Matahari kini sudah berganti tugas dengan bulan dan bintang. Malam ini, Lintang sudah rapih mengenakan dress hitam selutut ditambah aksesoris kalung berliontin huruf L yang terlihat melingkar di leher jenjangnya.
Gadis dengan rambut terurai sepunggung itu berdiri tepat di depan gerbang rumahnya, menunggu seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Garis.
Hingga selang beberapa menit lamanya menunggu, akhirnya Garis datang dengan menggunakan mobil hitam sport. Cowok itu menepikan mobilnya tepat di samping, tepat dimana Lintang tengah berdiri.Garis turun, cowok itu berpakaian sama rapihnya. Sebari menyembulkan rambutnya, ia kini berdiri di hadapan Lintang.
“Maaf agak lama, Jakarta macet,” ujar Garis pada Lintang.
“Enggak apa-apa Kak, lagian aku juga gak terlalu lama nunggu kok,” balasnya tenang.
Garis meneliti penampilan Lintang dari atas hingga bawah, membuat sang empu yang tengah diteliti bergerak gusar. Lintang takut, ada yang aneh di penampilannya kini.
“Kenapa ngeliatin aku gitu, Kak? Ada yang salah ya?” Lintang berucap dengan kikuk, ia juga ikut meneliti penampilannya.
“Bukan gitu, Lin,” tampik Garis. “Gue ngeliatin lo, karena malam ini lo cantik,” lanjutnya memuji.
Lintang tersenyum kikuk, “Makasih Kak,” ucapnya.
“Kembali kasih,” balas Garis.
“Oh iya, Kak, kita mau ke temuan sama orang tua Kak Garis dimana?” tanya Lintang membuat Garis berdeham lalu menggaruk pelipisnya.
“Bokap gue gak bisa datang, jadi Cuma nyokap aja yang mau ketemu lo. Kalo tempatnya, itu di Cafe
Aurora,” jawab Garis membuat Lintang mengangguk paham sekarang.“Berangkat sekarang yuk, takut kemalaman,” ujar Garis sebari mempersilahkan gadis itu agar masuk ke dalam mobil.
Lintang melangkahkan kakinya, Garis dengan sigap membukakan pintu mobil, tapi belum juga Lintang masuk, Garis lebih dulu menahannya.
“Lin tunggu,” cegah Garis membuat langkah Lintang yang hendak masuk tertahan.
“Eh, kenapa Kak?” Lintang terkesiap kaget.
“Permisi ya, ini kurang rapih lipstiknya,” ucap Garis sebari mengangkat tangannya dan menghapus lipstik yang sedikit berantakan di sudut bibir gadis itu.
Garis menghapusnya dengan perlahan, mata keduanya bertemu satu sama lain dan terkunci begitu saja. Baik Lintang maupun Garis urung menatap kearah lain, selain menatap bola mata satu sama lain.
Lintang mengerjap, “Udah Kak,” ucapnya sebari menepis pelan tangan Garis yang masih hinggap di sudut bibirnya.
Garis langsung bergerak gusar, ia langsung gelagapan seperti orang yang tengah salah tingkah, sementara Lintang langsung masuk ke dalam mobil dengan segera. Garis buru-buru masuk ke dalam mobil menyusul Lintang, saat sudah berada di dalam mobil, cowok itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
Selama perjalanan itu, tak ada pembicaraan apa pun. Suasana mendadak canggung, Garis hanya mampu melirik sesekali ke kaca mobil untuk melihat Lintang. Sungguh, gadis itu sangat cantik malam ini.“Lin,” panggil Garis memecah keheningan.
Lintang yang merasa terpanggil menoleh. “Iya Kak?” sahutnya cepat.
“Kalo boleh tau, lo sama Bara pacaran berapa lama?” tanya Garis sebari fokus ke depan.
Lintang memainkan jemari lentiknya sebari menggigit bibir bawahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Lintang Amoza cuma gadis cupu yang sering jadi bahan bullying di sekolah. Menyukai Bara Aldian Adiwijaya sudah ada di dalam kamus hidupnya, tekadnya untuk mendapatkan Bara membuat Lintang mengubah dirinya, ia yang...