Disaat kelompok 5 dan 6 bergabung disatu tempat, kelompok 4 mericuh."LO NGAPAIN KESINI ANJIR?!" Panik Felix.
"Ya kan kita kerja kelompok" jawab Winter santai.
"Kalo covid ya isolasi mandiri, bodoh"
"Jen, gue di katain bodoh noh" rengek Winter kepada Jeno.
"Bodo amat, kali ini gue di pihak Felix"
"Kyung"
"Serius lo positif?" Tanya Nakyung.
"Enggak lah yakali"
Semua menatap lekat Winter.
"Bohong kaya gitu ga lucu, gue serius" ketus Jeno.
"Tapi lo beneran gapapa kan?" Tetapi perlaan Jeno mendekati Winter.
"Halah tadi sensi sekarang malah serasi" sindir Seungkwan.
"Kalo ngobrol terus, Kapan selesainya?"
Karena ucapan Joshua, akhirnya mereka kembali fokus tujuan awal.
Kini Nakyung terus menerus menatap arlojinya, berkali-kali mengecek ponselnya. Sudah hampir dua jam ia menunggu, namun yang ditunggu tak kunjung datang.
"Kyung, belum dijemput juga?" Tanya Jeno, terlihat akan mengantarkan Winter pulang.
"Ah gue bentar lagi dijemput kok, gausah nungguin lagian lo mau anter Winter juga"
"Santai aja, gue tungguin sampe lo dijemput" ucap Jeno.
Jeno meminggirkan motornya, dan Winter pun turun untuk menemani Nakyung.
"Kaya nya gue naik taksi aja deh, lo anter Nakyung aja" pinta Winter.
Jeno menatap Winter lalu beralih melirik Nakyung, disini Nakyung merasa tak enak kepada Winter.
"Gausah, kalian duluan aja. Lagian ini gue udah pesen ojol kok"
"Beneran nih gapapa?"
"Iya beneran"
"Yaudah kalo gitu gue sama Jeno duluan ya"
"Gue dulan, Kyung"
Nakyung menghela napasnya kasar, menahan kesal.
"Maaf, lama ya? tadi ada kepentingan dulu"
Kepentingan apa yang Renjun maksudkan, apakah Nakyung tak cukup penting baginya?
Renjun mengulurkan tangannya, Nakyung tak membalasnya ia langsung menaiki motornya. Membuat Renjun sedikit menghela napas.
Mereka tak langsung pulang, melainkan ke perpustakaan umum. Karena Nakyung harus menyelesaikan tugas yang tak sempat ia kerjakan.
Nakyung hanya minta diantarkan dan menyuruh Renjun untuk pulang, Namun Renjun tetap berada disana.
"Pulang sana"
Ujarnya tanpa memandang wajah Renjun.
"Mau nonton film?" Tanya Renjun tiba-tiba.
"Film?" Renjun mengangguk.
"Terus ini gimana? Jangan sesat ya!" Nakyung menunjukan tugas miliknya.
"Nanti aku bantuin" kata Renjun sembari mengembalikan buku perpus pada tempatnya kembali.
Nakyung kini memasang wajah murung, ia pikir Renjun akan mengajaknya menonton di bioskop dan ternyata Renjun mengajaknya untuk menonton di rumahnya. Tidak ada siapapun hanya mereka berdua, Jaemin belum pulang.
"Mau makan?" Renjun pikir Nakyung kesal karena ia hanya memberi makanan ringan saja padanya, kemungkinan Nakyung merasa lapar.
"Ga laper"
"Terus?"
"Udah diem, filmnya kan belum selesai"
Mereka menghabiskan waktu sekitar 2 jam hanya untuk menonton film di rumah Renjun dan sesekali berdebat dengan hal yang tak penting.
"Waaa gila! Jefri nikol ganteng banget" Teriak Nakyung yang mengangumi ketampanan salah satu pemeran film tersebut.
"Amanda rawles cantik" balas Renjun tak ingin kalah.
"Cantikan juga aku kali" Nakyung tak suka jika Renjun berkata cantik kepada perempuan selain dirinya.
"Berarti gantengan aku dari pada Jefri" balas Renjun lagi.
"Dih engga, tetep gantengan Jefri!"
"Bang Jaehyun?"
"Hah bukan, itu mah si Jamal!" Kini Nakyung cukup dibuat kesal oleh Renjun, namun dalam hatinya ia merasa senang.
"Ehem"
Jaemin berdeham ketika melihat kedua insan saling berdebat satu sama lain, kini pandangan Jaemin beralih menuju jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 18.30 malam.
"Udah jam segini, lo ga balik?"
"Ah ga kerasa udah malem"
"Yaudah lo anter balik sono, sekalian nitip beli makan"
"Gofood aja jangan ribet" ucap Renjun yang akhirnya di timpuk bola kertas oleh Jaemin
"Pelit lo"
"Ayo"
"Hmm Jaem gue balik dulu ya"
"Ngapain pamit ke dia, ga penting" lalu Renjun menarik lengan Nakyung.
"AWAS LO!!!"
Setelah menghabiskan 40menit di jalan, dan sempat melewati kemacetan lalu lintas, kini mereka berdua sudah tiba.
"Ma-mau masuk dulu enggak?" Tanya Nakyung yang entah mengapa jadi sedikit canggung.
"Gausah" tolak Renjun.
"Ah iya udah, hati-hati"
Renjun hanya membalas dengan anggukan, lalu pergi meninggalkan perumahan.
Nakyung menghela napas, "Kenapa harus dia lagi"
Dia, siapa yang Nakyung maksudkan? Dan tentang persoalan apa yang ia permasalahkan?
Tunggu cerita kelanjutannya pada chapter berikutnya
Silahkan tap bintang di bawah, bila berkenan komentar sangat dipersilahkan.
Terima cintaku buat kalian💗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Boyfriend | Huang Renjun
Fanfiction[17+] [ONGOING] [school romance] Sedingin kutub utarapun akan mencair oleh panasnya suhu cuaca di kota jakarta. Di ibaratkan seperti itulah sikap Renjun dan Nakyung jika di pertemukan bahkan di persatukan. Apakah semesta menyetujui hubungan mereka...