23. Ceroboh

3.7K 239 72
                                    

Lima menit ia memposisikan dirinya sesuai dengan perintah Raga yang menyuruh Aura untuk berganti gaya atau sekedar pura-pura candid saat cowok itu mengambil beberapa fotonya.

"Cantik juga lo."

"Baru sadar? Ke mana aja selama ini, Ga?" sindir Aura yang berhasil membuat Raga sedikit terkekeh geli.

Raga melihat ke luar warung kopi tersebut, langit terlihat sudah mendung dan mungkin sedikit lagi akan hujan. Ia mengajak Aura untuk cepat-cepat bergegas pulang agar tidak kehujanan di jalan. Alhasil Aura menyuruput habis minumannya, lalu ikut berlari ke luar warung kopi untuk menyusul Raga.

Kembali pada kejadian tadi, di mana Raga menuntun tangan Aura untuk melingkarkannya pada pinggang cowok tersebut.

"Pegangan, gue bakal ngebut biar kita nggak keujanan!"

Aura mengangguk patuh dan memegang erat pinggang Raga, ralat bahkan Raga merasa Aura bukan lagi memegang pinggangnya tapi cewek itu memeluknya. Iya memeluknya dengan erat se-akan takut terjadi sesuatu jika Raga mengemudikan motornya dengan kelajuan yang cepat.

"Nggak usah takut, lo aman sama gue."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, motor Raga melesat dengan kecepatan diatas rata-rata. Aura sampai ketakutan karena Raga mengemudikan motornya seperti seseorang yang sedang kesetanan. Itu sangat menakutkan.

Tapi percuma saja Raga mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, hujan membasahi keduanya padahal rumah apartemen Aura sudah dekat, hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai.

Aura kembali memeluk pinggang Raga dengan erat karena benar-benar merasa takut dengan kecepatan motor yang dikendarai Raga. Dan lima menit kemudian Aura bisa bernafas lega karena mereka sudah sampai di apartemen Aura.

"Maaf bikin lo jadi basah kayak gini, Ra."

Aura menggeleng kepalanya dengan cepat. "Bukan salah lo, mending mampir dulu, Ga, baju lo basah."

"Nggak usah, nanti gue dicariin orang rumah. Kalo gitu gue ba—,"

"Bentar, tunggu disini, jangan ke mana-mana. Nanti gue balik lagi!"

Ia berlari sekuat tenaga untuk masuk ke apartemen untuk mengambil sesuatu. Aura berniat memberikan jaket tahan air milik Aura agar Raga tidak masuk angin nantinya. Tidak butuh waktu lama, Aura kembali dengan membawa jaket tersebut lalu menyerahkannya pada Raga.

"Pake! Ini jaket tahan air, gue takut lo sakit kalo masih pake jaket tebel yang basah itu,"

Raga tertegun dengan sikap Aura yang menunjukkan kepedulian padanya. Ia tersenyum kecil, sangat kecil, bahkan Aura pun tidak bisa melihat senyum ketulusannya ini. Apa lagi saat melihat Aura melepaskan jaket basah miliknya lalu mengganti jaket tersebut dengan jaket milik Aura yang tahan air. Raga sedikit mendapat kehangatan saat memakai jaket Aura.

"Cepet pulang! Sampe di rumah langsung mandi, keramas, terus minum air hangat."

Raga mengangguk mengerti. "Makasih, gue balik."

Aura tersenyum, dan tidak lama kemudian motor besar milik Raga melesat dengan cepat, menjauh dari apartemen tersebut. Aura memegang dadanya sendiri, jantungnya berdetak sangat kencang. Ya Tuhan, kenapa deg-degan? Batin Aura khawatir.

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang