12. Siapa Wanita Ini?

2.2K 66 1
                                    

Luxury Hotel

Aven yang saat ini sedang sarapan di salah satu kamar Hotel merasa terganggu dengan belaian manja Seorang wanita.

"Apakah belum cukup?" tanya Aven sambil menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tenang.

"He'em, Kau sangat-sangat hebat. Aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Apakah aku bisa memilikimu, Ven?" ujar wanita itu dengan manja dan sesekali menuntun jari-jarinya menari di tengkuk Aven.

"Apa kau tidak mengenalku dengan baik Sweety. Jika kau lupa, akan aku ingatkan sekali lagi. dan dengar ini baik-baik."

"Aku hanya ingin yang sekali pakai. karena menurutku jika sudah kedua kalinya rasanya tetap akan sama juga. Apakah kau paham sekarang, hm?" lanjutnya kemudian mendekatkan wajahnya ke arah wanita itu.

Dengan jarak yang sangat dekat itu membuat wanita yang ditatapnya tersipu malu.

"Aku, Ak--Shh."

"Kenapa, hm? bicara yang jelas. kalau seperti itu aku tidak akan mengerti maumu Sayang." ujar Aven lagi dengan tetap menggoda wanita itu mengunakan tangannya.

"Jangan melakukan hal itu Aven. aku sangat lemah dalam hal bertahan." desah wanita itu.

"Jangan melakukan apa, hm?"

"Aven... ku mohon..shh" lirih wanita itu yang terdengar begitu parau.

Tangan Aven begitu lihai menari-nari di bukit kembar wanita itu.

"Baiklah. Mandilah sekarang dan kenakan pakaianmu. Biarkan dulu aku menghabiskan sarapanku ini." tutur Aven kemudian menjauhkan dirinya.

Dengan segera wanita itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara melanjutkan sarapannya, ponsel Aven berdering.

Aven : Ada apa? berhentilah menggangguku.

Ricko : Ohw maafkan aku. apakah terjeda?

Aven : Kau mengganggu waktu sarapanku sialan!

Ricko : Astaga! kau juga penikmat olahraga pagi? aku tidak menyangkahnya ku kira kau hanya penikmat olahraga malam.

Aven : Aku memang sementara sarapan bodoh! bukan menikmati wanita seperti yang kau pikirkan!

Ricko : oh hahaha, Maafkan aku kawan.

Aven : Ck!! Jika tidak ada hal penting lebih baik jangan menelponku sialan!

Ricko : Slowdown bro, Seorang gadis mencarimu. katanya dia adalah pengemar beratmu.

Aven tidak menjawab.

Ricko : Ven? Halo? Apa kau tidak mau?

Aven : Apakah dia Cantik? Masih ori?

Ricko : Aku tidak bisa menerawang hal itu. tapi aku yakin kamu bisa. makanya aku mengajakmu untuk menemuinya.

Aven : Atur pertemuan dengannya saat makan siang. Aku ada urusan di kantor saat ini.

Ricko : Baiklah Bro. Sampai nanti.

Aven mematikan panggilan itu dan bersiap untuk beranjak dari sofa yang dia duduki.

Detik berikutnya wanita tadi keluar dari kamar mandi.

"Mau kemana?" tanya wanita itu kemudian mengambil pakaiannya untuk segera dipakai.

"Apa kau sudah beralih profesi sekarang?"

"Eh, maksudmu?"

"Ya, kau tau pertanyaanmu tadi seakan kau seorang supir taksi." sindir Aven.

"Ohh, Maafkan kelancanganku." ucapnya dengan pelan.

Aven yang melihatnya kemudian berjalan mendekati wanita itu dan berbisik.

"Baiklah aku akan memaafkanmu kali ini. Terima kasih untuk tadi malam. kurasa cukup untuk dahagaku yang sempat mengering kemarin."


***

Jisi dan Josua saat ini sedang berada di Restoran Seafood.

Mereka berdua menikmati makan siang mereka dengan begitu tenang.

Josua yang mengajak Jisi untuk makan siang, dia beralasan bahwa anggap saja hadiah darinya karena presentasi mereka berdua boleh membuahkan hasil yang baik.

Di restoran yang sama pula Aven dan Ricko sementara berbincang manja dengan seorang wanita.

"Kamu ternyata lebih cantik jika dilihat langsung seperti ini." puji Aven pada wanita yang duduk di depannya saat ini.

Ricko bersikap biasa saja karena sudah sering ia mendengarkan rayuan maut dari sahabatnya ini.

"Ehm, Benarkah?" tanya wanita itu, malu-malu.

Aven mendekatkan wajahnya pada wanita itu. "Apakah wajah ini terlihat seperti pria pembohong, hm?" tanya Aven.

Wanita itu menjadi salah tingkah ketika wajah Aven yang tampan sangat jelas terlihat di depannya.

"Kenapa dengan wajahmu? apa kau alergi? kenapa merah seperti ini." tutur Aven dengan berpura-pura.

Ia memegang wajah wanita itu lalu mengelusnya dengan lembut.

"Ehm, Ak--aku tidak apa-apa." jawab wanita itu, terbata-bata.

"Kamu sangat tampan Aven. Bisakah kita bertemu lagi?"

"Ya tentu saja. Apapun yang kau inginkan. Malam ini, kau mau?"

"Ya,ya malam ini. Oh aku sangat tidak sabar." ujarnya dengan begitu antusias.

"Kenapa, tidak sabar?" goda Aven.

"Eh, bukan apa-apa. Hanya ingin mengenalmu lebih dekat lagi. ya, karena itu. hehehe.." gugup wanita itu.

Percakapan yang penuh rayuan itu seketika terdiam sejenak karena kedatangan seseorang.

"Aven! Siapa wanita ini?"

.
.
.
.
.
.
.
TBC

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang