2. Sakit Hati

7.9K 612 438
                                    

Now playing : Christina Peri - Human

Untuk kamu yang tidak tau arti tersakiti mohon mengerti;(

•••

"Raga!" pekik seorang cewek bertubuh tinggi.

Semua orang yang berada di sana langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang cewek yang berlari dengan tergesa-gesa sambil membawa beberapa buku.

"Jangan sakitin Aura!"

Raga hanya diam. Namun, Virgo dengan angkuhnya melangkahkan kaki panjangnya itu untuk mendekati cewek yang tadi berteriak.

"Nggak usah ikut campur!" tegas Virgo.

"Dia temen aku, Go!"

"Bodo amat! Pergi lo dari sini!" usir Virgo sambil mendorong bahu cewek itu.

Mata Aura memanas seketika, ia tidak terima sahabatnya diperlakukan kasar seperti itu. Niat awal cewek itu hanya ingin menolong Aura, tetapi mengapa Virgo malah membentak dan berlaku kasar pada cewek tersebut.

"Awas lo!" sentak Aura sambil mendorong kasar bahu Raga yang sedaritadi mengunci tubuhnya di dinding.

"Kasar banget sih sama cewek!" bentak Aura sambil mendorong tubuh Virgo sampai empunya tersungkur ke aspal.

"Aura, jangan kasar sama Virgo!" ucap Luna. Namanya adalah Luna Azhalea, sahabat Aura saat ia masih duduk dibangku kelas 5 SD.

"Biarin Lun, dia itu nggak tau diri. Lagian lo mau aja dibudakkin sama tuh cowok!"

"Lo nggak usah banyak bacot, Ra!" ketus Raga tidak terima dengan sikap Aura.

"Apa? Lo mau marah sama gue? Mau tampar gue? Ini silahkan, gue udah nggak takut lagi sama lo!" tangan Raga sebenarnya sudah gatal ingin menampar Aura. Tetapi dia masih sadar, jika dihadapannya ini adalah seorang wanita yang tidak seharusnya diperlakukan kasar.

"Shereen Aura Kenzeero?! Gue peringatin sama lo, jangan ikut campur urusan gue sama Luna. Lo ngerti?!" Virgo menatap mata Aura dengan tatapan membunuh.

"Lo siapa? Gue itu temennya Luna, jadi gue harus ngelindungin dia dari orang liar kayak lo!" celetuk Aura dengan sinisnya. Sungguh, Virgo sudah tidak tahan ingin menampar Aura karena cewek itu sudah menghina dirinya.

"Go, dia cewek. Sabar," Raga menahan tangan Virgo yang ingin melayang kepipi Aura.

"Dia nyolot, Ga!" bentak Virgo emosi.

Raga berusaha menenangkan Virgo agar cowok itu bisa mengatur emosinya. Namun salah satu dari mereka ada yang menatap Aura dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ra, gue benci sama lo!" ucapan itu keluar dengan entengnya dari mulut Panjul.

"Jul?" panggil Raga memastikan jika Panjul baik-baik saja.

"Lo itu cuma cewek rapuh yang belaga sok kuat didepan semua orang. Gue tau lo itu pura pura bahagia padahal lo tersiksa kan?"

"Gue benci cewek sok tegar, termasuk lo! Gue nyesel dulu pernah suka sama lo. Bahkan gue lebih nyesel saat lo nolak cinta gue, Ra, pas gue nembak lo!" Aura tidak menyangka jika panjul mengatakan hal ini pada dirinya.

Memang saat mereka kelas sepuluh, Panjul sempat menaruh hati pada Aura. Mereka dulu sangatlah dekat bahkan seperti layaknya pasang kekasih. Sampai pada akhir kenaikan kelas, Panjul mengungkapkan perasaannya pada Aura secara terang-terangan. Namun dengan berat hati, Panjul harus menerima jika dirinya ditolak oleh Aura walaupun dengan cara yang halus.

Semenjak saat itu Panjul menjauhi Aura, ia masih merasa kecewa serta malu pada Aura dan dirinya sendiri. Aura pun merasa kehilangan saat Panjul memilih untuk menjauhinya. Panjul merupakan sosok cowok humoris yang selalu bisa menghibur Aura kapan pun.

"Jul, kok lo ngomongnya gitu?" tanya Aura dengan tingkat suara rendah dan sedikit gemetaran.

"Lo itu terlalu munafik Ra. Bahagia lo itu cuma rekayasa, kan? Gue tahu sebenarnya latar belakang kehidupan lo. Gue benci cewek munafik Ra, gue benci!" ucapan Panjul terdengar sangat menyesakkan hati Aura.

"Jul, lo jahat!" Aura berlari sambil mengusap kasar air matanya yang jatuh secara tiba tiba.

"Go, ini PR-nya udah aku kerjain. Kalo gitu aku kejar Aura dulu ya," ucap Luna lalu berlari menyusul keberadaan Aura.

Sedangkan Raga dan Virgo hanya menganga menatap Panjul yang tidak disangka bisa mengucapkan kata seketus itu. Panjul masih berdiri dengan tatapan kosong. Raga dan Virgo langsung merangkul Panjul dengan wajah yang terlihat gembira.

"Bagus lo Jul, kali-kali emang tuh cewek harus digituin biar nyadar," Raga mengucap sambil tertawa hambar.

"Gue tolol. Gue udah nyakitin Aura! Gue brengsek!" ucap Panjul dengan penuh penyesalan.

"Apa yang lo lakuin itu udah bener kok Jul," cela Virgo.

"Nggak seharusnya gue ngomong begitu ke Aura. Biar gimana pun dia adalah salah satu cewek yang pernah bikin gue bahagia setiap saat." ucap Panjul sembari mengacak acak rambutnya frustasi.

•••

"Ra, lo baik baik aja kan?" tanya Luna memastikan.

Aura menoleh ke arah Luna sembari tersenyum manis. "Gue baik kok."

Luna langsung menghela napasnya lega, setidaknya Aura tidak terbebani oleh perkataan Panjul tadi.

"Ra, lo dipanggil sama abang kembar lo noh." ucap salah satu teman Aura dikelas sebelas.

"Di mana?"

"Di depan kelas," ia buru buru menghampiri kedua kakak kembarnya.

Sebenarnya Aura adalah anak terakhir. Ia mempunyai dua kakak kembar laki-laki, tetapi wajah keduanya tidak mirip.

Orang tuanya pernah mengatakan jika mereka kembar tapi tak seiras. Walaupun wajah kakak kembarnya tidak mirip, tapi Aura bangga memiliki saudara seperti mereka.

Apalagi keduanya mempunyai paras yang sangat tampan, bahkan teman kelas Aura sering kali menanyakan tentang kedua kakak kembarnya itu.

"Ra, ayo pulang!" ucap mereka berbarengan.

"Mentang-mentang kembar, ngomong aja kompak!" gerutu Aura.

"Si Renzo yang ngikutin abang," bela Rozel pada dirinya sendiri.

Renzo yang tak terima pun akhirnya mengelak. "Apa apaan lo, dia Ra yang plagiat kata kata abang!"

"Berisik tau!" omel Aura pada kedua kakaknya.

"Jangan ngambek atuh, nanti nggak dibeliin es krim nih," ledek Renzo.

"Jangan mau, Renzo mah palkor Ra. Mendingan nanti kita nonton bioskop aja nanti abang bayarin," ucap Rozel dengan angkuhnya.

"Apaan sih, Zel!" ketus Renzo.

"Lo yang apaan!" sengit Rozel.

"Lo bego!"

"Lo tolol!"

"ABANG?!!" pekik Aura kehabisan kesabaran karena harus menghadapi kedua kakaknya yang membuat kepala Aura ingin pecah rasanya.

•••

A/n: hellowww

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang