Hyunbin menaikan satu alisnya, berjalan mendekat kemudian menarik keatas kerah kemeja Jin Hyung dan mendekatkan wajahnya, menatapnya tajam mengintimidasi.
"Katakan, siapa penyokongmu?!" Tatapnya tajam, "who the fuck you dare to lay your hand at my girl? You wanna die?!"
♡♡♡♡♡
"Aku tidak paham maksudmu, tapi ini bukan urusanmu dasar sialan!!" Jin Hyung menepis kasar tangan Hyunbin.
Jin Hyung memutar tubuhnya, merapikan kembali pakaiannya yang sedikit koyak. Baru beberapa langkah ia pergi tangannya sudah dicekal oleh Hyunbin. Dan hanya dengan sekali tendang dari belakang kakinya tersungkur ke tanah.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Jin Hyung memutar kepalanya kebelakang.
Hyunbin berjalan kearahnya. Berjongkok berhadapan dengan Jinhyung. Satu alisnya terangkat mengamati.
"Harusnya itu yang ku ucapkan. Aku bertanya padamu, tapi kau malah pergi."
"Aku tidak mengenalmu dan juga urusanku tidak ada hubungannya denganmu!!" Tandas Jinhyung tegas. Meski masih terlihat jelas raut ketakutakannya.
Hyunbin menghela nafas, ia memagut-magutkan kepala. "Memang benar kau tidak tahu aku, tapi—" hyunbin menjeda. Satu tangannya terulur mencengkram kasar dagu Jinhyung. "Bukan berarti kau berhak untuk berperilaku tidak sopan padaku kan? Kalau ada orang bertanya itu dijawab, bukannya malah mencaci maka dengan kata-kata kasar..." ucapnya dengan pandangan mata datar dan cengkraman yang semakin keras pada dagu Jinhyung sampai-sampai merasa kukunya menusuk kulit membuat Jinhyung meringis kesakitan.
"A-apa maumu?"
Hyunbin memperhatikan seksama wajah kesakitan Jinhyung. Di detik berikutnya ia melepaskan cengkramannya dan tersenyum. "Hubungi bosmu."
"I-itu..."
Ragu dengan perintah Jinhyung, Hyunbin terkekeh. "Tenang saja, aku berjanji tidak akan membunuhmu. Hanya perlu berbicara sebentar dengan penyokongmu itu." Jelasnya membantu Jinhyung berdiri, memberikan kesan bersahabat.
"Baiklah.."
Jinhyung menekan panggilan pada kontak yang dihubunginya beberapa menit yang lalu.
"Hallo? Ini—"
Hyunbin menarik cepat ponsel Jinhyung.
"Ini aku, yang merebut ponsel bawahanmu. Aku hanya akan memberikanmu saran, sebaiknya kau tidak menyentuh wanita itu. Aku tidak peduli kau kay menghancurkan Taehyung, tapi jangan pernah menyentuh wanita itu! Sehelai rambut saja kau menyentuhnya, kau akan mati. Dengar itu Tuan Penyokong? Jadi, pikirkan baik-baik saranku ini."
Beep. Panggilan diputus oleh Hyunbin.
Hyunbin menyerahkan ponsel itu pada Jinhyung, kemudian menepuk pelan bahu Jinhyung sambil tersenyum mencemooh, "Tuan muda apanya.. Hanya seonggok daging busuk yang haram." Gumamnya berlalu melewati Jinhyung. Dan tentunya masih bisa didengar oleh Jinhyung.
Kedua tangan Jinhyung mengepal kebawah, melihat kepergian Hyunbin yang semakin menjauh. "Bangsat!!" Makinya pelan.
♡♡♡♡♡
Seorang wanita paruh baya memakai setelan olahraga berkonsentrasi meninju samsak tinju berkali-kali. Ke kanan ke kiri. Keringat mengucur deras dari dahi membasahi dahinya membuat rahanya terlihat jelas. Urat-urat di lengan terlihat kontras dari balik kulit putih mulusnya.
Wanita itu menghentikan kegiatan boxingnya setelah merasa cukup lelah. Hampir tiga jam ia melakukan boxing.
"Melihat dari ekspresimu, kau sepertinya kesal? Apa jangan-jangan kau tahu siapa yang menyelakainya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Don't Touch My Cheese!
Любовные романыKim Taehyung? Ada tiga kata yang bisa mendeskripsikan nama itu. Licik, bengis dan juga egois. "Noona, aku mungkin lebih muda darimu. Tapi aku tau cara memuaskanmu." Eun Mi Ran yang berstatus sebagai sekretaris kakak Kim Taehyung harus berakhir sebag...