4. Bocil

5.8K 444 228
                                    

Yang laknat itu lebih nyebelin daripada yang dingin. Tapi dia bisa mampir kehati tanpa di sadari.

•••


"Lun, mau sampe kapan lo terus ngejar Virgo? Lo nggak cape?"

Luna menghela napasnya dengan sedikit kecewa. "Capeklah, tapi gue pengen Virgo jadi milik gue Ra,"

Aura menumpangkan kedua tangannya di atas bahu Luna yang terasa sedikit bergetar.

"Dengerin gue,"

"Cara lo salah buat deketin Virgo. Gue tau sifat dia, Virgo itu nggak suka sama cewek yang ngejar cowok duluan. Harusnya lo itu bisa bikin dia nyaman bukannya malah bikin dia risih sama perhatian yang lo kasih,"

"Tapi Virgo nggak pernah peka sama perasaan gue, Ra!" bentak Luna frustasi.

"Lun, tatap mata gue!" Luna langsung menuruti perintah Aura untuk menatap lekat mata cewek itu.

"Kejarlah apa yang ingin lo miliki, perjuangkan apa yang ingin didapatkan, dan bersabarlah untuk menunggu sesuatu yang dinanti,"

"Lo boleh ngejar Virgo dan gue bakal dukung. Tapi inget satu hal, lo capek? Bilang ke gue kalo lo bakal nyerah,"

Luna tersenyum hangat, ia langsung memeluk erat tubuh Aura. Tanpa sadar air mata Luna turun begitu derasnya, bahkan seragam yang dikenakan Aura basah karena air mata Luna. Cewek itu terus mengusap punggung Luna berniat untuk menenangkan.

"Terus bahagia, Lun!" pelukan ditubuhnya terasa makin dipererat oleh Luna.

•••

Mata elang Raga terus menyapu bersih area parkir sekolah. Ia sedang mencari dua orang cowok yang sudah ia anggap sebagai kakak tirinya, mengingat dua cowok itu selalu memberi arahan yang baik untuk dirinya. Bibir Raga sedikit terangkat saat ada dua orang yang ditunggu sudah terlihat oleh pandangannya.

"Bang," sapa Raga.

"Woy Ga!" sahut kedua cowok tersebut.

"Hari ini jadi?" tanya Raga.

"Jadilah, kapan lagi kita bisa kumpul. Iya kan Zo?" Renzo mengangguk pasti.

"Iyalah, jomblo tuh nggak bagus kalo diem di rumah. Mendingan ngopi dicafe, true?" Raga dan Rozel sedikit terkikik geli.

"Yaudah. Nanti malem jam tujuh ketemu dicafe bulan, oke?"

"Siap!" sahut Rozel

"Bang Rozel, bang Renzo!" pekik seorang cewek yang muncul dari belakang Raga.

Raga menoleh kesumber suara. "Lah? Ini cewek ngapain kesini coba?" celetuk Raga.

"Lah lo sendiri ngapain ngomong ama abang gue?" sahut Aura tak kalah sengit.

"Abang lo?!" pekik Raga terkejut.

"Ini sebenernya adek yang sering gue ceritain sama lo, Ga," ucapan Renzo berhasil membuyarkan fokus Raga.

"Cantik kan?" ucap Rozel sambil mencubit pipi Aura. "Aw! Sakit bang."

"Cantik ko," Raga menjeda ucapan nya. Mata Raga langsung menelusuri seluruh tubuh Aura sampai membuat cewek itu bergidik geli.

"Tapi gue nggak suka," tambah cowok itu.

"Yeh, cilok lo! Gue kan nggak nyuruh lo buat suka ama adek gue, Raga!" Rozel menoyor kepala Raga sambil mencibir cowok itu.

"Goblok dipeliara si!" Renzo ikut menoyor kepala Raga untuk yang kedua kalinya.

Aura hanya mendelik tak suka saat melihat keakraban antara kakaknya dengan si Raga, musuh terlaknatnya.

Bagaimana bisa Rozel dan Renzo bersahabat karib dengan Raga si cowok bad boy yang menyebalkan tingkat dewa itu?

Setau Aura, Rozel dan Renzo itu selalu memilih jika ingin bersahabat dengan orang. Tapi anehnya kenapa harus Raga yang statusnya musuh terlaknat Aura?

