Rini tersenyum saat mendapati Taeyong tertidur dengan pulas dengan posisi terduduk. Ia tak mengerti kenapa pria Lee itu begitu memaksakan dirinya. Namun, dari cerita yang tadi ia dengar langsung dari mulutnya, ia yakin tekanan dari agensi yang membuat Taeyong sangat bersikeras hingga kemudian tertidur seperti ini.
Rini menutup buku milik Taeyong secara hati-hati agar pria itu tak terbangun. Setelahnya, ia mengambil bantal agar Taeyong bisa tertidur dengan nyaman meski hanya di atas karpet.
Rini tak bisa menahan berat tubuh Taeyong. Itulah kenapa ia terjatuh lalu membulatkan mata saat wajahnya benar-benar dekat dengan Taeyong. Namun, pria itu sama sekali tak terganggu.
Dengan segera Rini menjauh. Ia benar-benar terkejut sebab detak jantungnya sungguh tak bisa terkontrol. Ia bahkan sampai merasa lemas sekarang.
Ganteng banget. Rini mulai salah tingkah sekarang. Ia tak mengerti kenapa selama ini ia tak pernah sampai salah tingkah jika me-make up Taeyong. Namun kali ini ia benar-benar salah tingkah saat ia bisa sedekat itu dengan wajah Taeyong.
Rini membulatkan mata saat terdengar seseorang menekan password pada pintu apartemen Taeyong. Ia dengan cepat meraih topi milik Taeyong serta celemek yang ada di dapur. Jangan lupakan soal lap yang kini ia pegang.
"Hyung, manager-nim mencari--" Ucapan Jaehyun terhenti saat tatapannya menangkap sosok wanita di apartemen Taeyong. Ia tak sadar jika itu adalah Rini. Hingga ia meraih sapu yang ada di dekatnya.
"Apa kau tidak pernah bosan menjadi penguntit? Kehadiranmu tak akan membuat Taeyong Hyung memperhatikanmu. Dengan muncul terus di hadapannya hanya akan membuat dirinya membencimu."
Rini melepas topinya dengan malas. "Ini aku. Apa kau tidak bisa mengenaliku?"
Jaehyun menghembuskan napas lega saat tahu yang berada dalam apartemen Taeyong bukanlah sasaeng. Ia sangat khawatir soal sasaeng. Apalagi hal ini bisa saja membuat Taeyong sangat terganggu.
"Aku pikir sasaeng. Ah ya, kenapa kau bisa di sini? Kau--"
"Aniyo, jangan berpikir yang macam-macam. Taeyong Oppa memintaku untuk menemaninya tadi," jawab Rini dengan gugup. Namun, hal ini justru membuat Jaehyun tersenyum.
"Wah, aku rasa memang terjadi sesuatu. Sekarang di mana dia?"
"Dia tertidur saat membuat lirik," jawab Rini, membuat Jaehyun mengangguk. Jika sudah seperti ini, tak ada pilihan lain selain menunggu Taeyong bangun.
Pria itu kini duduk di salah satu sofa, diikuti dengan Rini di belakangnya. Rini memang berniat untuk pulang. Namun, akan sangat aneh jika ia berpapasan dengan seseorang nantinya.
"Rin, jangan dengarkan apa kata manager-nim. Dia memang terlalu berlebihan jika menyangkut pertemanan." Jaehyun kali ini menatap Rini. "Satu hal, berjanjilah untuk tidak pergi begitu saja. Hanya kau yang Hyung percaya untuk saat ini."
Rini tak pernah memikirkan soal kedepannya. Ia hanya berusaha menjadi teman yang baik untuk saat ini. Terlebih karena Taeyong yang mulai terbuka padanya. Dengan begitu, Taeyong tak lagi memendam semua masalahnya sendiri.
Jaehyun menatap Taeyong yang saat ini masih tertidur pulas. "Kau tahu? Terlalu banyak hal yang Hyung sembunyikan dari siapapun. Aku tahu, jika dia punya kesempatan, dia juga akan mengeluh. Hanya saja semua orang tak membiarkan dia melakukannya."
"Apa ada kejadian fatal karena dia menyembunyikan segalanya?"
Jaehyun kembali menatap Rini lalu mengangguk. "Dia pernah pingsan karena lupa makan. Dia juga pernah mimisan karena terlalu keras memaksa dirinya sendiri untuk membuat lagu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best part
Фанфик"Terimakasih karena sudah menjadi bagian terbaik dalam kisah hidupku." Kisah seorang gadis yang sebelumnya bukanlah seorang K-popers yang menjelma sebagai make-up artist di salah satu agensi ternama di Korea Selatan. Awalnya dia tak begitu menyukai...