17. Berbeda?

3.5K 227 7
                                    

On music: Reygan - Terindah Di Hidupku

Btw ini cuma buat pemanis cerita aja ya, daripada garing. Itung-itung juga buat rekomendasiin lagu yang enak didenger buat malem minggu kayak gini wkwk.

Dh ya, enjooyyy!!!

***

Sejak kejadian semalam bersama Raga, Aura jadi tidak bisa tidur dengan nyaman. Cewek itu jadi terus teringat ucapan Raga yang membuat jantung nya berpacu lebih cepat.

"Aura, pulang sekolah nanti ayah jemput ya."

Aura mengangguk lalu tersenyum. "Iya yah, makasih juga udah mau jemput Aura."

"Kalo gitu Aura masuk ke kelas dulu ya." cewek itu langsung mencium punggung tangan Raffa.

"Hati hati, sayang."

Raffa langsung mencium kening putri bungsunya tersebut. Aura tersenyum saat mendapati kecupan kasih sayang dari ayahnya. Dengan gerakan cepat, ia langsung keluar dari mobil mewah Raffa.

Aura berjalan dengan langkah yang cukup cepat untuk menghindari Fanya beserta Renzo. Untuk saat ini dia malas bertemu dengan dua orang tersebut.

Ponselnya kembali bergetar, akhir akhir ini banyak pesan dari nomor tidak dikenal yang masuk keponsel nya.

Xfriend Kasih minuman ke Raga!

Aura sedikit malas membaca isi pesan tersebut. Ia seperti tengah dibudakki oleh seseorang. Aura langsung membeli minuman penyegar itu dikantin dan ingin ia berikan untuk Raga, si musuh terlaknatnya.

Setelah membeli minuman itu, Aura sempat bertanya tanya dimana keberadaan Raga. Mereka memberitahu jika Raga tengah latihan basket, pantas saja sang peneror itu menyuruh Aura untuk membeli minuman.

Aura jadi semakin yakin, jika peneror itu adalah salah satu muri SMA Mars yang ingin menjahili nya.

Lama-lama Aura merasa jengah dengan si peneror. Sudah berpuluh puluh kali, dirinya selalu saja menuruti perintah tersebut. Aura takut jika mengabaikan pesan itu, Dera akan terluka.

"Ga," panggil Aura dengan gugup.

Yang dipanggil menoleh, sambil memasang tampang sangar kebanggannya. Aura heran, semalam Raga sangatlah ramah padanya, tapi mengapa sekarang cowok itu terlihat cuek?

"Buat lo," Raga menaikkan sebelah alis seolah bertanya apa maksud Aura memberikan air minum itu untuk dirinya.

"Lo pasti haus kan?"

Raga mengembalikan botol air mineral itu pada Aura.

"Gue enggak butuh!" Raga melenggang pergi dari lapangan, meninggalkan Aura yang hanya terdiam bingung karena perlakuan Raga.

"Semalem dia care, sekarang?"

"Dasar aneh!"

•••

A/n: pendek ya? Maaf xixixi, aku tu suka ngegantungin cerita!

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang