19. Terlena Lagi?

2.5K 56 2
                                    

Sudah seminggu tepatnya setelah dari kejadian manis di taman itu, kian romantis saja hubungan mereka berdua.

Bahkan Aven sering mengunjungi Jisi di asramanya hanya untuk sekedar melihat keadaan Jisi ataupun membawakan berbagai macam makanan pada Jisi.

"Jisi!" panggil Sheryle dalam kamar.

"Ya? Ada apa?" sahut Jisi yang saat ini sedang berada dalam kamar mandi.

"Aven menelponmu!"

"Angkat saja dan katakan kalau aku akan menemuinya sedikit lagi."

Sheryle mengangkat panggilan telpon dari Aven.

Sheryle : Ya halo Aven.

Aven : halo ini siapa? Perasaan ini nomor ponselnya Jisi.

Sheryle : Ya benar ini memang ponselnya Jisi. Tapi dia menyuruhku untuk menggangkat panggilan telpon ini.

Aven : kenapa? Dia di mana?

Sheryle : Jisi ada di kamar mandi. 10 menit lagi dia akan segera menemuimu.

Aven : lalu ini siapa? Kamu belum mengatakan namamu tadi.

Sheryle : ohh aku Sheryle.

Aven : ohhh Sheryle ternyata, Kukira siapa. Ohyah sheryle sampaikan pada Jisi kalau aku akan menunggunya di depan asrama ya.

Sheryle : baiklah.

****

Setelahnya Jisi keluar dari kamar mandi menuju ke lantai bawah untuk menemui Aven di pintu masuk asrama, benar saja ternyata di sana sudah ada Aven yang tengah bersandar di dinding sambil tersenyum menatap kehadirannya.

"Ada apa?" tanya Jisi menghampiri Aven.

"Ini untukmu."

Jisi menaikkan sebelah alisnya sambil menatap penuh tanya apa isi kotak yang disodorkan oleh Aven saat ini.

"Ini apa Ven?"

"Itu adalah gaun yang spesial ku belikan untukmu. Semoga kamu suka." jawab Aven sambil mengacak lembut rambut Jisi.

"Oh iya, Makasih Ven." Timpal Jisi sambil tersenyum dan merapikan rambut yang tadinya diacak-acak oleh Aven.

"Hanya kalimat Terima kasih?"

"Lalu?" tanya Jisi, Polos.

"Sudah lupakan. Kalau begitu aku pamit pulang." jawab Aven kemudian beranjak akan pergi dari tempat itu.

Jisi hanya menahan tawanya mendengar penuturan Aven yang baru saja dikatakannya.

Tidak menunggu lama Jisi menarik tangan Aven dan berjinjit lalu mengecup pipi Aven kemudian memeluknya dengan erat.

"Apa ini cukup?"

"Hmm. Terima kasih."

"Kalau begitu aku masuk ke dalam ya. Hati-hati di jalan." ujar Jisi sambil berjalan masuk ke dalam asramanya.

Namun belum sempat Jisi benar-benar masuk ke dalam asramanya, Aven kembali memanggilnya.

"Jisi!" panggil Aven lalu detik berikutnya Jisi menoleh ke arahnya.

"Ya?" jawab Jisi.

"Aku mencintaimu." ujar Aven setengah berteriak sambil menatap lekat mata Jisi.

DEG

Saat itu juga rasanya jantung Jisi berdegup dua kali lebih cepat dari pada biasanya.

Suatu kalimat sederhana yang dilontarkan Aven mampu membuat pipinya merah seketika.

Jisi hanya tersenyum malu lalu buru-buru masuk ke dalam asramanya.

Sementara itu Aven hanya tersenyum menyerigai melihat tingkah laku dari Jisi.

"Semudah itukah membuatmu tergila-gila padaku?" gumam Aven.







TBC

(Si jago ranjang, eh?😂😂😂)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Si jago ranjang, eh?😂😂😂)

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang