27. Terungkap 1

3.3K 264 36
                                    

[ Saran: setel musik lagu melow gitu ya, siapa tau ngefeel:) ]

=============================

Langit terlihat gelap, padahal hari masih menunjukkan pukul tiga sore. Biasanya waktu-waktu seperti ini langit akan terlihat sangat cerah. Mungkin langit merasakan apa yang Aura rasakan saat ini.

By the way, sudah hampir sepuluh menit Aura mencari keberadaan Virgo tapi tidak kunjung menemukan cowok tersebut.

Aura mempunyai feeling jika Virgo pergi ke danau dekat taman yang tidak jauh dari sekolah. Karena tempat tersebut bisa menjadi tempat pelarian orang-orang yang punya beban fikiran.

Dengan langkah terburu-buru Aura mencari Virgo di taman yang terlihat sepi ini. Hampir ingin menyerah karena tubuhnya sangat lelah hari ini, ia juga belum sempat makan dari pagi hingga saat ini.

Matanya menyapu bersih taman tersebut, sampai akhirnya ia melihat sosok cowok berhoodie merah sedang duduk di atas jembatan.

Aura menghampirinya, ia yakin jika itu Virgo. Saat hampir sampai, hati Aura kembali sesak melihat Virgo yang menatap danau sambil menyelamkan kaki panjangnya ke danau tersebut.

Dengan berhati-hati Aura naik ke jembatan tersebut, sepertinya Virgo tidak sadar akan kehadiran Aura. Cewek itu mencari posisi duduk bersampingan dengan Virgo.

"Gue tau lo nyembunyiin sesuatu, dan itu ada hubungannya sama gue, kan?"

Virgo benar-benar kaget saat mendengar suara Aura, kakinya refleks ia angkat dari danau karena terkejut. Cowok itu menatap tajam Aura yang masih berani mendekati dirinya.

"Punya nyali berapa, lo, sampe berani ngikutin gue kesini?!"

Suara Virgo terdengar menyeramkan, tegas dan mengancam tapi semua itu tidak Aura pedulikan. Yang terpenting saat ini adalah ia ingin mengetahui alasan Virgo menuduhnya sebagai seorang pembunuh.

"Gue tau ada yang lo sembunyiin, apa salah kalo gue mau tau, Go?"

"Lo ngatain gue pembunuh tanpa ngasih tau alesan tuduhan lo itu!"

Virgo diam. Tidak berniat menjawab perkataan Aura. Entahlah, mulutnya terasa kaku, hal ini sangat sulit dijelaskan kepada siapa pun, khususnya Aura.

"Go? Jawab gue!!!" pekik Aura.

Sekali lagi, Virgo hanya diam sambil menatap air danau yang terlihat sangat tenang.

"VIRGO! KENAPA LO NUDUH GUE PEMBUNUH? GUE BUTUH PENJELASAN, GO!"

Air mata Aura seketika runtuh menerobos dinding pertahanannya. Ia tidak bisa menahan lagi, apa lagi saat mengingat kata-kata cowok tersebut yang menuduhnya sebagai seorang pembunuh.

Ini sangat menyakitkan sekaligus membuat Aura penasaran. Apa sebenarnya yang mereka sembunyikan?

Karena jengah dengan bentakan Aura yang membuat kepalanya pusing berkali-kali lipat, cowok itu menarik Aura untuk turun dari jembatan agar menjauh dengan danau.

Cowok itu kembali menatap Aura dengan tatapan membunuh dan kali ini Virgo berhasil membuat Aura ketakutan lagi. Dan lebih parahnya, Virgo memperlihatkan smirk yang membuat siapa saja takut saat menatapnya.

"Lo mau tau kenapa selama ini gue benci banget sama lo?" tanya Virgo tepat sasaran.

Aura mengangguk sambil berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh lagi.

"Raffa, ayah yang lo bangga-banggain itu adalah pembohong."

Mendengar ucapan tersebut, raut wajah Aura berubah, cewek itu terlihat seperti orang yang kebingungan. Tetapi detik berikutnya Aura tertawa hambar sambil menyela ucapan Virgo.

"Go, kalo lo benci gue, cukup gue aja yang lo usik! Jangan keluarga gue, apa lagi ayah Raffa!"

Sekarang malah Virgo yang tertawa sambil menarik dagu Aura lembut, tapi tatapan mata Virgo kali ini seperti orang yang sedang mengancam.

"Semua palsu, Ra! Keluarga lo juga palsu! Lo bukan anak kandungnya Ashilla, lo juga bukan adiknya Rozel sama Renzo! Jadi kebahagian yang ada dikeluarga lo itu semua palsu!"

Aura tidak terima dengan ucapan Virgo barusan, ia hendak membantah tapi Virgo selalu menyuruhnya untuk diam dan mendengarkan semua penjelasan darinya.

"Lo itu anak dari istri ke-duanya Raffa,"

"Naura, istri ke-2 papah. Bunda kandung lo bukan Ashilla, tapi Naura!"

Demi apa pun Aura belum percaya dengan ucapan Virgo yang kelewat melantur, fikir Aura. Ia yakin, jika dirinya adalah anak kandung Raffa dan Ashilla. Mana mungkin ayah dan mamahnya itu membohongi Aura sampai sejauh ini.

"Lo boong, Go! Gue anak ayah Raffa sama mamah Ashilla!" tegas Aura.

"Gue ga mungkin bilang hal sensitif kayak gini kalo gak ada bukti!"

"Asal lo tau, bunda Naura meninggal pas ngelahirin lo. Bunda meninggal karena lo! Dan yang makin bikin gue benci sama lo, kenapa gue harus punya saudara kandung yang udah bunuh bunda gue sendiri, kenapa, Ra?!!!" bentak Virgo frustrasi, cowok itu menjambak rambutnya sendiri karena tidak bisa mengontrol emosinya.

"Lo adek gue, Ra, kita kembar asal lo tau! Bunda meninggal beberapa menit setelah lo lahir! Gue benci sama lo, karena lo penyebab gue gak bisa ngerasain kasih sayang dari seorang ibu. Bahkan gue gak pernah ngerasain kasih sayang dari ayah, padahal dia masih hidup."

Aura merasa sedang ditampar kenyataan yang begitu pahit. Semua ini terasa seperti mimpi. Sangat buruk, hingga sulit untuk dipercaya.

"Gue diasuh ayah tiri, Ra. Sedangkan lo? Ayah ngerawat lo bareng istri pertamanya, tapi kenapa gak mau rawat gue juga padahal kita kembar. Ini yang makin buat gue benci sama lo dan ayah."

"Lo yang bikin gue gak pernah ngerasain kasih sayang seorang ibu dari kecil. Gue benci ayah, kenapa dia cuma rawat lo? Sedangkan gue malah dirawat sama orang lain. Coba bayangin, Ra, gue dibesarin sama orang lain padahal gue masih punya ayah kandung. Ayah gak pernah nganggep gue hidup. Cuma lo yang dia anggep, Ra, cuma lo!"

Tanpa disadari hujan turun membasahi bumi, bahkan dua orang yang sedang meluapkan emosinya juga tertampar derasnya air hujan tersebut.

Mereka berdua sama-sama meluapkan tangisnya ditengah derasnya hujan dan disambut dengan awan yang terlihat cukup gelap. Suasana terlihat sangat mendukung perasaan Virgo dan Aura.

"Jadi lo abang kandung gue, Go?" tanya Aura dengan suara yang bergetar.

Virgo tidak menjawab, dan hal tersebut semakin membuat hati Aura terluka. Takdirnya rumit sekali, masalah yang lalu saja belum terselesaikan, dan sekarang Aura menemukan fakta baru tentang keluarganya yang sukses membuat Aura pusing harus berbuat apa setelah ini.

"Bang Virgo."

Cowok yang disebut namanya dengan pelan itu menatap Aura dengan tatapan orang yang sedang frustasi. Tanpa diduga Aura menghamburkan pelukan pada Virgo, ia mendekap erat tubuh kakak kandungnya tersebut.

=====

A/n: Ini mau nyelesaiin masalah keluarganya aura dlu. Kisah cintanya lgi otw kok:)
.
.
Jgn begadang ya. Bsk saurnya harus semangat-!
.
.

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang