Nakyung sedang mencari pakaian yang bagus. Lama berkutik di depan lemari, belum ada satupun pakaian yang ingin ia pakai.
Matanya tertuju pada satu pakaian, ia pun langsung memakai nya. Setelah memakai nya, Nakyung duduk di depan cermin. Memoleskan sedikit makeup, rambutnya ia gerai melengkapi penampilan nya.
Nakyung menunggu di depan rumah, tak sampai 10menit datang mobil yang tak lain adalah Renjun.
"Sorry telat" ucap Renjun di dalam mobil.
"Enggak kok, tepat waktu malah" ucap Nakyung sambil tersenyum.
"Cantik" ucap Renjun pelan.
"Hah kenapa?" Nakyung pura-pura tidak mendengar padahal ia mendengarnya begitu jelas.
Sungguh senang suasana perasaan hati Nakyung saat ini, sangat sudah lama sekali ia tidak mendengar Renjun memuji dirinya seperti itu.
Nakyung akhirnya masuk ke mobil Renjun, selama perjalanan mereka di selimuti oleh rasa canggung.
"Njun, kita mau kemana?" Nakyung mencoba memecahkan keheningan itu.
"Nanti juga tau" dingin Renjun.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai ke salah satu cafe, pengunjungnya tidak terlalu ramai karena ini malam senin berbeda lagi jika malam minggu.
"Ayo" ajak Renjun.
"Iya"
Mereka berdua berjalan menjauhi parkiran, tangan Renjun yang tadinya berada di saku celana langsung menggenggam mulus tangan Nakyung.
Walaupun Nakyung sedikit kaget, namun hal itu mampu membuat terukir senyuman manis di wajah Nakyung.
Tak sampai dari situ saja, Renjun pun menarikan kursi untuk Nakyung duduk.
"Kyung..."
"Hmm iya?" Renjun yang duduk di hadapan Nakyung nampak melamun.
"Maaf gue udah bilang lo begitu tadi"
"Biasanya juga gitu ngapain minta maaf sih" gumam Nakyung.
"Ngomong apa barusan?" Tanya Renjun.
Untung ga denger -batin Nakyung
"Eh gapapa kok"
"Soal Jaemin itu gue ga bohong" lanjut Renjun.
"Soal Jaemin yang mana?" Tanya Nakyung.
Nakyung berpikir apakah masalah tadi Jaemin yang mengajak nya pulang bersama ataukah ucapan Renjun yang mengatakan bahwa Jaemin adalah pembunuh? Entahlah ia bingung.
"Gue ke toilet dulu" lalu Renjun beranjak pergi.
Nakyung mengangguk, sembari menunggu pesanan nya datang ia bermain game pada ponsel nya.
"Kok Renjun lama ya?" Gumam Nakyung.
Saat Nakyung sedang asik dengan permainan nya, tiba-tiba datang seseorang yang tidak di kenali nya.
"Hey cantik, sendirian aja nih?"
"Apaansih" Cuek Nakyung.
"Jangan cuek gitu dong, gue cuma mau kenalan aja" lelaki itu mulai merangkul Nakyung lalu mengusap pelan.
Semakin lama lelaki itu juga meraba bagian pinggang melingkari perut nya, membuat Nakyung semakin risih.
Nakyung menangkis, mencoba menyingkirkan tangan lelaki tersebut tapi ia semakin mempererat nya.
"Gue udah punya Renjun jadi lo jangan macem-macem, lepasin atau gue teriak" ancam Nakyung.
Tapi ancaman itu tidak mempan, sebaliknya lelaki itu menyuruh Nakyung untuk berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Boyfriend | Huang Renjun
Fanfiction[17+] [ONGOING] [school romance] Sedingin kutub utarapun akan mencair oleh panasnya suhu cuaca di kota jakarta. Di ibaratkan seperti itulah sikap Renjun dan Nakyung jika di pertemukan bahkan di persatukan. Apakah semesta menyetujui hubungan mereka...