○ Chapter 36

288 31 8
                                    

"Itu luka nya beneran gamau di obatin?"

"Engga, cuma lecet doang kok"

"Yaudah nanti pas main hati-hati"

"Iya"

Nakyung memasuki kelasnya, dan ya pertengkaran sedang berlangsung.

"Lo aja yang sotau!"

"Lah dasar cewe selalu gamau ngakuin kesalahannya sendiri"

"Salah gue dimana sih? Dari pagi debat mulu sama lo, cape gue!"

"Karena lo udah jahat sama Seungmin"

"Jahat nya dimana gue tanya?"

"Sikap seolah-olah selalu ngebuat dia berharap, tapi nyatanya apa? Lo cuma manfaatin dia kan?"

"Gue kan anggep dia temen, kalo dia masih berharap ya berarti dia nya aja yang kebaperan!"

"J-jadi selama ini lo cuma anggap gue temen?" Seungmin baru saja tiba.

"Kita cuma temen, ga lebih. Jadi lo gausah berharap lebih sama gue" jelas Winter.

"Oh, oke. Gamasalah yang penting kita masih berteman" dengan berat hati Seungmin hanya bisa tersenyum simpul.

"Ayo tim basket siap-siap, bentar lagi kita ke lapangan" Titah Chenle.

Semua tim basket bersiap berganti baju, dan melakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Lo keterlaluan" Ucap Jisung dingin kepada Winter.

Nakyung berdiri dekat pintu kelas dan mencegah Jisung untuk bertanya apa yang terjadi.

"Ji kenapa lagi sih?"

"Nanti aja, gue mau siap-siap"

Nakyung menghela nafasnya, "Okedeh, semangat ya!"

Perlombaan selanjutnya adalah basket dengan tim kelas A3 yang dipimpin oleh Chenle melawan tim kelas A1 yang dipimpin oleh Yangyang.

Nakyung terus melihat ke arah kelas A1, ia seperti sedang mencari seseorang. Ternyata orang itu baru saja datang.

"Renjun tetep main, Kyung?"

"Iya, soalnya dia tim inti"

"Itu wajahnya belum lo obatin?"

"Gamau dianya"

Saat beberapa menit permainan di mulai, tim A3 sudah kecolongan beberapa point. Padahal tim A3 terkenal dengan tim basketnya yang unggul.

"LO NGELAMUNIN APA HAH? KALO GINI TERUS MENDING GUE GANTI DEH!" Chenle kecewa dengan permainan Seungmin, padahal Seungmin termasuk kandidat yang dicalonkan menjadi Ketua basket di sekolah.

"Sorry Le, gue ga fokus"

"Ayo dong yang semangat!" Seru Jihoon.

Permainan dimulai kembali, Namun Jisung didorong hingga jatuh.

"WOY APA-APAAN!" Sontak kelas mereka merasa dicurangi.

"Park Jisung dengan nomor punggung 7, apakah ingin berganti pemain?"

"Saya gapapa pak, saya lanjut aja" ucap Jisung.

Setelah permainan selesai, kembali mericuh. Karena tim basket A3 tak terima Jisung di dorong dengan tim A1.

"Kenapa, ga terima?" Ucap Yangyang tanpa rasa bersalah.

"Lo kenapa dorong Jisung? Punya dendam pribadi gausah disangkut pautin sama basket dong!"

"Karena lo ganggu adek gue!"

"Adek? Siapa yang elo maksud?" Kini Jisung berbicara.

"Winter, dia adek gue"

My Coldest Boyfriend | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang