13. Hampir Ketahuan

2.5K 64 80
                                    

"Aven? Siapa wanita ini?"

"Anda Siapa?" tanya Aven, bingung.

"Kau melupakanku? Aku Sheryle, Teman baiknya Jisi." jawab Sheryle dengan tetap menatap tajam Aven.

"Ohh.. Sheryle. Kenalkan Namanya Sari dan ini temanku Ricko. Aku diajak kemari oleh Ricko karena akan melakukan kontrak bisnis dengan Sari." jelas Aven dengan tenang.

"Benarkah? Tapi yang ku lihat kau hampir saja menciumnya?"

"Eh? Apakah seperti itu yang saya lakukan nona Sari?" tanyanya langsung menoleh ke arah wanita yang disebutkannya tadi.

"Ehm sepertinya anda salah lihat. ngomong-ngomong apakah anda ada keperluan dengan tuan Aven? atau tuan Ricko?" ujar Sari mengalihkan pembicaraan.

Sheryle tampak Shock.

Apakah memang salah lihat? Ishhh bodohnya diriku, batinnya.

"Eh.. Tidak,Tidak. Saya hanya..hanya....Maafkan saya jika mengganggu waktu kalian, sekali lagi maafkan. saya tidak bermaksud menyinggung kalian bertiga." pinta Sheryle dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa-apa Sheryle. Tidak perlu merasa bersalah. Jadi sekarang apakah kami boleh melanjutkan rapat kami?" Ricko bersuara.

"Oh..Ya--ya Tentu. Si-silahkan lanjutkan," jawab Sheryle kikuk.

Dengan langkah tergesa-gesa Sheryle meninggalkan meja makan dari Aven dan keduanya itu.

"Uhh, Dasar mulut Goblok! bisa-bisanya berbicara omong kosong. Tuhkan! Jadi malu. Duhhhh Malu bangett ya Tuhan." tutur Sheryle sambil sesekali menepuk pelan Bibirnya.




***



Aven menghembuskan napas lega.

"Tadi itu siapa Ven?" tanya Ricko.

"Dia teman sekamar Jisi. Akan sangat merepotkan jika dia memberitahukan hal ini pada Jisi," jelas Aven.

"Ohh. Pantas saja dia mengenalmu."

Aven dan wanita yang bernama Sari itu akhirnya sepakat untuk bertemu lagi pada malam hari.

Sari yang sangat tergila-gila dengan Aven terlihat begitu antusias saat menunggu malam tiba.

Aku tak menyangkah pria tampan itu akhirnya menerima tawaranku, batinnya.


***


Jisi telah selesai dengan makan siangnya bersama Josua.

"Mau kemana lagi? Apa kamu masih ingin jalan-jalan?" tanya Josua sambil membukakan pintu mobilnya untuk Jisi.

"Ehm. Tidak perlu. Terima kasih untuk traktirannya yaa, kau sangat baik Jo." puji Jisi, tersenyum hangat ke arahnya.

"Aku sangat tersanjung. Jangan pernah bosan jika bersama denganku."

"Ya tentu saja. Kau memang teman yang sangat-sangat baik. Aku begitu beruntung bisa menjadi temanmu Jo."

Hati Josua berkedut sakit.
Ada perasaan yang menganjal ketika hanya dianggap teman oleh Jisi.

Tapi apalah daya Josua sekarang, Jisi sudah mempunyai Pria yang begitu dicintainya.

Akan menjadi tidak mungkin jika ia harus mengganggu hubungan dari mereka berdua.
Harapan Josua saat ini adalah jika Jisi bahagia maka diapun akan ikut bahagia.

Mencintai tanpa memiliki apakah ia akan baik-baik saja? Semoga.

"Kenapa melamun? Apa yang kau pikirkan? Ada masalah?" tanya Jisi beruntutan.

"Eh.Tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja." kilahnya.

"Oh baiklah."


***


Panggilan Video Call dari kekasih hatinya begitu membuat hati gadis cantik ini berbunga-bunga.

Aven yang saat ini terlihat jelas dilayar ponselnya seakan mampu mengelitik tubuh Jisi.

Dengan bergerak tidak karuan di atas tempat tidurnya, Ia sesekali menahan senyumannya. Jantungnya seakan melompat-lompat saking bahagianya.

Aven : Segitu senangnya dirimu melihatku, hm?

Jisi: He'em. Apa kamu tahu aku begitu merindukanmu?

Aven:  begitukah? Memang sangat nampak di wajahmu sekarang. Rona merah di pipimu begitu kelihatan.

Jisi : Ish, berhenti menggodaku Tuan sibuk!

Aven: Hey kenapa kau memanggilku tuan sibuk sayang?

Jisi : yaa.. karna memang benarkan kalau kamu super duper sibuk. Bahkan untuk mengabariku saja kamu jarang sekali.

Aven : Aku kerja sayang. Papa menyuruhku untuk mengarap proyek yang sementara dijalankannya.
Ohh ayolah apa kau sekarang cemburu dengan pekerjaanku sayang?

Jisi : yaa, Apa kau tau aku seperti dianak-tirikan oleh pekerjaanmu?

Aven : apa maksudmu? Kamu ingin cepat punya anak?

Jisi : eh? Ish bukan! Kamu mulai tuli sepertinya.

Aven : jangan menyumpah pacarmu sayang. Apa kamu mau punya pacar tuli?

Jisi : Bukan itu maksudku, Ihh Aven. Berhenti membicarakan hal aneh yaa,

Aven : siapa yang aneh sayang? Aku hanya mengingatkan. Ehm, Sayang kalau begitu sebentar nanti ku hubungi kamu lagi yaa.

Jisi:  memang kamu mau kemana sekarang?

Aven : sebenarnya aku masih ada urusan lain sayang. Tapi karena sudah lama tidak melihatmu aku memyempatkan diri untuk Video Call denganmu.

Jisi : Ehm, Ven apa urusannya akan lama seperti yang lalu?

Aven : aku tidak tahu juga sayang. Tapi aku janji akan menyelesaikannya dengan cepat.

Jisi : Baiklah.

Aven : jangan murung begitu sayang. Nanti aku tidak tega untuk meninggalkanmu lama-lama.

Jisi : tidak apa-apa Ven. Kerja yang rajin yang sayang. Aku sayang kamu.

Aven : Aku lebih menyayangimu sayang.

Tut..tut..tut

.
.
.
.
.
TBC

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang