“ELSA! IPEH!”
Teriakan lantang dari seorang cowok di koridor, sukses membuat langkah kedua gadis yang terpanggil itu terhenti. Elsa dan Ipeh berbalik badan serempak, mendapati Garis tengah berlari kecil menghampiri keduanya.
“Ada apa, Kak Garis?” Ipeh bertanya saat cowok itu sudah sampai di depannya.
Tak langsung menjawab, cowok itu berusaha menetralkan deru napasnya. Lalu matanya menatap dua gadis di depannya dengan tatapan menyendu.
“Untuk kesekian kalinya, gue mohon, kasih tau dimana keberadaan Lintang,” ucap Garis dengan wajah memohon yang begitu kentara tercetak.
Ipeh dan Elsa sontak saling pandang. Seharusnya Garis tahu, bahwa Ipeh dan Elsa juga tak tau dimana keberadaan Lintang sekarang ini.
“Kak, kita juga enggak tau dimana keberadaan Lintang. Selama berbulan-bulan, kita juga nyari Lintang, tapi tetep gak nemuin dia,” kata Elsa jujur.“Kalian enggak bohong, ‘kan sama gue?” Garis menatap kedua gadis itu secara bergantian. Tatapan menyelidik.
“Kalo pun kita tau, kita pasti bakal bilang ke Kak Garis. Tapi kita bener-bener enggak tau dimana Lintang sekarang, maaf Kak. Kita permisi,” ujar Ipeh sebari menarik tangan Elsa dan membawanya pergi.
Garis diam membeku di tempat. Rasanya benar-benar tak bisa menemukan titik terang. Garis benar-benar sudah kehilangan arah harus melangkah kemana lagi mencari Lintang.Garis lelah.
“Garis,” seorang gadis menepuk pundak sang empu dari belakang. Cowok itu terperanjat kaget.
Sontak, Garis berbalik badan, matanya menyipit tajam saat mendapati Siska orangnya.“Lepas,” suruh Garis sebari menepis tangan Siska yang hinggap di pundaknya.
“Gar, nanti malam sibuk gak?” tanya Siska sebari tersenyum manis.
“Sibuk,” jawab Garis singkat, padat, dan cepat.
“Em, kalo balik sekolah?”
“Sibuk. Gue gak ada waktu buat lo, waktu gue itu cuma buat nyari Lintang. Ngerti?” Garis berujar dingin, tatapan matanya begitu tajam dan sukses membuat Siska mati kutu.
Setelah mengatakan itu, tanpa buang waktu lebih lama lagi, Garis pergi begitu saja.
Perlu diketahui, sejak akhir-akhir ini, Siska memang selalu saja mengejar Garis. Entahlah, Siska sepertinya menyukai Garis.
Tapi seperti yang kita tahu, Garis hanya mencintai Lintang. Dan selamanya akan seperti itu.
🖤🖤🖤
Terhitung, sudah 4 film yang Lintang tonton hari ini, namun itu sama sekali tak membuat rasa bosannya hilang. Lintang semakin dilanda bosan.
Sebari bangkit dari posisi rebahannya, Lintang berjalan ke lemari besar miliknya. Gadis itu tengah memilih baju, entah untuk apa.“Mending aku jalan-jalan deh, daripada di rumah terus. Tapi aku harus lebih hati-hati lagi, jangan sampai kayak kemarin,” putus gadis itu setelah lama menimang-nimang keputusan.
Lintang mengambil jaket dan memakainya. Tak lupa, ia memakai masker dan topi. Setelah semua itu selesai, ia pergi keluar. Sambil bersenandung kecil, Lintang berusaha menghibur dirinya, agar tak terlalu kalut dalam kesedihan.
🖤🖤🖤
Setelah beberapa menit berpikir mencari tempat yang akan dikunjungi untuk menghilangkan bosan. Akhirnya, Lintang memutuskan untuk berjalan mengelilingi area komplek rumahnya saja. Untungnya siang ini tidak terlalu terik, malah awan siang ini begitu biru, ditambah angin sepoi-sepoi menambah suasana siang ini sejuk. Tidak seperti siang hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Lintang Amoza cuma gadis cupu yang sering jadi bahan bullying di sekolah. Menyukai Bara Aldian Adiwijaya sudah ada di dalam kamus hidupnya, tekadnya untuk mendapatkan Bara membuat Lintang mengubah dirinya, ia yang...