Padahal Raga itu adalah cowok yang menyebalkan dan selalu saja bersikap seenaknya.

Aura bingung sendiri dengan jalan pikiran kedua abangnya, padahal Aura sendiri selalu membenci Raga namun kedua abangnya malah melakukan hal sebaliknya dengan Raga. Bahkan mereka bertiga sudah seperti saudara kembar yang tidak seiras.

"Bang Rozel sama bang Renzo mau aja temenan sama si laknat itu si?" sinis Aura sambil membuang pandangannya dengan jengah.

"Laknat laknat gini kan ganteng, Ra." Aura mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Renzo.

"Ganteng? Bang Renzo ngaco ih!"

Renzo dan Rozel tertawa saat melihat ekspresi adik bontot nya. "Ati-ati nanti suka lho." ledek Rozel.

"NAJIS!" pekik Aura dan Raga secara bersamaan.

Aura menggerutu dalam hati. Bagaimana ia bisa mengucapkan kata yang sama dengan cowok terlaknat itu?

"Gue duluan ya bang. Udah sore, mau siap-siap juga."

"Oke siap, ati-ati lo Ga."

Raga sedikit melirik Aura dan kebetulan cewek itu tengah menatap kearahnya dengan tatapan sinis.

"APA LO?!" sengit Aura.

"Eh bocil, punya muka standar aja belaga jutek! Ati-ati nggak laku nanti." ledek Raga.

Cewek itu mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia sudah siap melayangkan bogeman ke muka Raga. "RAGA?!"

"LO NYEBELIN!"

•••

Suasana ruang tamu saat ini terasa sangat nyaman, belum lagi Aura sedang bersandar dibahu seorang cowok dengan tubuh tegap. Hidungnya runcing, serta matanya yang tajam tetapi penuh dengan keistimewaan.

Aura tengah menyandarkan kepalanya dibahu Raffa. Raffa Alza Kenzeero, kepala keluarga sekaligus papah Aura yang selama ini dikenal dengan sikap yang dingin. Hanya satu wanita yang bisa bertahan dengan sikap Raffa, yaitu Shereen Asshilla.

Asshilla adalah istri sekaligus ibu dari ketiga anak Raffa. Asshilla merupakan wanita yang sangat dicintai oleh Raffa.

Singkat cerita. Dulu dengan usaha yang keras untuk meluluhkan dinginnya seorang Raffa, Asshilla bisa menakhlukan hati cowok itu hanya dengan modal kekuatan hati.

Banyak yang bilang jika wajah Asshilla sangat biasa-biasa saja, namun ia mempunyai sifat yang disukai banyak orang. Beberapa kali Asshilla sudah memberi kenyamanan pada Raffa, tetapi cowok itu selalu mengacuhkan nya.

Namun wanita tidak peduli, sampai suatu hari Raffa menjadikannya seorang pacar. Tetapi Raffa tidak mengungkapkan jika dia mencintai Asshilla, cowok itu hanya meng-klaim jika Asshilla adalah miliknya.

Mereka menjalankan hubungan itu dengan ketidak-jelasan. Raffa selalu cuek dengan Asshilla, tetapi Asshilla tidak pernah mengeluh. Ia tetap setia dan kuat dalam menghadapi segala sikap Raffa yang selalu acuh.

Raffa baru sadar saat Asshilla menyelamatkannya saat cowok itu hampir jatuh ke jurang. Raffa selamat dari maut, tetapi Asshilla yang menjadi korbannya.

Cewek itu jatuh ke jurang, ia juga mengalami koma selama dua minggu lamanya. Dan disitulah Raffa sadar bahwa Asshilla benar-benar mencintai nya.

Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah, dan dari situlah rasa cinta dan sayang Raffa tumbuh didalam hatinya.

Bahkan Raffa terlihat sangat possessive pada Asshilla. Apalagi saat tahu Asshilla tengah mengandung buah cintanya, Raffa sangat over protectif pada Asshilla.

Lika liku masalah cinta mereka sekarang telah berakhir bahagia. Keluarga kecilnya terbentuk sederhana dengan tiga anak yang sangat istimewa. Renzo Alza Kenzeero, Rozel Alza Kenzeero dan satu putri kesayangan mereka yaitu, Shereen Aura Kenzeero.

•••

happy reading <3

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang