5. Pacaran

4.4K 117 7
                                    

Sedikit Sensitif ⚠
Yang nggak mau dosa, di scroll ke bawa aja yang nggak ada konten sensitifnya ya 😄
_____



Luxury Hotel
02.00 AM

Deru napas yang terdengar tersengal-sengal seolah menandakan betapa hebat pergulatan yang dilakukan oleh dua manusia.

Perasaan puas karena napsu yang tersalur selama beberapa jam yang lalu menjadi alasan mengapa pria yang dikenal dengan nama Ricko itu terus tersenyum.

Suara ketukan pintu terdengar nyaring, dengan perlahan Ricko turun dari ranjang dan beranjak membuka pintu.

"Bagaimana pendapatmu, apakah nikmat?" tanya Aven yang baru saja datang.

"Tidak terlalu buruk, tapi sepertinya ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal itu." jawab Ricko, santai.

"Dugaanku memang tidak pernah meleset. Hahaha" celetuk Aven sambil tertawa.

"Berapa ronde?" Aven bertanya sembari duduk di Sofa dalam kamar itu.

"Ck! Kau seperti baru saja mengenalku." Cibir Ricko lalu ikut duduk di samping Aven.

Mereka berdua duduk sambil memandang Claudia yang mungkin sedang tidur.

"Sepertinya kau menggempurnya habis-habisan. Lihat! Dia bahkan tak sanggup membuka matanya." Tutur Aven sambil terkekeh pelan.

"Hahaha"

Claudia yang mulai terusik tidurnya karena tawa Ricko yang kuat kemudian membuka matanya perlahan.

"Kau terlihat begitu berantakan sekarang Cantik." sindir Aven.

Claudia yang mendengar sayup-sayup suara Aven, dengan cepat mengubah posisi tidurnya dengan duduk di atas ranjang.

"Kau!" pekik Claudia.

"Kenapa cantik? Kau mau Ricko gempur lagi?" ujar Aven memandang remeh wanita itu.

Claudia mengeram marah lalu membuang muka.

Dengan perlahan Aven melangkah mendekati sisi ranjang kemudian menundukkan punggungnya sedikit ke arah Claudia.

CUP

Dengan santainya ia mengecup lembut Claudia.

"Sudah lebih baik?" bisik Aven kemudian mencium Claudia lagi.

Tangannya terulur untuk menyentuh sesuatu yang sedari tadi menantangnya.

Bukit kembar! Ya, tebakan yang bagus.

Dengan gerakan pelan dan memutar Aven membuat darah Claudia berdesir cepat.

"Shh... awhh!" Jerit Claudia saat Aven dengan pelan mencubit bagian itu.

Ricko tersenyum penuh arti melihat adegan yang sementara ditontonnya.

Temannya ini memang sangat kurang ajar.

"Aku rasa hal itu cukup untuk mewujudkan ekpetasimu terhadap sentuhanku."

Aven kemudian menghentikan aktivitasnya.
Namun, Terlihat guratan kecewa dari Claudia.

"Dan kau harus memberiku sesuatu sebagai imbalan karena sudah membuatmu menikmati sentuhanku." ujarnya lagi.

"Apa yang kau mau dariku? Tubuhku?" kata Claudia menawarkan dirinya dengan manja.

"Haha, tentu bukan cantik. Aku ingin kau memberikan kontak dari temanmu yang kemarin ku antar pulang."

"Jisi?"

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang