Berita soal kedekatan Rini serta Taeyong mulai terkuak. Beberapa staf mulai membicarakan mereka hingga membuat Taeyong menghela napasnya. Haruskah semua ini terbongkar saat ini juga?
"Hyung, aku rasa tidak ada pilihan lain selain pergi. Kau tidak akan membiarkan Rin pergi 'kan?" Bagi Haechan, tentu Rini sudah seperti teman dekatnya. Ia tak mungkin membiarkan Rini pergi semudah itu.
Dering ponsel Taeyong terus membuat pria Lee itu muak. Ia masih memikirkan soal alasan apa yang bisa ia buat. Namun, suara ponsel benar-benar mengganggu konsentrasinya.
"Pilihannya 2 aku yang pergi atau Rin yang pergi."
"Dan kau memilih kau yang pergi? Ayolah, itu cukup tak masuk akal." Taeil yang sedari tadi berdiri sambil melipat kedua tangannya, memilih menghampiri Taeyong. "Jangan gegabah."
"Aku juga tidak akan membiarkan Rin pergi begitu saja." Taeyeong baru ingat jika peraturan agensi hanya melarang adanya hubungan romantis antara artis serta stafnya. Itu artinya ia memang masih bisa menyelamatkan pekerjaan Rini tanpa mengorbankan apapun. "Aku harus pergi."
Taeyong tahu alasan utama agensi terus menghubunginya. Mungkin saja hanya untuk memberikan klarifikasi soal kasus ini. Namun, ia sangat yakin jika tak ada bukti kuat untuk membuktikan jika ia dan Rini menjalin hubungan spesial.
Sementara itu, Rini tengah sibuk memperhatikan bagaimana Aksa merajut benang itu menjadi sebuah syal. Sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Jadi, pria itu berinisiatif untuk merajut sebuah syal.
"Sa, kamu jago juga," puji Rini sambil menatap bagaimana pria itu merajut. Ia bahkan tak pernah tahu jika Aksa punya kemampuan ini.
Aksa mengalungkan syal yang sudah setengah jadi itu. Ia tersenyum sebab warna yang ia pilih benar-benar cocok untuk Rini. Meski ia tak bisa mengungkapkan perasaannya, ia tetap bisa mengungkapkannya lewat perbuatan. Bukankah cinta bukan soal kata saja?
"Entar pake ini ya, bakalan dingin banget soalnya," ujar Aksa setelah ia kembali menarik syal itu. Ia harap syal yang ia buat bisa menghangatkan Rini. Terlebih karena akhir tahun akan membuat Rini sangat sibuk.
"Sa, kalo seandainya aku nelepon kamu, kamu bakal angkat 'kan?"
"Kapanpun aku pasti bakal angkat."
Aksa tahu, kemungkinan Rini mengetahui perasaannya adalah nol. Namun, selama ia berusaha, ia sangat yakin perlahan Rini pasti menyadari perasaannya.
Aksa tersenyum saat Rini senang melihat syal itu. Ia sebenarnya cukup bingung saat Rini datang dengan keadaan menangis kemarin. Namun, ia bersyukur karena saat ini Rini sudah bisa tersenyum.
"Rin, gak laper?"
"Beli makanan pedes yuk, atau street food? Rasanya pengen banget istirahatin diri. Lagian hari ini mungkin aja aku dipecat," jelas Rini dengan nada sedihnya. Ia sudah tahu soal berita itu. Bahkan perlahan hal itu juga terkuak ke media, membuat dirinya sungguh tak punya keberanian meski untuk pergi ke agensi. Ia hanya takut menemui member NCT dan melihat wajah kecewa mereka.
Aksa meraih tangan Rini, membuat gadis itu segera menatapnya. "Rin, kalo kita pergi ke luar, kita bakalan dapet banyak masalah. Gimana kalo aku yang beliin aja?"
*
*
*Taeyong masih berusaha untuk menemukan Rini. Namun, hingga detik ini ia tak kunjung menemukan gadis itu. Bahkan ia sudah mengunjungi dorm staf hingga tempat di mana NCT Dream melakukan schedule mereka.
"Kau menyembunyikannya 'kan?"
Jaehyun hanya terkekeh lalu menurunkan cengkraman tangan Taeyong pada kaosnya. "Hyung, aku tak akan untung jika menyembunyikannya."
"Bisa saja kau menyembunyikannya 'kan?"
"BAHKAN AKU JUGA SEDANG MENCARINYA SEKARANG! DIA BISA SAJA DALAM BAHAYA." Jaehyun juga cukup frustrasi sekarang. Bagaimana tidak? Ia yakin Rini pasti sedang diincar penggemar Taeyong saat ini. Satu hal yang membuatnya kesal adalah perilis berita itu sama sekali tak membuat foto Rini menjadi sangat blur.
Jungwoo memutar malas kedua bola matanya lalu berdiri diantara kedua pria yang tengah berselisih itu. Ia kemudian mendorong pelan keduanya agar tak bertengkar lagi. "Kalian akan kehilangan banyak waktu jika bertengkar. Kenapa tidak tanya pada Sol-ah saja? Dia temannya Rin 'kan?"
Jungwoo menggeleng saat keduanya pergi begitu saja. "Ck, apa mereka berdua terlibat dalam cinta segitiga?"
"Mereka memang terjebak," jawab Lucas yang tentunya membuat Jungwoo sangat terkejut.
"Astaga, kapan kau di sini?"
"Boleh aku minta ramyeon? Di dorm-ku tidak ada."
Aksa tersenyum saat Rini dengan lahap menyantap jjampong serta ramyeon yang ia beli. Bahkan Rini juga menyambar tteobokki milik Aksa.
"Rin, kamu kelaperan?"
"Lagian, ini juga salah kamu. Kenapa temennya gak dikasih makan semalem?" tanya Rini dengan mulut yang agak penuh. Hal ini tentunya mengundang kekehan dari Aksa.
"Telen dulu makanannya, bukan malah ngomong."
Rini benar-benar mengistirahatkan dirinya. Dengan makan makanan yang ia suka serta melupakan sejenak soal masalahnya, ia merasa jika hidupnya kini mulai nyaman. Ia harap setelah dipecat, ia bisa menemukan pekerjaan lainnya.
"Rin, aku juga beli shabu-shabu. Bentar, aku masak dulu."
Rini hanya mengangguk saat Aksa beranjak. Ia masih menikmati makanannya meski bibirnya terasa sangat panas sekarang. "Gini nih, udah lama gak makan beginian. Makan kimbap mulu tiap hari."
Rini terkejut saat bel ditekan beberapa kali. Ia yakin ada sesuatu hingga orang itu menekan bel itu berkali-kali. Hingga akhirnya ia memilih untuk beranjak dan membuka pagar rumah Aksa. Namun, ia justru mendapat hal tak terduga.
Seorang pria dengan wangi khas yang ia kenal, tiba-tiba saja memeluknya. Awalnya ia hanya diam. Hingga akhirnya ia menarik pria itu dan segera menutup pagar.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kau--" Ucapan Rini terhenti saat Taeyong meletakan telunjuknya di atas bibirnya.
"Semua orang mencarimu. Kau membuatku sangat khawatir karena menghilang setelah kabar itu tersebar."
Rini menolak saat Taeyong akan memeluknya. Wajah khawatir pria itu sebenarnya membuat Rini merasa bersalah. Namun, ia tak ingin merusak apapun. Ia tak akan mungkin membiarkan Taeyong dekat dengannya lagi. Begitupun dengan member NCT lainnya. "Kau harus lupakan aku. Aku akan pergi."
"Tidak bisa. Aku mencintaimu."
"Tidak, ini benar-benar salah. Kau hanya akan hancur jika memikirkan perasaanmu," ujar Rini. Namun, Taeyong tak kunjung menyerah. Ia tetap berusaha agar Rini bisa kembali.
"Aku sudah mengatasi semuanya, tapi tolong kembali. Kau hanya akan membuatku hancur jika pergi. Lalu bagaimana dengan Haechan atau yang lainnya? Kau ingin membuat mereka memikirkanmu? Bahkan Haechan jadi murung karena dia berpikir semua ini karena salahnya." Taeyong sangat berharap Rini bisa kembali. Tak apa jika mereka harus berjauhan dan tak punya hubungan. Ia tak mau jika member lainnya sedih karena Rini. Terlebih Rini sudah sukses membuat mereka semua percaya. "Kita semua sangat membutuhkanmu."
"Aku akan memikirkannya nanti. Aku harus menghubungi Junki untuk menjemputmu."
TBC🖤
20 Feb 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Best part
Fiksi Penggemar"Terimakasih karena sudah menjadi bagian terbaik dalam kisah hidupku." Kisah seorang gadis yang sebelumnya bukanlah seorang K-popers yang menjelma sebagai make-up artist di salah satu agensi ternama di Korea Selatan. Awalnya dia tak begitu menyukai...