28. Aborsi

2.4K 54 49
                                    

Guratan keseriusan begitu nampak di wajah cantik itu. Layar ponselnya bergulir searah dengan jempolnya yang mengusap dengan cara lembut.

Ketika hal yang dicarinya dalam situs internet, sudah ia dapatkan maka dengan cepat ia bergegas untuk mencari sesuatu yang tertulis di dalam halaman pencarian ponselnya itu.

Tidak mau jika nanti sahabatnya tahu dengan apa yang akan dia lakukan maka secepat mungkin ia dapatkan apa yang dia mau.

Jasjus Jeruk Nipis!

Jasjus adalah minuman serbuk dengan kemasan sachet yang memiliki rasa aneka buah yang enak dan menyegarkan.
Jasjus dengan rasa aneka buah yang digemari banyak orang,
Jasjus dalam bentuk serbuk yang memudahkan dalam penyajiannya dan aman serta digemari banyak orang.
Nyatanya mampu membawa pengaruh yang buruk bagi kandungan jika meminumnya sekaligus dengan jumlah yang banyak.

Pernyataan di halaman situs internet itu tak mampu mengusik kemauan dari Jisi sekarang bahkan ketika melihat kalimat terakhir dari data yang ditampilkan ponselnya justru membuat semangat wanita itu menggebu- gebu untuk meminumnya.

"Maafkan aku jika saat ini harus merengut mu dari dalam rahim," lirih Jisi.

Tanpa menunggu lama wanita itu menyeduh sepuluh saset Jasjus rasa jeruk nipis dengan hanya diberi 100 ml air.

Rasa asam yang pekat dari minuman yang di teguknya saat ini mampu membuatnya menutup secara paksa matanya dan merasakan ngilu yang teramat dalam.
Lidahnya seakan kebas karena minuman itu.

Setelah selesai bergumul dengan minuman tersebut hal yang dilakukan selanjutnya yaitu melompat sebanyak banyaknya sampai ia benar- benar lelah.

Selang beberapa waktu lamanya nyatanya hal yang dilakukan sia- sia.
Membuatnya lagi- lagi menjatuhkan air matanya.

Sudah satu jam lebih air mata Jisi menemaninya dalam kesendirian sampai akhirnya satu notifikasi whatsapp mengalihkan atensi.

DEG!

“Brengsek!” Pekik Jisi. Entah bagaimana kata itu bisa keluar dari mulut wanita yang tidak pernah mau mengucapkan kata kurangajar tersebut.

Hanya dengan satu foto yang dikirim oleh nomor yang tidak dikenal itu mampu membuat Jisi mengumpat.

Foto kemesraan Aven dengan wanita lain yang terlihat tidak memakai pakaian apapun. Dan Jisi bisa tau mereka kelihatannya tampak kelelahan karena aktifitas panas.

Apa yang dilihatnya saat ini sangat membuat dia terpukul sekali seperti ada tancapan ribuan belati yang menusuk tepat ulu hatinya. Rasanya sakit sekali.

Tega sekali Laki- laki itu. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi ketika foto itu dibarengi dengan tulisan yang sangat menambah luka hatinya.

Sepertinya Dia lebih nyaman dengan perempuan ini dari pada dirimu. Alasannya karena kamu terlalu polos Di Ranjang dan yang Aven butuhkan yang liar dan pastinya tidak perlu harus diajari. Kau tahu, Otodidak lebih menarik dari apapun.

Jisi mengepalkan kedua tangannya, mungkin mencoba meredakan gejolak kekecewaan di hatinya.

“Mengapa sesakit ini, Ven? Mengapa sesakit ini mencintai seseorang.”

Ketakutan akan kenyataan yang begitu pahit sangat mengacaukan hati Jisi dan entah mengapa ia lebih memilih untuk mencurahkan semua masalahnya pada wanita yang bernama Claudia.

Jika ditanya kenapa bukan Sheryle? Maka yang akan Jisi jawab adalah Ia terlalu pengecut untuk jujur pada sahabatnya itu.

Tanpa menunggu lama ia membuka aplikasi whatsapp dan mengetik sesuatu di sana..

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang