"ANJ*NG, LO, GA! AURA LO APAIN?!"
Merasa tersinggung dengan umpatan yang dilontarkan Virgo, dengan tidak terima Raga mendorong bangku café di sampingnya dengan keras sehingga menyebabkan beberapa orang di sana bergidik ngeri.
"Rusak bego, nggak ngotak lo mah, bangs*t!" Umpat Virgo ke sekian kalinya.
"Lo yang nggak ngotak, setan! Ini semua ide lo, terus kenapa sekarang malah nyalahin gue?" Sahut Raga emosi, karena memang bukan dirinya yang memulai ini semua tapi mengapa harus Raga yang bertanggung jawab.
"Kenapa diem? Ngerasa kan kalo emang ini salah lo sama Panjul? Ngaku anj*ng! Nggak usah pasang muka polos, nggak guna!"
Memang sejak Raga membalas umpatannya, Virgo lebih memilih untuk diam dengan tatapan penuh amarah. Entahlah, dirinya juga bingung harus bertindak seperti apa.
Virgo memijit keningnya sembari berpikir sejenak. Sebenarnya siapa yang salah diantara dirinya, Panjul dan Raga? Tapi Virgo merasa jika dirinya bukanlah penyebab ini semua. Karena waktu itu Virgo hanya memberi saran, jika Panjul dan Raga tidak menyetujui sarannya mungkin Aura tidak akan jatuh sedalam ini.
Jadi menurut Virgo, ini bukanlah kesalahan dirinya.
"Lo pikir hati gue sekuat apa, anj*ng? Bahkan gue ngerasa udah jatuh cinta sama Aura asal lo tau! Tapi lo sama Panjul dengan gampangnya nyuruh gue ninggalin Aura dan balik ke masa lalu gue. Lo pikir ngelepasin orang yang baru aja bikin lo jatuh cinta itu gampang? Bego kalo lo jawab iya,"
"Gue punya cara tersendiri buat jujur soal ini, tapi nggak sekarang. Dan lo sama Panjul ngerusak segalanya, bahkan lo nyakitin kembaran lo sendiri. Lo bener-bener abang yang brengsek buat Aura!"
Bugh. Suara pukulan keras mendarat tepat pada rahang Raga. Pukulan itu dihadiahkan Virgo karena cowok tersebut sudah benar-benar sangat emosi. Virgo tidak suka jika dirinya disalahkan. Sebut saja ia egois, namun nyatanya latar belakang keluarganya membuat Virgo tidak dapat mengontrol ke-egoisan dalam dirinya.
"Lo nggak tau rasanya jadi gue, Ga!"
Bugh. Pukulan kembali melayang sangat kencang, namun kali ini Virgo yang berhasil menerima hadiah pukulan tersebut dari Raga.
Merasa tidak terima, akhirnya Virgo menendang perut Raga sembari memelintirkan tangan cowok tersebut lalu membalikkan badan Raga dan menendang kembali pinggang cowok tersebut dari belakang. Hal itu membuat Raga tersungkur karena serangan mendadak dari lawannya.
"ANJ*NG!"
"EGOIS! AURA NGGAK PANTES PUNYA KEMBARAN EGOIS KAYAK LO, TOL*L!!!"
"Gue nggak pernah mau jadi kembaran Aura kalo lo mau tau," Sahut Virgo dengan suara sedikit melirih.
"Gue cuma mau jadi satu-satunya orang yang jaga dia tanpa berkomunikasi. Bahkan gue nggak mau dia tau apapun tentang gue, karena gue mau ngelindungin dia tanpa menyentuh sedikit pun. Tapi anj*ngnya gue nggak rela kalo Aura jatuh cinta sama lo!"
"Lo nggak pantes buat cewe yang gue—"
Seolah tersadar dengan ucapannya yang berlebihan, Virgo menutup mulutnya rapat-rapat lalu meninggalkan Raga yang masih tersungkur dengan beberapa luka diwajahnya.
"Shit!"
======
"Please angkat, Ra!"
Berkali-kali Raga menghubungi Aura, namun sialnya cewek itu tidak merespon telepon darinya. Lebih parahnya lagi Aura tidak berada di rumah, bahkan rumah itu kosong seperti tidak berpenghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURAGA || END ✔️
Random[17+] Cerita banyak mengandung kata-kata kasar #1 in php in 21/5/21 #5 in nyesek in 14/5/21 #2 in badboyriend in 16/1/20 "Nggak usah deket-deket juga, kali!" omel Aura. "Kenapa? Takut gue cium?" Raga merengkuh pinggang Aura untuk merapatkan tubuh m...