○ Chapter 20

476 62 6
                                    

Jahat sih kalo ga vote, komen juga apa yang kalian suka sama ga suka. Biar tambah rame lapak nya, author juga jadi semangat kalo rame.

-🐱

•••

Jam menunjukan pukul setengah enam pagi, sepagi ini Renjun sudah gelisah. Karena ia belum memberitahu Nakyung soal hubungannya dengan Ningning dan Nancy, ia tak ingin Nakyung salah paham akan itu.

Sementara Nakyung sudah lima belas menit mondar-mandir sambil menggigiti kukunya sendiri, Jisung yang melihat itu merasa risih.

"Lo ngapain sih sedari tadi mondar-mandir kaya setrikaan? mana gigitinnjari, kaya orang idiot tau ga"

Nakyung menyengir sambil duduk di hadapan Jisung.

"Pagi-pagi buta ke rumah gue, kurang kerjaan amat sih lo"

"Kebetulan aja gue lagi gabut jadinya gue kesini deh"

"ya gausah sepagi ini anjir"

Tanpa sepengetahuan Jisung, sebenarnya nakyung sedang menunggu sebuah pesan dari Renjun.

Ting!

Muncul sebuah nootifikasi di handphone milik Nakyung, ya itu dari Renjun.

Renjun mengajak nya untuk pergi pagi ini.

"Eh gue balik ya"

"Lo mau ketemuan kan sama Renjun? Ngaku lo"

"Engga, sotau banget sih looo"

"Lo pake baju serapih ini di pagi hari ke rumah gue, ga mungkin banget kalo gaada alesan buat ga pergi"

Tebakan Jisung selalu tepat, hingga Nakyung berpikir jika Jisung bisa membaca pikiran seseorang.

"Gue pergi sebentar ya sama Renjun, tapi jangan kasih tau Joy Pleasee"

"hmm gimana ya, tapi gue tuh orang nya terlalu jujur jadi gabisa bohong"

"Baliknya gue beliin boba deh"

"Duh mana bisa kenyang"

"yaudah lo mau apa? cepettt"

"lo harus bikinin Ramyeon setiap gue suruh aja selama 2bulan"

"dih ogah, gue bukan babu lo"

"Yaudah gue telpon joy sekarang juga"

"Ish yauda seminggu"

"2bulan"

"seminggu aja sih"

"gini aja, sebulan atau gue kasih tau"

"Oke sebulan"

"nah gitu dong" Jisung tersenyum puas.

"Ngeselin lo, yaudah gue cabut ya"

"Yoi hati-hati"

      

"Mau kemana?" tanya Nakyung saat sudah naik motor Renjun.

"Nanti juga tau"

Renjun segera menancap pedal gasnya keluar dari perkarangan rumah, sebelum itu ia sempat melirik ke arah Jisung yang sedang menatap dengan tatapan tak suka kepadanya.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat.... pemakaman? Ya, ini pemakaman. Nakyung tak paham mengapa Renjun mengajak dirinya kesini, bila diingat memang ayah Renjun sudah meninggal, mungkin saja ia ingin mengunjungi makan ayahnya.

Renjun menarik tangan Nakyung untuk memasuki daerah pemakaman.

"Pulang aja yu, disini sepi" Nakyung bergidik takut.

My Coldest Boyfriend | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang