22. Official

3.7K 231 29
                                    

"Tapi kalo lo mau jadi pacar gue, kayaknya gue juga nggak akan keberatan." sambung Raga.

Sumpah demi Tuhan, apa maksud semua ini, Raga? Cowok itu benar-benar membuat emosi Aura tidak terkendali. Tangannya mengepal, wajahnya terlihat merah entah karena blushing atau kesal dengan Raga. Yang jelas perasaan Aura tidak ter-dekskripsikan.

"Kok diem?"

"Nggak usah bikin anak orang jantungan, dosa!" ketus Aura menatap memalingkan wajahnya agar tidak berhadapan lagi dengan Raga.

"Nyentuh lo aja engga, kok bisa jantungan?"

"BERHENTI BUAT BIKIN GUE BAPER RAGA!"

Raga tersenyum melihat Aura yang marah, bukannya terlihat menyeramkan tapi wajah Aura malah seperti cewek yang sedang ngambek. Tatapannya sinis, sangat sinis tapi ada kecemasan dimatanya, Raga bisa melihat itu. Aura juga sedikit mengembungkan pipinya. Menggemaskan bukan?

"Gue nggak punya niat kayak gitu. Kan gue cuma nawarin lo jadi pacar gue, Ra. Diterima ya bersyukur, nggak diterima ya gue maksa." ucap Raga terlewat santai.

"Eh?" kaget Aura saat mendengar ucapan cowok itu pada bagian 'Diterima ya bersyukur, nggak diterima ya gue maksa'. Raga benar-benar berhasil mempermainkan perasaannya.

"Kenapa?"

"Itu bukan penawaran Raga, tapi pemaksaan. Kalo gua nggak terima lo bilang lo bakal maksa. Ini nggak adil!"

"Coba fikir deh, siapa, sih, orang yang mau ditolak? Gue rasa seseorang yang ditolak itu bakal sakit hati. Makanya semua orang pengen perasaannya diterima kayak gue sekarang,"

"Jadi?" tanya Aura sedikit ragu.

"Gue pengen lo jadi pacar gue, gue nggak tau perasaan lo ke gue itu gimana dan sebaliknya gue juga nggak tau perasaan gue ke lo itu gimana. Jadi apa salahnya kita coba pacaran? Gue kasih waktu, kalo sampai dua minggu kita sama-sama nggak ada rasa, kita bisa ngakhirin hubungan ini. Gimana?"

Aura tercengang mendengar penjelasan Raga. Bagi Raga mungkin hal itu sangat mudah dilakukan. Bagi Aura? Entahlah, perasaan perempuan itu lemah, Aura tidak yakin kalau nantinya dirinya tidak memiliki perasaan pada Raga. Tapi bagaimana dengan cowok itu?

Ah, Aura jadi semakin bingung, tapi jika difikir-fikir ucapan Raga ada benarnya. Apa salahnya kalo kita coba pacaran? Batin Aura mengulang ucapan Raga.

"U-um, gue bingung,"

Raga menghela nafasnya sedikit kasar. "Cuma dua minggu, selebihnya lo bebas kalo mau putusin gue."

Aura kembali berfikir, hatinya menyetujui keputusan Raga, tapi entah Aura merasa sebagian perasaannya menolak semua ini. Jadi dirinya harus bagaimana? Ia mencoba berfikir kembali dan sepertinya Aura sudah memilih keputusannya.

" Se—tuju, tapi cuma dua minggu kan? Setelah itu kita bebas nentuin pilihan masing-masing?" tanya Aura dengan sangat ragu, bahkan volume suaranya terdengar pelan sekali.

"Iya, dan selama dua minggu itu kita harus jalanin pendekatan, Ra. Percuma kan ada status kalo saling jauh-jauhan?"

Aura mengangguk setuju. Di malam yang cukup dingin itu ada dua orang yang saling tersenyum entah senyum apa yang mereka gambarkan. Dan tepat tanggal 14 Desember 2018,pemilik nama Aura dan Raga resmi berpacaran. Apartemen yang sunyi menjadi saksi bisu hubungan mereka.

"From now, on this cold night, I'm yours and you're mine, agree?"

Keduanya tersenyum lalu saling tenggelam pada fikiran masing-masing. Mereka sempat berfikir bagaimana tanggapan satu sekolah jika tahu Aura dan Raga memiliki hubungan. Yang jelas mulai besok, semuanya akan terasa berbeda karena hubungan ini.

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang