Pagi-pagi sekali, Lintang rupanya sudah bangun. Gadis itu sudah siap-siap dengan jaket jumper biru navy kesukaannya. Kini ia tengah terduduk di meja belajar, tangannya tengah bergerak sebari memegangi bolpoin. Menyentuhkan tinta pada kertas putih tak berdosa, menulis kata demi kata hingga membentuk menjadi sebuah kalimat panjang.
Bukan surat cinta. Tapi, surat perpisahan yang ditujukan untuk Ipeh dan Elsa. Kepergian Lintang ke Korea memang mendadak, dia tidak punya waktu untuk sekedar menemui dua temannya itu. Jadilah, menulis surat jadi jalan pilihan. Rencananya, Lintang akan menitipkan surat ini, pada Pak Bejo—sopir pribadi Lintang. Karena Pak Bejo sudah kenal Ipeh dan Elsa, itu jelas akan mempermudah sampainya surat perpisahan ini.
Tok! Tok! Tok!
Setelah menggulung surat dan mengikatnya dengan sebuah pita. Lintang harus bangkit dari duduknya, dan beralih melangkahkan kaki menuju pintu. Setelah pintu terbuka lebar, Lintang sedikit terkejut dengan siapa yang datang.
Papanya.
"Papah?" Ardi tersenyum.
"Kamu mau pergi sama mama, ya??"
Lintang mengangguk. "Papah mau ikut??"
"Enggak, Lin. Papa ada banyak kerjaan di kantor. Jaga diri kamu baik-baik ya?" Lintang mengangguk lagi. Membiarkan Ardi mengelus lembut rambutnya.
"Pah ...."
"Hm?""Padahal, Lintang berharap banget, kita sekeluarga bisa liburan bareng. Kayak dulu, pas Lintang masih SD," ujar Lintang.
Ardi tertawa kecil. "Nanti ya, tunggu papa dan mama enggak sibuk."
Tanpa bersuara lagi, Lintang melangkahkan kakinya dan memeluk Ardi. Entah kenapa, rasanya Lintang akan merindukan papanya. Pasalnya, Lintang akan pergi selama dua bulan lamanya. Namun selama dua bulan itu, pendidikan masih tetap berlanjut. Lintang akan menjalani kegiatan belajar mengajar secara daring, sesuai dengan kesepakatan Vena dan pihak sekolah saat semalam.
"Lintang!"
Suara panggilan yang berasal dari Vena sukses melerai pelukan Lintang dan sang papah. Baik Lintang, maupun Ardi sama-sama mengalihkan atensi ke sumber suara. Sesuai dengan tebakan keduanya, yang memanggil Lintang rupanya Vena.
Tanpa mau melangkah mendekat, Vena bersuara lagi. "Ayo turun, kita jemput teman-teman mama dulu. Mama tunggu di mobil," ujar Vena. Lalu berlalu pergi, sebari menarik kopernya.
Lintang mengembuskan napasnya, menengadahkan wajahnya, menatap Ardi yang juga kini tengah menatapnya.
"Lintang pamit ya, Pah. Jaga diri Papah baik-baik, jangan terlalu capek kerja. Lintang sayang Papah." Singkatnya, begitulah ucapan perpisahan dari Lintang untuk sang papa.
Setelah mengatakan itu, Ardi langsung mengecup singkat kening anak gadisnya. Lalu tidak lama, Lintang kembali masuk untuk mengambil koper dan tidak lupa suratnya. Gadis dengan rambut terurai itu, menarik koper hitamnya dan memulai langkah sendirian.
Di belakang, tubuh kokoh Ardi masih dengan setia menatapnya. Hingga lambat laun, tubuh mungil Lintang hilang dimakan jalan.🖤🖤🖤
Dari Lintang Amoza
Untuk Ipeh dan Elsa
Aku tebak, kalian baca surat ini sambil nangis, iya 'kan? Peh, Sa, aku pamit ya? Aku bakal pergi ke Korea, selama 2 bulan. Asik. Aku bakal perawatan disana, tapi tenang aja aku juga masih sekolah kok, bedanya aku daring selama 2 bulan yang akan datang, hihi.
Kalian jaga diri baik-baik ya? Nanti aku janji, aku bakal pulang bawa oleh-oleh yang banyak. Untuk Ipeh, aku bakal karungin kak Taehyung buat kamu. Seneng nggak? Buat Elsa, aku bakal bawain Lisa dan personil Blackpink lainnya. Biar kamu bisa joget bareng.
Aku pasti bakal kangen kalian, kalian juga 'kan? Aku sayang kalian. Gara-gara perginya mendadak, aku nggak sempat buat ketemu. Dan lebih baik kita nggak ketemu, karena pasti aku bakal nangis. Aku mau libur nangis dulu. Kalau kalian mau nyontek PR, bisa kok, bisa. Nanti hubungi nomor mamah aku aja. Pertanyaannya cuma satu, apa kalian berani hubungi nomor mamah aku? Ah, nggak pasti!!
Udah lah, surat ini cukup segini aja. Intinya, aku sayang kalian dan aku bakal merindukan kalian berdua. Salam buat Bara, tolong sampaikan sama dia, kalau misalkan Lintang sekarang lagi berjuang buat cantik. Buat memenuhi syarat jadi pacarnya.
AKU SAYANG KALIAN!!"Hiks ...," Elsa terisak, ia membaca surat itu hingga tuntas bersama dengan Ipeh.
Kedua gadis itu saling memeluk satu sama lain, sama-sama menangis sambil menyebut terus nama Lintang. Sedikit dramatis, memang. Padahal, Lintang hanya akan pergi selama dua bulan.
Dua bulan, di Korea. Lintang akan mengubah dirinya. Berproses untuk menjadi apa yang Bara inginkan. Karena nyatanya, cantik itu butuh proses. Selain proses, cantik juga butuh uang, 'kan?
🖤🖤🖤
Seoul, South Korea
Ini hari pertama Lintang di Korea. Dirinya, Vena, dan teman-teman sang mama tinggal di salah satu apartemen di kota Seoul.
Insadong Suites, salah apartemen paling populer yang banyak dipesan jika berkunjung ke kota Seoul.
Hari pertama di Seoul, Lintang dengan Vena sudah membuat list tujuan wisata. Rencana, besok, di hari kedua Lintang bersama sang mama akan mengunjungi Gyeongbokgung Palace atau Istana Gyeongbokgung. Yang Lintang tahu, istana ini terletak di sebelah Utara kota Seoul. Dan ya, satu lagi yang Lintang tidak sabar adalah, saat berkunjung ke Istana Gyeongbokgung ia ingin mengenakan sebuah pakaian tradisional Korea yang sering disebut hanbok.Lintang rasanya tidak sabar, ingin mengabdikan tiap momen di negari ginseng ini. Tapi Lintang tentu tidak lupa, tujuan utamanya pergi ke Korea adalah untuk melakukan perawatan.
🖤🖤🖤
"Eh, kalian merasa ada yang aneh enggak sih??" celetuk Cakra membuat inti PASMARS kini menatapnya, termasuk juga Bara.
"Apaan?" tanya Satria penasaran.
"Si cupu, si Lintang Amoza udah dua hari ngga kelihatan batang hidungnya, cuy!" Cakra berucap sedikit kebingungan.
"Dengar-dengar, Lintang pergi ke Korea. Dia sekolah daring selama dua bulan," sambar Elgo datar. Inti PASMARS kini langsung menatapnya.
"Serius lo?" tanya Bara sedikit terkejut. Bahkan cowok itu sampai-sampai terperanjat dari duduknya.
"Serius, gue tau dari Elsa." Elgo berucap datar.
"Ngapain si cupu ke Korea? Gaya banget anjir," cibir Cakra cengengesan.
"Katanya, Lintang ke Korea mau perawatan."
Bara, Cakra, dan Satria tertohok lagi dan lagi dengan penuturan Elgo.
"Makin gila tuh si cupu," Satria geleng-geleng kepala. "Orang berduit, emang gitu ya, enak banget rasanya ngabisin duit. Padahal kan, perawatan masih bisa di Jakarta," imbuhnya.
"Kata Elsa, si Lintang perawatan ke Korea itu disuruh nyokapnya. Kata Elsa juga, Lintang mau ngikutin apa kata mamahnya, karena untuk memenuhi syarat dari Bara." Elgo menyambar lagi dan lagi. Sepertinya, Elgo dingin-dingin begini, tukang gosip. Buktinya, dia tahu semuanya.
"Mampus lo Bar, nanti kalau Lintang cantik paripurna, pasti seleranya bukan lo lagi dah," ujar Cakra dengan binaran jenaka.
Bara terdiam, ia tidak menyangka bahwa Lintang akan berjuang sekeras ini untuk menjadi pacarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Lintang Amoza cuma gadis cupu yang sering jadi bahan bullying di sekolah. Menyukai Bara Aldian Adiwijaya sudah ada di dalam kamus hidupnya, tekadnya untuk mendapatkan Bara membuat Lintang mengubah dirinya, ia yang...