33. Bad Party

2.5K 188 21
                                    

"AURA!!!"

Teriakan seseorang yang berada di ambang pintu kelas berhasil membuat seisi kelas menutup telinganya rapat-rapat. Setelah beberapa hari kehilangan sosok Luna, akhirnya hari ini anak tersebut masuk juga.

"Apa, sih, Lun? Suara lo, anjir, bikin telinga gue sakit!"

"SUMPAH YA. LO TAU? TADI VIRGO SENYUM KE GUE! AAAA GUE BAPER!"

"Serius? Congrats Luna! Ikut seneng deh gue, akhirnya ada kemajuan," ucap Aura sambil menepuk pundak Luna pelan.

"Gua bingung pas liat Virgo tadi, aura mukanya tuh kayak orang lagi seneng.  Kenapa, ya?"

Aura berfikir, mungkinkah karena penjelasan ayah tentang rahasia itu? Kalo emang iya, syukur deh. Batinnya sembari tersenyum kecil.

"Lun, ada yang perlu lo tau tentang gue sama Virgo."

Kalimat Aura tersebut berhasil menyita perhatian Luna. Ekspresi wajah Luna seolah khawatir. Ia berfikir apakah selama ini Virgo dan Aura ada hubungan? Jika iya, haruskah dirinya merasakan patah hati?

Melihat ekspresi Luna yang mendadak murung, buru-buru dirinya menjelaskan semua yang terjadi. Aura senang jika Virgo bisa membuka hatinya untuk Luna. Pasalnya yang menjadi kakak iparnya nanti adalah sahabatnya sendiri. Sungguh indah bukan? Semoga saja Tuhan menakdirkan mereka untuk bersama.

*****

Tiga hari belakangan ini kehidupan seorang Shereen Aura Kenzeero berjalan dengan sangat damai. Tidak ada drama seperti biasa, ia mendapat kebahagiaan akhir-akhir ini.

Namun raut bahagia itu tidak berlangsung lama setelah Aura mendapat kabar bahwa malam ini sang musuh mengadakan acara ulang tahun. Kalian tahu siapa musuh Aura? Jelas Fanya, kekasih Renzo yang sepertinya sangat buta jika menyangkut tentang cinta.

Malam ini ia akan berangkat ke pesta tersebut bersama orang tuanya. Hebat sekali Fanya bisa membuat kedua orang tua Aura mau menyempatkan diri untuk hadir ke acara anak muda seperti ini. Dasar pencitraan! Batinnya kesal. 

Dengan berat hati dirinya segera berkemas untuk mengikuti acara tersebut. Sebisa mungkin ia harus jaga sikap agar orang tuanya tidak jenggel dengan kelakuannya. Aura harus membuktikan bahwa dirinya sudah berubah, Aura yang dulu itu sudah tiada. Yang ada hanya dirinya yang sekarang, dirinya yang akan menyikapi semua masalah dengan tenang.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan waktu pukul tujuh malam, waktunya ia beserta keluarga Kenzeero harus pergi ke pesta ulang tahun Fanya. Kedua orang tuanya berpakaian serasi layaknya couple goals dalam sebuah cerita novel. Sedangkan kedua abangnya memakai kemeja putih dengan dibaluti jas berwarna biru. Mereka tampak seperti kembar seiras karena pakaian yang sama tersebut. Dan Aura lebih memilih memakai dress warna merah maroon, entahlah dress tersebut menarik perhatiannya untuk ia kenakan.

Setelah sampai, keluarga Kenzeero memasuki rumah tersebut dan mereka dikejutkan dengan desain ulang tahun Fanya yang bisa dibilang cukup mewah walaupun hanya di rumah. Mata Aura berbinar ketika menemukan Raga yang tengah duduk sambil meminum minuman yang ada di sana. Tanpa berfikir panjang, Aura segera berjalan menghampiri sang kekasih.

"Sendirian aja, om?" 

Yang ditanya cukup terkejut, bola matanya memandang ke arah aura yang berada tepat di sampingnya. Matanya mengerjap beberapa kali saat pemandangan indah di sampingnya ini tersenyum hangat padanya. 

"Hei, ngapain bengong?" tanya Aura.

Raga masih diam,  ia bingung saat melihat penampilan Aura malam ini. Tanpa sadar cowok tersebut membuka suara hanya untuk mengatakan satu kalimat yang jarang sekali ia katakan kepada siapa pun. 

"Cantik."

Yang disebut cantik malah memukul bahu Raga, "Gila, lo, ya? Jelaslah gue cantik, masa ganteng!"

"Kebiasaan, sikap laki-nya muncul mulu. padahal penampilan lo udah feminim, anjir!"

Aura tertawa saat mendengar omelan Raga. "Hahaha, sorry. Kelepasan." 

"Btw lo beneran cantik, Ra. Coba aja lu feminim setiap hari, mungkin gue bakal jatuh cinta tiap jam, menit, bahkan tiap detik gue jamin."

"Buaya, lo!" ketus Aura kesal karena penuturan Raga yang bisa dibilang bullshit.

"Padahal gue ngasih tau lo. Oh iya tumben banget lo mau dateng ke acara rival lo sendiri. Dipaksa?"

Aura mengangguk sebagai jawaban. Yang memaksa bukan Fanya memang, tapi kedua orang tuanya. Melihat anggukan Aura membuat Raga mengerti memang kehadiran Aura di sini hanya terpaksa.

"Selamat malam," tiba-tiba suara mic mengintruksi para tamu untuk mengalihkan pandangan ke arah suara.

"Terima kasih buat yang udah dateng dan nyempetin diri dateng ke acara ulang tahun gue. Di acara ini gue mau ngasih tau kalo gue sama Renzo bakal tunangan. Doain acara tunangan kita berjalan lancar. Udah itu aja, sih, yang mau gue kasih tau, sekarang kalian bisa nikmatin acaranya. Have fun all!"

Setelah pemberitahuan tersebut, tamu yang datang langsung bertepuk tangan dan bersorak sebagai tanda mereka turut senang dengan kabar tersebut, tapi tidak untuk Aura. Ini gila, orang tuanya tidak pernah memberitahu Aura tentang pertunangan itu. 

"Lo setuju mereka tunangan?" bukannya menjawab, Aura malah pergi meninggalkan Raga dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan. 

Cewek dengan balutan dress warna maroon itu menghampiri orang tuanya. Sampai di sana ekspresi raut wajar Aura seolah bertanya apa maksud semua ini? Kenapa Aura tidak mengetahui berita ini? Sejujurnya ia sangat kesal, tapi sebisa mungkin Aura menahan emosinya yang hampir meledak. Untung saja tadi ia tidak gegabah untuk teriak pada Fanya bahwa dirinya tidak menyetujui pertunangan tersebut. 

"Kamu pasti ketawa setelah ini, Ra." ucap Raffa sambil menampakkan smirk devil milik pria itu.


*****

A/N : gatau mau bilang apa, intinya makasii bgt buat kalian yang masih mau baca Auraga yang udah digantung hampir setahun:( 

Happy Reading !








AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang