak punya sandaran. Sesusah apa sih cerita ke orang lain?

*
*
*

Rini duduk di samping ranjang Taeyong. Ia masih menunggu sampai pria Lee itu membuka matanya. Dokter mengatakan jika Taeyong baik-baik saja dan sebentar lagi ia akan terbangun. Namun, sampai detik ini Taeyong masih belum membuka matanya.

Mata Rini tertuju pada foto yang berada di nakas. Ia tersenyum saat mendapati foto Taeyong bersama keluarganya. Ia kemudian menatap Taeyong lalu tersenyum.

Pasti susah ya hidup terpisah dari keluarga? Ditambah kamu dapet banyak masalah. Secara tak sadar, Rini menggenggam tangan Taeyong.

Tidak, ia bukan mencuri-curi kesempatan. Ia hanya ingin mengatakan pada Taeyong jika pria itu sangat luar biasa. Dari Jaehyun, ia tahu jika selama ini Taeyong menyimpan segala masalahnya dan memilih tersenyum di depan kamera.

Rini terkejut saat Taeyong mulai mengerjapkan matanya. Bahkan ia sampai melempar tangan Taeyong begitu saja.

"Maaf."

"Tidak apa-apa."

"Kau!"

Taeyong mengernyit saat Rini tiba-tiba saja memasang wajah kesalnya. Bahkan gadis itu sampai berdiri. Namun, Taeyong hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Wae?"

"Jangan coba-coba mengakhiri hidupmu. Kau punya 22 orang yang bisa mendengarkan ceritamu. Apa itu tidak cukup?"

Taeyong sungguh ingin tertawa karena omelan Rini. Namun, pada akhirnya ia hanya tersenyum saja. "Aku baik-baik saja."

"Baik-baik saja katamu? Lalu tanganmu? Wajahmu yang pucat? Heol, apa itu bisa dikatakan baik-baik saja?" Rini duduk di tepi ranjang, melipat kedua tangannya dengan air muka yang masih menunjukan kekesalan.

"Kau baru saja mengumpat? Kemari, kau harus dapat hukuman." Taeyong berusaha bangkit. Ia kemudian menjitak kepala Rini hingga gadis itu mengaduh.

"Kenapa memukulku?"

"Tidak sopan dengan mengumpat padaku."

Dari kejauhan Doyoung tersenyum. Ia tahu, Rini pasti bisa membuat Taeyong mau membuka diri. Apalagi saat ini mereka sedang kesulitan untuk memahami Taeyong.

"Sudah kuduga, dia pasti berhasil."

"Hyung, sepertinya kita harus membantu mereka berdua. Lagipula tidak ada dating-ban 'kan?" tanya Haechan.

"Resikonya sangat buruk jika mereka berkencan."

*
*
*

Hembusan angin, membuat Rini memejamkan matanya. Ia baru saja tiba dari dorm.

"Rin, seharusnya kau tidak pergi ke sana. Desas-desus buruk soal dirimu mulai tersebar," ujar Sol-Ah yang kemudian membuat Rini menoleh. Ia lalu berjalan menuju ranjang dan duduk.

"Aku hanya mau menolong."

"Kau tahu? Seoyeon mulai menyebar gosip soal kau bukan wanita baik-baik hingga datang ke dorm NCT. Astaga, kau sungguh ...." Sol-Ah berdecak untuk menjeda. "Keterlaluan."

"Saat Taeyong-ssi terluka, apa aku harus diam saja? Aku juga bukan sengaja pergi ke sana dan kembali dalam waktu yang lama. Member lainnya menahanku."

Sol-Ah menyentuh kedua bahu Rini. "Demi keselamatanmu, tolong berhenti bersikap terlalu baik pada mereka. Agensi bisa saja mengeluarkanmu."

Rini menyingkirkan tangan Sol-Ah dari bahunya. "Aku pasti akan baik-baik saja."

"Ck, kau sangat keras kepala. Tatapan Taeyong-ssi sudah memperlihatkan dengan sangat jelas jika dia menyukaimu. Sebelum semuanya terlambat, lebih baik kau menjauh."

"Kau membual."

"Aku tahu tatapan pria yang mencintai wanita dan yang tidak. Bahkan bukan hanya Taeyong-ssi saja. Haechan dan juga Mark menatapmu dengan tatapan yang sama."

Jadi ini yang Junki Oppa maksud? Ck, secantik apa sih kamu, Rin? Rini memang seharusnya senang. Namun, hal in justru membuat Rini merasa takut. Ya, ia sangat takut jika yang Junki katakan terjadi.

Aku harus menjauh. Ya, Rin, kamu pasti bisa.





TBC🖤

2 Jan 2021

Best partTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang