Taeyong masih terdiam. Saat ini ia sungguh memikirkan apa soal Rini. Haruskah ia membujuk Rini agar Rini mau kembali? Ia benar-benar tak bisa membiarkan Rini pergi begitu saja. Meski pada akhirnya, ia harus mengalah dengan berpura-pura tak dekat dengan Rini. Ia sudah terlanjur berbohong pada pihak agensi jika ia sama sekali tak dekat dengan Rini.
Sama halnya dengan Taeyong, Rini kini dilanda kebingungan yang amat sangat. Ia tak mungkin kembali ke Indonesia ataupun tetap berada di sana. Haruskah ia pindah ke agensi lain? Namun, ia yakin itu akan sangat sulit, mengingat jika berita soal kedekatannya dengan Taeyong sudah tersebar ke mana-mana. Bukankah skandal bisa sangat menghambat dirinya?
Rini mengusap kasar wajahnya kemudian duduk di teras rumah Aksa. Sungguh, dihadapkan 2 pilihan memang perkara yang cukup menguras emosinya. Satu sisi ia tak bisa pulang begitu saja, sisi lain ia ingin buktikan jika yang diberitakan adalah salah.
Aksa meletakan 2 gelas teh hangat di samping Rini. Ia sangat mengerti apa yang saat ini Rini rasakan. Terlebih masalah yang harus ia hadapi cukup berat.
"Rin, kalo gak sanggup mending mundur aja. Dunia entertainment terlalu mengerikan." Aksa meraih salah satu cangkir kemudian menyesapnya. Sungguh, ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Rini. Terlebih terlalu banyak masalah yang saat ini terjadi.
"Apa aku pulang aja ya?" ujar Rini. Menurutnya, untuk saat ini tak ada hal yang bisa ia lakukan selain pulang ke tanah air. Urusan member lainnya, ia bisa urus nanti. Lagipula ia masih bisa berpamitan 'kan?
Rini beranjak, memilih untuk meraih ponselnya yang tadi sedang diisi daya. Ia juga melempar helm pada Aksa hingga membuat pria itu terkejut. Untung saja ia memiliki refleks yang cukup bagus.
"Anterin."
"Ye, yang mau pamitan siapa yang kena batunya siapa," gumam Aksa meski tetap saja ia beranjak untuk mengantar Rini.
*
*
*Rini berlari menuju dorm. Ia tak peduli pada omongan beberapa staf. Ia hanya perlu menemui NCT secara langsung untuk berpamitan. Ia memang bukan orang yang penting. Namun, ia tak bisa pergi begitu saja. Terlebih ia memikirkan Haechan.
Rini sangat bersyukur karena saat ini schedule NCT diberhentikan sementara. Sehingga, ia bisa menemui semuanya hanya dalam satu tempat saja.
"Rin!" Haechan segera memeluk Rini saat melihat gadis itu. Sungguh, ia pikir ia sudah merusak hidup gadis itu karena ucapannya. Namun, ia merasa senang saat Rini baik-baik saja.
"Aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku mohon jangan pergi."
"Aku harus pergi. Kau bisa menjaga Taeyong-ssi 'kan? Aku percaya kau pasti bisa melakukannya." Rasanya memang berat. Namun, Rini harus benar-benar pergi agar masalah baru tak muncul ke depannya.
"Tidak boleh. Kau harus tetap bersama kami, Rin. Kau ingin kejadian sebelumnya terulang? Siapa yang akan membujuk Hyung nanti?" tanya Haechan, membuat Rini menggeleng. Menurutnya, ia tak menyelamatkan nyawa siapapun. Ia hanya membantu sedikit saja. Selebihnya, ia yakin member lain bisa mengatasinya.
"Aku harus tetap pergi, Haechan. Aku harap kau bisa menjaga dirimu. Apa semua orang ada di dalam? Aku harus berpamitan dengan yang lainnya."
Haechan menatap Rini dengan mata yang berkaca-kaca. Ia juga menggenggam tangan kanan Rini dengan kedua tangannya. "Tolong tetaplah di sini. Setidaknya untuk Taeyong Hyung. Aku baru lihat dia sangat bahagia saat bertemu denganmu dan mengenalmu. Aku mohon ...."
"Keputusanku sudah bulat. Aku melakukan ini untuk kalian semua. Berjanjilah untuk tidak melupakanku." Memiliki umur yang sama, tentu membuat kedua sangat dekat. Bahkan tak jarang mereka berdua saling berbagi keluh kesah mereka dan menjadi teman dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best part
Fanfiction"Terimakasih karena sudah menjadi bagian terbaik dalam kisah hidupku." Kisah seorang gadis yang sebelumnya bukanlah seorang K-popers yang menjelma sebagai make-up artist di salah satu agensi ternama di Korea Selatan. Awalnya dia tak begitu menyukai...