Tawaran Raga yang ingin mengajak Aura pulang bersama itu gagal total hanya karena kebodohan Raga yang tidak bisa menahan nafsunya. Dari mana Raga tahu? Karena tadi sepulang sekolah, cowok itu menunggu kedatangan Aura diparkiran, hampir satu jam ia menunggu tapi tidak ada tanda bahwa Aura akan datang.
Kecewa. Itu yang Raga rasakan saat sudah menunggu Aura lama sekali tapi cewek itu tidak menampakkan wajahnya sama sekali. Mungkin Aura masih marah dengan tindakan Raga saat di kelas tadi.
Malam ini Raga sangat bosan. Tidak ada yang bisa menghiburnya, padahal ia menonton aksi para komedi-an tapi tetap saja semua itu terasa sangat membosankan.
Ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk, saat dilihat nama pengirim pesannya, senyum Raga terbentuk sangat tipis. Di sana tertera nama Rozel yang meminta dirinya untuk ke apartemen ayah Aura untuk membawakan Seblak Bandung favorit cewek itu.
Ini adalah kesempatan yang bagus untuk Raga bisa mendekati Aura lagi. Tanpa fikir panjang, Raga bergegas siap-siap untuk membeli makanan yang akan ia hantarkan pada Aura. Tidak lupa ia memakai jaket silver kebanggaannya.
Ternyata mencari Seblak Bandung di daerah Jakarta lumayan susah. Sudah hampir setengah jam Raga mencari ke sana-sini tapi yang ia temukan hanya tukang martabak dan makanan pinggir jalan lainnya.
Sempat berfikir akan membelikan Aura martabak saja, tapi Aura tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis yang ia sukai adalah makanan super pedas seperti Seblak favoritnya itu.
Jelaslah Aura kurang menyukai makanan itu, wajahnya saja sudah manis. Raga berfikir jika Aura semakin banyak me-makan makanan yang manis, akankah tingkat kemanisan cewek tersebut menambah? Pikir Raga, namun sedetik kemudian ia mengumpat dirinya dan membuang fikiran itu jauh-jauh.
Bisa-bisanya gue bilang Aura manis, tapi emang iya si. Batin Raga sambil senyum-senyum tidak jelas. Ah, jika memikirkan Aura ia jadi teringat kejadian di kelas tadi siang. Entahlah kejadian itu sangat memabukkan dirinya, apalagi ini yang pertama.
"Tenang Aura, gue bakal cari Seblak khusus buat lo." ucap Raga, lalu disusul dengan suara deruman motor yang ia kendarai.
=====
Saat Aura sedang menonton acara TV di sofa ruang tamu ada suara bell yang menganggu aktivitasnya. Malas sekali rasanya untuk membukakan pintu tersebut. Tapi ia tidak boleh egois, siapa tau tamu itu penting. Aura berjalan ke arah pintu yang jaraknya memang dekat dengan sofa yang ia duduki.
Saat pintunya berhasil dibuka, matanya melihat Raga berdiri sambil memegang sesuatu. "Punten, ini go-foodnya, neng!"
"Apaan, sih, malem-malem ke sini! Ganggu orang aja," cibir Aura.
"Nggak baik nolak tamu yang udah jauh-jauh bawain Seblak Bandung, neng," ledek Raga sambil menarik senyum simpulnya.
Mendengar nama Seblak Bandung, mata Aura terlihat berbinar. Pesona makanan favoritnya itu berhasil membuat Aura tidak jadi melaksanakan niatnya untuk mengusir Raga. Dengan cepat, Aura menarik plastik yang berisi Seblak itu lalu menatap Raga sinis.
"Seblak diterima, ada racunnya nggak? Gue ragu, nggak mungkin Raga yang nyolot tiba-tiba berlaku aneh akhir-akhir ini. Jangan bilang lo mau melet gue, ya?"
Bukannya marah, Raga hanya tertawa tapi tawa itu terlihat menjengkelkan dimata Aura. Seperti tawa yang meledek pemikiran bodohnya tadi.
"Gue nggak mau dipenjara cuma karena ngeracunin lo, Ra,"
"Iya juga sih,"
"Lo nggak nawarin gue masuk?" tanya Raga karena merasa pegal harus berdiri di depan pintu terus-menerus.
"Sebenarnya, sih, gue nggak nerima tamu malem-malem gini. Karena lo nyogok gue pake seblak, dengan berat hati gue ngizinin lo masuk,"
Merasa sudah mendapatkan izin dari pemilik apartemen, Raga menyelonong masuk meninggalkan Aura yang masih bergulat dengan Seblak Bandung itu tanpa menyadari Raga yang sudah duduk di sofa.
"Itu ada dua porsi seblak, gue harap lo nggak rakus buat makan semua seblaknya," mendengar ucapan Raga, membuat Aura sedikit kebingungan.
"Maksud lo?"
"Gue juga laper, jadi lo cuma bisa makan satu seblak dan sisanya buat gue,"
"Siapa juga yang mau makan seblak sebanyak itu, aneh!" ketus Aura menghampiri sofa untuk memakan Seblaknya bersama dengan Raga.
Mereka terlalu fokus makan Seblak, jadi rasanya suasana ini terasa hening, hanya suara acara TV yang mengisi keheningan diantara mereka berdua.
"Lo beli seblaknya di mana? Kok enak, sih?" tanya Aura yang terlihat masih sibuk dengan aktivitas makan malamnya.
"Deket rumah Abim."
Mendengar jawaban Raga, Aura tersedak sampai dirinya batuk-batuk. Melihat itu, Raga mengambil minum lalu memberikannya pada Aura dan disambut Aura dengan ekspresi sedang menahan pedas ditenggorokannya.
"Rumah Abim kan jauh banget, Ga. Demi beli seblak lo rela jauh-jauh ke sana, gitu? Padahal kan ini juga udah malem, pasti bahaya banget."
"Bukan demi seblak, tapi demi ngapel ke rumah calon pacar."
Raga sedikit menggigit bibir bawahnya karena merasa malu dengan tindakan anehnya akhir-akhir ini. Semua yang ia lakukan pada Aura terasa refleks tanpa sengaja. Entahlah, Raga juga bingung dengan dirinya sendiri dan dengan perasaannya kepada Aura.
"Nggak usah baper, gue cuma salah ngomong." ucap Raga yang benar-benar berhasil membuat Aura tersulut emosi.
Raga sialan! Umpat Aura kesal, sangat kesal.
Bisa dibayangkan tidak jika kalian ada di posisi Aura? Cowok yang tadinya kalian benci tiba-tiba bersikap manis seperti Raga, walau pun kadang ada beberapa tindakan dia yang ngeselin.
Misalnya tiba-tiba bilang suka, beberapa menit kemudian Raga mencuri first kiss-nya. Waktu Aura sendirian dirumah, Raga datang sambil membawa makanan favorit Aura.
Yang terakhir cowok itu bilang kalau Aura adalah calon pacarnya dan beberapa detik kemudian dengan santainya ia membantah bahwa ucapannya tersebut hanyalah ketidak-sengajaan. Perlukah Aura menendang tubuh makhluk menyebalkan seperti Raga sampai ke tempat yang jauh? Sungguh ini semua menjengkelkan!
"Tapi kalo lo mau jadi pacar gue, kayaknya gue juga nggak akan keberatan." sambung Raga.
=====
A/N: cie diajak pacaran, tp aneh gasi tiba² raga jd manis gni? Ayo kita nethinkk bareng²
KAMU SEDANG MEMBACA
AURAGA || END ✔️
Random[17+] Cerita banyak mengandung kata-kata kasar #1 in php in 21/5/21 #5 in nyesek in 14/5/21 #2 in badboyriend in 16/1/20 "Nggak usah deket-deket juga, kali!" omel Aura. "Kenapa? Takut gue cium?" Raga merengkuh pinggang Aura untuk merapatkan tubuh m...