35. Cringe

2.6K 183 16
                                    

Hari ini adalah hari yang paling dibenci murid SMA Mars, ralat mungkin hampir seluruh pelajar membenci hari ini. Hari senin tepatnya, hari yang sangat menjengkelkan memang. Hari yang harus diawali dengan semangat palsu dan diakhiri dengan tugas yang tidak menentu. 

Namun beda halnya dengan Aura, mungkin senin sebelumnya ia menjalani pembelajaran disekolah tanpa semangat dan sekarang semangatnya kembali pulih. Kalian pasti tahu alasan dibalik semangat cewek itu.

Tanpa ragu Aura menebar senyumnya, tak lupa menyapa beberapa orang yang berpapasan dengannya. Yang disapa hanya menatap bingung, pasalnya tingkah laku cewek itu cukup berbeda dari biasanya. 

"Hai Nana!"

"Pagi Sagara!"

"Jangan lupa kumpulin tugasnya, ya, El!"

Begitulah sapaan yang Aura berikan kepada beberapa temannya. Hanya sapan biasa memang tapi bagi mereka yang disapa Aura merasa terkejut entah senang atau malah gugup. 

"Jiahh, tumben bener nyapa-nyapa gitu. Biasanya juga ngejudesin, Ra," sindir Rozel 

"Kan udah dapet hidayah, Zel." sahut Renzo berniat meledek adiknya tersebut.

Yang diledek bukannya marah malah menampilkan wajah berseri. Aneh, biasanya jika ada yang nyenggol Aura, cewek itu tidak segan-segan akan menatap sinis siapa saja yang mengusiknya. Mungkin ia sedang membuktikan perkataanya yang menyatakan bahwa dirinya akan merubah sikap buruk itu.

"Beneran udah tobat, Ra?" Tanya Rozel penasaran.

Aura menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Gue curiga nih anak lagi fall in love sama seseorang," Tuduh Rozel sambil menatap curiga pada Aura.

"DIH, SOK TAU BANGET!"

"DIH NGEGAS!"

"SUKA-SUKA LAH!"

"Suka? Aura suka siapa?" Celetuk Renzo sembari menyentil pelan kening Aura.

Saat Renzo menanyakan hal tersebut malah membuat tubuh Aura kaku, seolah dia bingung jawaban apa yang harus ia berikan pada kakak pertamanya itu.

"Jatuh cinta beneran sama Raga?" Tebak Rozel.

Lagi-lagi Aura menatap Rozel sinis, "KAN SOK TAU LAGI!"

"Kan kamunya juga ngegas lagi, Ra."

"Tau ah, pusing sama bang Rozel mau sama bang Renzo aja!"

Merasa namanya disebut, Renzo menatap jahil pada adik bungsunya tersebut. "Udah gak takut lagi sama abang, hm?"

"Gaklah, kan si kutu kupret yang suka nemplokin abang udah dihempas jadi sekarang Aura bebas deketin bang Renzo lagi," Sahutnya excited.

"Kebiasaan lupa diri tuh. Dulu aja nangis-nangis ke gue pas musuhan sama Renzo. Sekarang gue yang dimusuhin. Sakit hati gue, Ra!" Keluh Rozel.

"Drama ah, ayo bang Ren kita tinggal bang Zel. Dadah bang Zel,"

Setelah mengucapkan selamat tinggal, Aura dan Renzo langsung meninggalkan Rozel yang wajahnya memerah karena kesal diperlakukan seperti itu oleh adik dan kembarannya.

"Anak anj-"

======

"Hai ganteng, sendirian aja. Ngapain, sih?"

Yang disapa ganteng menoleh ke arah sumber suara. Perlahan bibirnya terangkat untuk tersenyum. Raga mengakui jika akhir-akhir ini sering senyum saat Aura berada disisinya.

"Lagi nungguin ibu,"

Aura mengerutkan dahinya, "Ibu?"

"Iya, ibu dari anak-anak gue." gombalnya membuat Aura langsung memasang wajah ingin muntah.

"Ga, kok cringe?"

"Skip. Lu gak bisa diajak romantis,"

Saat Raga berniat untuk meninggalkan Aura di gubuk dekat parkiran itu terhenti kala ia merasakan adanya tangan kecil yang memeluknya dari belakang.

Jantung Raga berdegup kencang. Meskipun degupan itu tidak bisa didengar Aura, tapi cowok itu sangat panik dan langsung melepas tangan Aura yang melekat pada pinggangnya.

"Belum sah neng, jangan nempel-nempel."

Mendengar kalimat tersebut membuat Aura cukup terkejut, ia tidak menyangka jika respon Raga akan seperti ini. Ia merutuki kebodohannya yang berani memeluk cowok itu dengan tiba-tiba.

Bodoh banget si, Aura! Liat aja, abis ini lo diputusin. Raga pasti bakal ilfeel sama gue! Gerutu Aura dalam hati sembari menutup matanya rapat-rapat karena ia merasa sangat malu saat ini.

Seketika mata Aura terbelakak kala merasakan sesuatu yang hangat sedang bertengger pada pinggangnya. Ia merasa ada dua tangan kekar tengah memeluk pinggangnya dengan sangat lembut.

"Harusnya gue duluan yang meluk ibu dari anak-anak gue kayak gini, bukan lo. Tugas lo cukup menikmati dan tugas gue memberi. Paham?"

Kini Aura merasakan apa yang Raga rasakan saat dirinya memeluk cowok itu dari belakang. Degup jantung Aura tidak kalah cepat, Ia takut jantungnya akan meledak hanya karena diperlakukan Raga seperti ini.

"Janji jangan meluk cowok selain gue, ya, Ra?"

Aura menahan senyumnya. Sungguh ia merasa sangat salah tingkah dengan perlakuan Raga padanya. Cowok itu terkadang bisa menyebalkan namun berubah romantis dalam sekejap.

"Kenapa?" Tanya Aura penasaran.

Raga merespon pertanyaan Aura dengan mengeratkan tangannya pada pinggang cewek tersebut lalu menjahilinya dengan mengusap perut Aura sensual.

"Anak kita gak suka kalau ibunya dipeluk cowok lain, nanti dia marah."

Setelah mengucapkan kata tidak normal tersebut, Raga berlari menjauh dari Aura, takut jika cewek itu akan menggigitnya. Dan mungkin cowok itu menghilang karena merasa sangat malu telah berucap hal yang cringe seperti itu.

"RAGA!!!"

=====
a/n : lanjut atau ga nih kak? duh doain ya semoga idenya lancar terus.
.
xixixi
.
selamat menunggu part selanjutnya. doain biar ga digantungin lagi hahaha

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang