23. Sheryle!

1.6K 43 11
                                    

Tidak terasa sudah terlalu lama Jisi tertidur bahkan saat temannya Sheryle sudah selesai membersihkan tubuh dari lengketnya keringat akibat aktifitas padatnya di kampus, Jisi masih saja tenggelam dalam mimpi indahnya.

"Dasar kebo!"

"Jisi! Jisi! Ayo bangun!"

"Jisi! Ihhh ayo bangun! Ya ampun!"

“Jisi heiiii!" menepuk pipi Jisi.

Sheryle dengan pantang menyerah mencoba membangun kan sahabatnya.

Karena tak kunjung bangun seketika pikiran jahil Sheryle datang.

Jisi bangun dengan mata yang terbuka lebar,
ia melihat langit-langit kamar asramanya itu dengan masih setengah sadar.

Tubuh Jisi terasa tidak bisa digerakan karena seseorang mengunci badannya dengan sesuatu.

Jisi memutar kepalanya ke arah kanan, seketika itu juga ia menatap kesal seseorang yang tidak lain adalah sahabatnya Sheryle sedang tertawa terbahak- bahak.

“buka nggak munaroh?" desis Jisi, Tajam.

"Bwuahahahaahhaa. Wajahmu seperti pocong yang sedang menahan pup! Huahahahah" ejek Sheryle yang langsung diberi tatapan sinis oleh Jisi lagi.

"mukamu tuh pocong! bukain aku bilang Sheryle anaknya munaroh!" ucap Jisi dengan kesal.

"nggak bakal aku bukain."

Jisi menatap geram Sheryle dan ketika dilihat wajah tak bersahabat Jisi dengan perlahan ia mendekat dan duduk di pinggir ranjang Jisi.

"heheheh, sabar ya gadisnya Aven."

Akhirnya Sheryle melepaskan ikatan yang melilit di seluruh tubuh Jisi.

Jika kalian penasaran seperti apa sheryle mengikatnya, yaitu Jisi diikat dengan selimut yang melilit di seluruh tubuhnya.

Selimut yang menutupi ujung kakinya diikat dan yang di kepalanya juga diikat layaknya pocong.

Tidak lupa juga dengan riasan wajah yang dipenuhi bedak tabur warna putih dan lukisan indah yang dibuat sheryle dari lipstick miliknya.

“Sudah ku buka. Makanya kalau disuruh bangun ya bangun, jangan tidur seperti kebo kamunya."

"bacot!" sergah Jisi kemudian bangun dan melangkah ke arah kamar mandi.

Detik berikutnya terdengar teriakan kencang Jisi dari dalam kamar mandi.

"SHERYLEEEEE!"

Mendengar teriakan maut sahabatnya itu Sheryle tertawa lagi.

Sudah dapat dia pastikan Jisi telah melihat apa yang ada di wajah cantiknya itu.

***

Acara mandi Jisi akhirnya telah selesai. Setelah 30 menit berada di dalam kamar mandi barulah ia keluar dengan wajah ditekuk.

"Udah, maaf yaa. Janji deh aku nggak akan melakukan hal itu lagi. Suerrr." bujuk Sheryle dengan wajah memelas.

"hmm."

"dimaafin kan?"

"iyaa."

"Uhh tayaangg," ujar Sheryle lalu memeluk erat sahabatnya.

Sheryle sangat bersyukur karena sahabatnya ini memang tidak pernah benar-benar marah padanya.




TBC

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang