24. Gelayar Aneh

3.9K 59 2
                                    

Sedikit sensitif ⚠🔥
Bijak ya gengs 😘
_____

Malam berikutnya berganti.
Tepat malam ini, Jisi akan pergi ke acara ulang tahun Gina yang di adakan di Slovky Bar.

Dengan gaun yang telah diberikan Aven waktu itu, Jisi segera menuntun dirinya untuk mempersiapkan diri.

"mau kemana?" tanya Sheryle.

"Ke ulang tahun teman." jawabnya sambil tersenyum.

"Yahh, masa sih kamu nggak tau kalau kita malam ini ada pertemuan bersama satu angkatan?" ujar Sheryle penuh harap.

"Ehm, aku izin dulu deh, nanti bulan depan baru ikut. Aku janji." kata Jisi menyakinkannya.

"Ohh oke baiklah." pasrah Sheryle.

Melihat wajah lesu sahabatnya itu membuat hati Jisi nampak bersalah.

"Gimana sebagai gantinya besok aku traktir kamu makan deh. Mau kan?"

Binar di mata Sheryle muncul begitu saja.

"kamu sudah janji ya, awas kalau dilanggar!" tutur Sheryle, mengingatkan.

"Iya." ujarnya sambil tersenyum manis.

***

Malam itu pun Aven menjemput Jisi bersama dengan Claudia menuju ke Slovky bar tempat acara ulang tahun Gina diadakan.

Slovky Bar

"Happy birthday Gina" ucap Jisi berbarengan dengan Claudia.

"Thank you Girls" ujarnya kemudian memeluk Jisi dan Claudia bergantian.

"Hey Gin, happy Birthday" ujar Aven kemudian mengulurkan tangannya di depan Gina, dan hal itu juga disambut baik oleh Gina.

"Nikmati jamuannya gengs" Gina mempersilahkan mereka bertiga.

Claudia kemudian pergi ke arah meja bertender untuk mengambil minuman.

Ketika sudah didapatkannya, Claudia menyodorkan minuman sejenis jus berwarna kuning pudar pada Jisi.

"Ini untukmu," kata Claudia.

"Makasih, Clau." ujar Jisi

Claudia hanya menjawab dengan dehaman saja.

Bukan hanya Jisi juga yang diberikan minuman itu, Claudia pun memberikan juga minuman yang sama pada Aven sambil menatap memberi kode padanya.

Selang waktu 30 menit,
Jisi merasakan kantuk berat bahkan sesekali ia menguap.

Hawa panas tiba-tiba ia rasakan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Jisi bahkan bernapas dengan satu tarikan panjang yang membuat napasnya terdengar seperti bergemuruh kencang.

Di satu sisi, Aven juga tengah mengendalikan gejolak dalam dirinya.

"Jisi, apa kau baik-baik saja?" bisik Aven pelan namun terdengar berat karena suara seraknya.

Napas yang menyentuh telinga Jisi saat ini seakan membuat sesuatu dalam diri gadis itu bergejolak.

Jisi tidak tau kenapa dirinya sangat sensitif dengan sentuhan Aven kali ini.

Bahkan saat Aven merengkuh pinggangnya, ia spontan memekik pelan bahkan tubuh rampingnya itu seakan meremang atas perlakuan Aven.

"Sepertinya kamu tidak dalam keadaan yang baik- baik saja, sayang. Kita pergi dari sini sekarang." kata Aven sambil tetap memeluk pinggang Jisi agar berjalan keluar meninggalkan Bar itu.

***

Aven mengemudikan mobilnya membawa jisi ke sebuah hotel yang agak dekat dengan Bar.

Aven melakukan cek-in dan masuk ke salah satu kamar yang ada di dalam hotel itu.

Dengan gairah yang semakin lama semakin membuncah, Aven membukakan pintu kamar hotel dan segera masuk sambil membuka satu persatu kancing kemejanya, sedangkan Jisi dituntunnya untuk duduk di ujung tempat tidur.

Jisi yang sudah pusing berat saat itu, sudah tidak bisa lagi berpikir normal.

Gejolak dalam dirinya begitu membuncah bahkan lebih lagi ketika Aven mulai mencium bahkan melumat bibir gadis itu dengan sangat dalam.

Jisi menahan desahannya tapi apalah dayanya yang hanya seorang gadis yang akal sehatnya sudah direbut minuman yang tadi diminumnya.

"Shh..ahh.."

Tubuh Jisi seakan tidak menolak ketika Aven mulai menyentuh lebih.

Perasaannya seakan menggebu-gebu menginginkan sentuhan Aven.

Suhu panas yang mereka berdua ciptakan dalam ruangan itu seakan menjadi peneltrasi suhu dingin pada malam hari, Aven sangat memanjakan tubuh Jisi dengan sentuhannya.

Setiap sentuhan yang diberikan Aven untuknya mampu membuat pikirannya melayang.

Apa yang terjadi pada Jisi saat ini sungguh tidak dapat dirinya mengerti.

Ada sesuatu yang asing yang tanpa permisi masuk dalam tubuhnya. Tapi, Jisi seolah membuat dirinya tidak mempedulikannya sekarang.

Dengan perlahan Aven menjatuhkan tubuh Jisi di atas tempat tidur, Lalu dengan perlahan juga Aven menindih tubuh itu, ia menarik selimut menutup tubuh mereka.

Berada di bawah kungkungan tubuh pria itu membuat Jisi merasakan dan melihat betapa indah tubuh prianya saat ini.

Rasa ingin tahu menuntun jari-jari tangannya untuk menyentuh wajah sampai ke perut Aven yang berbentuk kotak-kotak itu.

Aven tersenyum penuh arti padanya.



TBC

Unboxing nggak tuh?

Mengenang Luka (COMPLITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang