7. Tanpa kabar!

3.5K 93 30
                                    

Dua hari telah berlalu sejak Aven berjanji akan menemui bahkan memberi kabar kekasihnya, Jisi.

Sepertinya janji Aven hanyalah sebatas janji semata.

Jisi sampai kesal dalam hal menunggu kabar, Aven tetap tidak menampakkan batang hidungnya bahkan pesan whatsapp Jisi pun tidak dibalas.

(Chat Jisi)

Avenku ❤
Selamat pagi sayang, sudah bangun?
Sayang hari ini aku akan ikut penggalangan dana di kampus, bolehkan?
Selamat malam sayang, aku tidur yaa. Capek soalnya baru kelar penggalangan dananya.

Selamat pagi sayang, urusannya udah kelar?

Sayang? Kenapa nggak aktif...

Sayang di mana?
Aku telpon nggak diangkat.

Aven sayang, belum selesai ya urusannya?

Baiklah jangan lupa makan dan instirahat yang cukup ya.
Sayang kamu 💕
Sayang kabarin aku kalau urusannya sudah kelar yaa 🙏
Aveno rindu kamu ❣❤



***


Hidupku terasa hampa...
Sudah dua hari aven tidak mengabariku..
Curiga? Yaa, perasaan itu hadir dan sedikit mencubit hatiku..
Tapi tahukah kamu rasa cintaku seakan menekannya dan lebih memilih menunggu dan mempercayainya...



***

Sore harinya Jisi sudah siap dengan Celana Jeans panjang yang menutupi pinggang sampai pergelangan kakinya, atasan kaos merah muda dengan sepatu putih bercorak.

Dia terlihat mengapit tas kecil berisi dompet, handphone, bedak padat dan liptin kecil.

Terlihat cantik dengan riasan wajah yang nampak natural.

Jisi melangkah masuk ke dalam Grab Car yang dipesannya tadi.

Rasa gundah lah yang mengharuskan dirinya untuk refreshing otak dan hatinya.

Bangunan yang cukup mewah dan ramai itu seakan menarik minat Jisi untuk segera menghampirinya.

Salah satu mall terbesar yang ada di ibu kota Caliko adalah pilihan Jisi untuk sekedar Refreshing.

Matanya sibuk menelisik semua toko pakaian yang berjejer rapi di setiap sudut bangunan itu.

"Hai, Jisi." sapa seseorang yang sedari tadi memperhatikan jalannya.

"Mau ke mana?" tanyanya lagi sambil berjalan di sebelah Jisi.

"Eh Josua! Ehm, mau melihat-lihat aja dulu dan mungkin aku juga mau membeli makanan ringan untuk stok di asrama." jawab Jisi, ramah.

"Mau kutemani?" tawar Josua.

"Kamu nggak sibuk?"

"Enggak. Memang hanya mau refreshing aja, suntuk seharian di kost."

"Ehm, boleh deh. Aku juga nggak ada yang temanin jalan." tutur Jisi.

"Pacar kamu emangnya kemana? Kenapa nggak bareng?" tanya Josua sembari melirik wajah Jisi dengan saksama.

"Ehm, Aven sibuk. lagi ada urusan, tapi aku sudah mengabarinya tadi." ungkap Jisi.

"Ohh, baiklah kalau begitu."

Mereka berdua akhirnya menyusuri pusat perbelanjaan itu.

Josua dan Jisi berjalan bersisihan layaknya pasangan. Sesekali Josua berceloteh apa saja demi mencairkan suasana yang begitu canggung.

Setelah puas jalan-jalan. Josua mengajak Jisi untuk makan malam.
Dan di sinilah mereka berdua, berada di salah satu restoran seafood.

"Mau pesan apa?" tanya Josua sembari meneliti buku menu.

"Boleh aku memesan dua menu? Soalnya aku sangat lapar." pinta Jisi memasang wajah memelasnya.

Lugu sekali gadis ini, Batin Josua.

Josua tertawa mendengarnya.

"Kenapa? Nggak boleh ya?"

"Eh, kok nggak boleh. Ya boleh lah Jisi. Sekarang kamu pesan apa saja yang kamu mau." jawab Josua dengan senyuman yang tak pernah pudar di wajah tampannya.

Mendengar perkataan Josua membuatnya langsung semringah.

Jika sudah mendapat izin seperti ini rasanya Jisi akan memesan lebih.

"Aku pesan Kepiting saus pedas, udang bakar, sop telur puyuh dan untuk minumannya avocad blend." ujarnya dengan tidak sabar.

***

Sekitar 15 menit menunggu akhirnya pesanan mereka telah tersaji di atas meja.

"Ayo makan sebelum makanannya dingin."
ujar Josua mengingatkan dan dibalas anggukan oleh Jisi.

Dengan lahapnya gadis itu memakan kepitingnya mengunakan tangan.

Saus pedas dari kepiting itu seakan begitu nikmat ketika menyatu dengan lidah Jisi.

Jisi yang begitu sibuk dengan makanannya tampak tidak terusik dengan helaian rambut yang terurai bebas di kedua sisi wajahnya.

Namun hal itu justru membuat Josua yang dari tadi memandangi gadis itu makan seolah terusik oleh helaian rambut itu.

"Mana ikat rambutmu?"

"Ha? Untuk apa?" jawab Jisi bingung karena dengan tiba-tiba Josua meminta ikat rambut.

"Udah, jangan banyak tanya. Cepat mana ikat rambut." pinta Josua lagi.

"Nggak ada." ucap Jisi kemudian meneruskan menyantap makanannya.

"Ck. Dasar!"

Josua yang tidak kehabisan akal itu akhirnya melepaskan karet gelangnya dan duduk di sebelah Jisi.

"Kenapa?" tanya Jisi bingung.

"Udah diam. Lanjut makan aja."

Kemudian dengan lembut Josua mengikat rambut Jisi.

"Nah, selesai. Makan yang banyak!" serunya disertai senyuman manis.

Tanpa disadari pipi Jisi langsung merah merona karena perlakuan manis dari Josua.



TBC

-Josua Wirja-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Josua Wirja-

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang