22. Bentuk Tanggung Jawab

216 28 7
                                    

Ayo sebelum baca mari biasakan tekan tombol vote dulu..

Baca doang ga ngasih vote sama komen? Parah dong woyyy 😏



*****
Wanita cantik berambut pendek mengerjapkan matanya pelan ketika sinar matahari menerpa wajah putih mulusnya melalui selipan kurtain pada jendela. Dengan perlahan ia membuka kelopak matanya menatap langit-langit ruangan yang terasa asing, kemudian ia merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya. Ia melirik kebawah dan dalam hitungan detik matanya membelalak.

Tangan kekar tanpa baju berada di atas perutnya yang tertutup selimut. Wanita itu bangkit dari tidurannya berganti menjadi duduk, dengan hati-hati ia menarik selimutnya dan mengintip kebawah. Ia menjambak rambutnya, menghela nafas gusar, menarik kembali selimutnya ke atas menutupi tubuhnya yang ternyata telanjang bulat, kemudian dengan perasaan yang gelisah ia menoleh hati-hati kesebelah.

Oh shit!

Seorang pria bertubuh kekar tengah tertidur pulas memeluk tubuhnya. Ia mengernyit saat si wanita bergerak memindahkan tangan pria itu dengan hati-hati. Si pria menguap dan kemudian menatap wajahnya.

"Kau sudah bangun?"

Wanita itu tertegun kaget. Ia refleks bergerak mundur.

Ia menelan salivanya, kemudian berdehem, "ehm.. Zico.. Kemarin apa kita melakukan sesuatu? A—aku hanya memastikan saja, tapi meskipun itu terjadi aku-aku.. Aku akan bertanggung jawab!"

Pria itu, Zico bangkit dari tidurannya. Dengan hanya mengenakan boxer ia berdiri memunguti bajunya yang tercecer di lantai. Memakai celana kainnya yang berwarna hitam senada dengan baju kemejanya.

"Tidak terjadi apa-apa? Apa itu yang kau harapkan?"

"Eh? I-itu, aku hanya memastikan saja." Jawab wanita itu dengan wajah yang panik.

Zico menatap intens wanita yang saat ini duduk di kasur dengan buntalan selimut menutupi tubuhnya.

"Aku tidak ingin pertanggung jawabanmu, Min Sa Na.." Kata Zico berjalan kearahnya dengan memasang kemejanya, mengancingkan kancing bajunya satu persatu, kemudian duduk di bahu kasur sedikit memberi jarak pada wanita itu. "Tapi, aku memang seharusnya marah bukan?"

Glup. Sa Na menelan ludahnya cepat. Benar. Dipikir bagaimanapun, sepertinya memang dia yang bersalah. Zico bukan orang yang akan sembarangan meniduri wanita. Tapi, yang Sa Na ketahui sampai saat ini adalah, Zico sangat anti terhadap sentuhan wanita. Tapi kenapa? Kenapa sekarang dia berada di satu ruangan bersamaku dalam keadaan naked? Like why, how?! Tidak tidak. Sekarang bukan itu masalahnya.. Saat ini adalah bagaimana caranya menghindari tanggung jawab.

"Tanggung jawab, kau tidak meminta—"

"Aku berubah pikiran."

Boom. Mata Sa Na melebar mendengar ucapan Zico.

"Apa?! Ta-tapi kau kan bilang tidak ingin tanggung jawabku?!"

Zico menatap lekat manik hazel Sa Na, sedangkan Sa Na menatapnya juga dengan tatapan kesal.

"Tapi itu adalah yang pertama untukku. Dan juga yang pertama kali untukmu. Aku seorang pria. Aku harus bertanggung jawab, dan mau tidak kau kau harus menerimanya." Kata Zico bangkit dari kasurnya. Kemudian mengambil ponselnya diatas meja nakas dan membukanya. Kemudian terdengar bunyi tring dari balik ponselnya.

"Aku sudah memesan sarapan untuk kita. Kau mandilah terlebih dahulu sebelum kita pulang. Ah, aku harus menjemput Taehyung dulu setelah mengantarmu pulang kerumah."

"Taehyung? Sekarang kau memanggil dia dengan namanya?"

Zico mengangguk. "Kuputuskan begitu, karena dia yang meminta."

Hey, Don't Touch My Cheese!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang