Chapter 32

8.4K 554 50
                                    

Hargai author dengan memberikan VOTE dan KOMEN 🙏❤️😊

Jennie sangat senang sekarang. Bahkan dari tadi dia hanya tersenyum sampai membuat Rosé bergidik ngeri.

" Ckk, berhentilah tersenyum seperti itu Jen." Ucap Rosé yang mulai jengah dengan senyuman Jennie. Dia tidak menyangka Jennie akan sesenang ini. Padahal kan seharusnya dia menangis atau apa kek. Tapi dia malah bahagia. Seolah² Taehyung akan bertanggung jawab. Memang kejam sih mengatakan itu. Namun pikir Rosé sekarang adalah Taehyung juga memiliki Sana dan dia tidak mau melepas Sana. Lalu bagaimana dengan kehidupan Jennie? Itu yang membuat Rosé bingung.

" Seharusnya kau senang Rosé. Kau akan menjadi aunty." Ucap Jennie dengan gummy smilenya. Dan Rosé hanya memutar bola matanya malas.

" Iya aku akan menjadi aunty. Lalu dimana daddy bayi mu hah?!" Ucap Rosé yang membuat Jennie mempoutkan bibirnya.

" Kau jahat sekali. Tentu saja daddy nya adalah Taehyung." Ucap Jennie.

" Kau begitu percaya Taehyung akan bertanggung jawab? Disaat dia tidak bisa melepas salah satu dari kalian?" Ucap Rosé yang membuat Jennie menghela nafas lalu tersenyum lagi. Huhh menyebalkan.

" Justru itu sahabatku Rosé. Apa kau tau Sana hamil juga?" Tanya Jennie yang berhasil membuat Rosé mengangakan mulutnya.

" Jinja?!" Ucap Rosé yang masih kaget.

" Untuk apa aku bohong Rosé. Kau tau semenjak dia hamil, perhatian Taehyung padaku berkurang. Jadi setelah Taehyung mendengar berita aku hamil. Maka perhatiannya akan kembali padaku. Dan mungkin akan lebih jauh perhatian." Ucap Jennie yang membuat Rosé menggeleng² kan kepala.

" Terserah kau saja. Lalu kapan kau akan memberitahunya." Tanya Rosé sambil menyeruputi sedotannya. Ngomong² mereka lagi ada di cafe.

" Mungkin besok." Ucap Jennie.

" Kenapa tidak sekarang?" Tanya Rosé bingung.

" Karena aku tidak tau Taehyung ada dimana." Ucapnya sambil mengehendikan bahu.

" Kau bodoh atau apa. Kau kan bisa menelfonya atau mengiriminya pesan." Ucap Rosé yang geram.

" Kau benar. Tapi ini adalah berita besar Rosé, jadi tidak baik dan tidak akan menarik kalau disampaikan lewat ponsel." Ucapnya yang membuat Rosé mengangguk kan kepala.

" Terserah kau saja. Ngomong² kita harus je supermarket sekarang." Ucap Rosé.

" Untuk?" Ucap Jennie bingung.

" Tentu untuk bayimu bodoh. Apa kau tak mau bayimu sehat." Ucapnya yang semakin membuat Rosé geram.

" Aishh Rosé jaga bicaramu. Nanti baby ku bisa mendengar ucapan kasar mu." Ucap Jennie dengan mengelus perut datarnya. Itu membuat Rosé melotot.

" Yakhh!! Dia tidak mungkin mendengar nya Jennie. Haishh kenapa waktu kau hamil sifatmu menyebalkan sih." Ucap Rosé yang memang ada benarnya. Karena Jennie memang menyebalkan dari tadi. Bahkan lihatlah penampilan nya yang seperti anak remaja. Bahkan orang mengira Jennie adalah adik Rosé. Itu sukses membuat Rosé semakin geram. Ia heran kenapa Jennie berdandan seperti ini. Namun yang namanya Jennie hanya menjawab." Ini pasti keinginan anak ku Rosé~aa." Lagi² membuat Rosé kesal.

" Tentu dia mendengarnya Rosé. Karena dia ada dihadapanmu." Ucap Jennie.

" Terserahlah. Aku tidak perduli. Cepatlah kita harus kesupermarket. Sebelum terlalu malam." Yah memang  ini sudah malam. Dari tadi Jennie dan Rosé hanya berdiam diri di rumah sakit. Tentu saja karena pingsan tadi.

Jennie mengangguk lalu berdiri menyusul Rosé. Ngomong² semua teman Jennie tidak tau, kecuali si Rosé ini. Mereka berdua mengendarai mobil dengan santai juga sambil bercanda ria. Sampai mereka tidak menyadari  kalau ada satu mobil warna hitam yang mengikutinya.

🖤𝑴𝒐𝒅𝒆𝒍 𝒂𝒏𝒅 𝑪𝑬𝑶 𝑹𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔𝒉𝒊𝒑💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang