○ Chapter 29

368 55 0
                                    

Maaf gaise baru up sekarang, soalnya wifi dirumah aku error. Tapi sekarang udah bener kok

Soalnya kalo wifi error ya menggembel gaada kuota:)

Selamat membaca~

Vote jan lupa🥰











-

















"Jun lo gada niatan ngejelasin gitu?"

Renjun hanya menatapnya.

"Dih gue tanya malah diem, si kampret"

"Mau tau?" Tanya Renjun.

"Iyalah gila, foto lo udah kesebar begitu"

"Itu kembaran gue"

"Hah, lo punya kembaran? Kok gue baru tau?!"

"Ga, itu bercanda"

Hanjis menatap Renjun dengan sinis.

"Itu editan, bodoh"

"Iyakah? Tapi ini beneran wajah lo"  Hanjis melihat layar ponsel nya untuk memastikan kembali.

"Eh, iya juga. Lagian bahu lu kan ga selebar ini, lo kan kurang gizi" cerocos Hanjis membuat Renjun menatap tajam.

"Hehehe becanda doang elah" Hanjis menunjukan tanda v dengan jari nya.

"Btw Nakyung udah tau faktanya?" Renjun menggeleng.

"Kenapa lo ga kasih tau sih? Dia salah paham tau rasa"

Renjun menyodorkan handphone miliknya "Liat aja"

Renjun menunjukan recent call yang tertolak berkali-kali oleh Nakyung.

"Samperin bego kok malah diem?!"

"Harus?"

"Jiah masih nanya aja, lo mau diputusin apa gimana?"

"Kaga"

"Yaudah samperin!!"

Renjun akhirnya memutuskan untuk menghampiri Nakyung, semoga saja Nakyung masih berada di sekolah.

Renjun yang baru saja ingin keluar mengerenyit bingung karena jalan keluar di halangi seseorang.

Itu Doyoung, mantan Nakyung.

"Ada sesuatu yang mau gue omongin, ini soal Nakyung"

Renjun tak memperdulikan Doyoung, "gue gapeduli"

Bugh

Doyoung tiba-tiba saja memukul wajah Renjun, hingga Renjun terhuyung kebelakang.

"Nakyung bukan mainan yang bisa lo permainkan gitu aja, brengsek!"

"Bukan urusan lo" Renjun dengan santainya.

Rahang Doyoung mengeras, ia geram semakin emosi.

"BANGSAT!"

Bugh

Doyoung kembali melayangkan pukulannya, ia terus memukuli perut Renjun.

"Bang udah!! Anak orang bisa mati nanti!!" Jeno menahan Doyoung supaya berhenti menghajar Renjun.

Doyoung mundur, nafasnya memburu.

Matanya menatap tajam Renjun yang meringis kesakitan, memberi peringatan dengan nada dingin sebelum pergi, "Sekali lagi lo mempermainkan Nakyung, lo habis di tangan gue!"

Sementara teman yang lainnya ikut membantu Renjun.

"Ayo, gue obatin luka lo di uks" -Lami

"G-gue gapapa" Renjun bangun, tetapi wajahnya tak bisa berbohong bahwa ia sedang kesakitan.

My Coldest Boyfriend | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang