Bijak ya gengsss ⚠
____Berbekal gairah yang ada pada diri keduanya maka mereka menikmati malam panas dengan begitu nikmat.
Kabut gairah begitu mendominasi keduanya Sampai akhirnya membuat mereka mencapai pelepasan yang panjang.
Gelombang kenikmatan itu seolah menuntun bahkan membuat raga keduanya kelelahan.
***
Detik demi detik seolah menemani tidur gadis Cantik yang sejak semalam sudah menjadi seorang wanita.
Digempur habis-habisan membuat Jisi masih enggan membuka kelopak matanya.
Berada di bawah lilitan selimut lembut berwarna putih Ia tertidur dengan begitu nyaman.
Berbeda halnya dengan pria yang sedang duduk di sofa sambil menyesap sebatang rokok.
Ia seakan sangat menikmati pemandangan yang disodorkan di atas tempat tidur.
Entahlah, sepertinya Aven harus berterima kasih untuk obat perangsang yang tercampur dalam minuman mereka tadi malam.
Dengan langkah pelan seolah tidak mau mengganggu tidur Jisi, Aven menggapai ponselnya di atas nakas samping tempat tidur.
Sengaja sedikit menjauh dari tempat itu Aven mengetik sesuatu dalam pesan whatsapp dan tanpa menunggu lama dering ponselnya berbunyi.
Sudut bibirnya terangkat sedikit seolah tersenyum sinis.
"Haruskah saya berterima kasih padamu nona?"
"Ya, Tentu. Bukankah memang harus demikian?"
"Hm, ya kau benar. Jadi terimalah ucapan terima kasih saya ini dari hati yang terdalam, nona Claudia."
Gelak tawa Claudia memang seolah sengaja diperdengarkannya untuk Aven. Entah mengapa membuat Jisi dalam masalah menjadi suatu kesenangan tersendiri buat dirinya.
"Kau memang seorang pria yang berbeda Aven, entah kenapa gairah untuk mencicipimu begitu menguak dalam tubuhku ini"
"Saya sudah terbiasa dengan perkataan itu nona. Terlalu banyak wanita yang mengatakan hal demikian kepada saya." Jelas Aven.
"Wahh, benarkah?"
"Ya tentu saja nona."
"Jika begitu bolehkah kau menyisipkan waktumu malam ini untukku? Anggap saja sebagai ungkapan rasa terima kasihmu."
"Tidak semudah itu sayang, saya bukan penggemar barang murah."
"Akan kupastikan kau akan sangat tertarik dengan tubuhku ini tuan Aveno!"
Pekikan keras Claudia mengundang tawa meremehkan dari Aven. Wanita itu terlalu mudah untuk didapatkan dan seorang Aveno Milano tidak suka mainan bekas dan juga kurang menantang.
Setelah percakapannya dengan Claudia berakhir Aven melangkah mendekati Jisi yang berada di tempat tidur.
"Bangun! dan cepat bersihkan dirimu." ujar Aven memecahkan keheningan di pagi itu.
Dengan perlahan kelopak mata Jisi mulai terbuka.
Ketika melihat sekelilingnya Jisi terkejut dan ketakutan, Ia merapatkan selimut untuk menutup dirinya yang tidak berpakaian.
Aven terkekeh, "Tak perlu takut begitu. Kemana keberanianmu yang kau tunjukkan semalam, hm?" tanya laki- laki itu setengah mengejek.
"A-aku b-benar.. benar tidak t-tidak tau mengapa a-aku menjadi seperti itu." elak Jisi, terbata- bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenang Luka (COMPLITED)
Romance#ADULT-ROMANCE ⚠ ______ Kalau saja kita bertemu di tempat yang baik, pasti tidak akan ada luka dicerita kita yang kemarin. -Jisi Tidak ada cinta, hanya penasaran. -Aven 1 November 2020 - 14 Juli 2021 -mibrenebon-