18. Virgo Kasar!

4K 252 22
                                    

Apa gunanya berharap dengan orang seperti kamu, Raga?

Aura berlari tergesa-gesa melewati koridor yang tengah dipenuhi beberapa siswa-siswi SMA Mars. Beberapa kali rambut panjangnya terbang tanpa arah karena tertiup angin.

Bukannya terlihat buruk, malah keadaan seperti itu membuat para cowok harus susah payah menelan salivanya sendiri.

Pesona Aura cukup menggiurkan, tak heran jika banyak yang ingin menjadikan Aura sebagai pacar.

Cewek itu terlihat marah saat melihat seorang cowok sedang menghisap rokok diarea parkiran. Tak ingin basa-basi, Aura menarik kerah baju cowok tersebut sehingga sang empu terkejut atas tindakannya.

"Maksud lo apa, Go?" pekik Aura.

Virgo menatap heran pada Aura yang datang tiba-tiba sambil mengamuk tidak jelas.

"Apaan sih lo, Ra?!" desis cowok itu.

"Lo nampar Luna, kan? Jawab Go!" Virgo malah tersenyum sinis disaat genting seperti ini.

"Iya. Kenapa? Lo nggak suka?"

"Lo masih nanya? Jelas gue nggak suka! Lo banci! Kalo ada masalah sama Luna, omongin baik-baik! Bukannya malah main fisik, Brengsek!"

Aura jelas tidak bisa menahan kekesalannya pada Virgo. Seketika raut wajah Virgo nampak horor, cowok itu mendekat lalu menjambak rambut Aura dengan kasar.

"Arrgh! Sakit!" rintihnya.

Cowok tampan dengan tatapan garang itu tidak mengindahkan rintihan Aura. Ia tersenyum kemenangan saat lawannya menjerit kesakitan.

Aura menatap Raga yang tengah menghisap sebatang rokok, cewek itu berharap Raga mau membantunya. Jika boleh jujur, Virgo menarik rambutnya dengan sangat kencang.

Dasar psikopat! Umpatnya dalam hati.

Raga hanya menatap Aura dengan datar tanpa ekspresi. Berkali-kali Aura memasang wajah sendu, tapi Raga tidak peduli padanya.

Apa artinya cowok itu memang hanya peduli jika Rozel yang menyuruhnya? Aura fikir, Raga memiliki sedikit rasa kasian padanya. Tapi pemikiran itu salah. Sangat salah!

"Lo berharap Raga nolongin lo? Ngaca Ra, jangan kebanyakan mimpi!"

Air mata Aura turun tetes demi tetes. Tidak bisakah harinya menjadi indah? Bukan malah menjadi sepertI ini. Ia selalu tersiksa.

Virgo berhenti menarik rambut Aura karena merasa sudah cukup puas.

"Jangan ikut campur lagi, cantik, atau lo bakal gue mainin lebih dari ini!"

"Paham?!" tegas Virgo sambil tersenyum puas.

•••

Hancur. Tidak ada yang bisa membuat Aura kembali bahagia seperti dulu. Hidupnya terasa sangat pedih bahkan menyiksa. Entah dosa apa yang telah ia perbuat, sampai masalah tidak ada hentinya untuk menghantui Aura.

"Maaf," Aura jelas mendengar suara seorang laki laki yang sangat familiar dipendengar-annya.

Cewek tersebut menoleh kesumber suara. "Bang Rozel?"

Rozel tersenyum tipis, lalu menarik tubuh Aura kedalam pelukannya. Aura merasa tenang saat berada dipelukan Rozel. Memang hanya Rozel yang bisa mengerti dirinya.

"Bang, Aura kangen," air mata Aura turun tanpa disengaja.

"Jangan nangis, semua bakal baik baik aja,"

Aura kembali memeluk tubuh kakak kandungnya. Hangat sekali rasanya. Ia tidak ingin melepaskan pelukan itu, takut jika Rozel akan meninggalkannya sendirian.

"Aku pengen pulang bang,"

Rozel mencium puncak kepala adik bungsunya tersebut. "Sabar Ra, abang bakal bantu kamu,"

Aura menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Namun beberapa detik kemudian cewek itu kembali membuka suara untuk memanggil sang kakak.

"Bang Rozel," panggil Aura.

"Iya?"

"Bantu Aura supaya ayah sama mamah baikan. Aura nggak mau mereka pisah. Abang mau bantuin Aura, kan?"

Rozel menangkup kedua pipi Aura dengan sangat lembut. "Pasti. Doain abang,"

"Sampein salam Aura buat mamah. Bilang kalau Aura kangen,"

Cowok itu langsung mengulum senyumnya dengan semanis mungkin. Berharap rindu Aura dengan mamahnya itu bisa terobati.

•••
A/n: Gatau ah :(

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang