Kim Il Hwa baru saja tiba sepulang dari menemui seorang wanita, bernama Veronica Lee. Kini Il Hwa berada di dalam kantor kerjanya. Pikirannya sedikit runyam selama di perjalanan.Wanita yang dulunya hanya bekerja di Bar, sekarang tampak menawan dan angkuh bahkan menjadi nyonya besar di Edveen Global? Dunia benar-benar sudah berubah! Jalang sepertinya? Berani sekali dia, menyuruhku untuk melakukan pembunuhan, tapi di pikir bagaimanapun juga, kenapa dia ingin membantuku?
Kim Il Hwa mengetukan jarinya di meja berkali-kali.
"Menyingkirkan Kim Taehyung dan kekasihnya.. Menarik.. Dengan begitu Kim Ju Yang akan sendirian dan menyerah dengan sendirinya," gumam pria paruh baya itu tersenyum miring.
"Apa anda akan menerima tawarannya?"
Il Hwa mendongak, menatap wanita cantik di depannya, "Entahlah, bagaimana menurutmu?"
"Itu terlalu sembrono, melakukan pembunuhan tidak semudah itu, anda juga tahu kita hidup di negara menganut hukum konstitusional,"
Il Hwa terkekeh, "Seo Ri-yaa.. Kau tahu bukan uang adalah segalanya, begitu pula untukmu, kemarilah.. Berikan aku sedikit pijatan untuk menghilangkan stress ku,"
Wanita itu—Kang Seo Ri, mulanya diam mendengar perintah dari Kim Il Hwa, namun kemudian ia berjalan kearah nya, berhenti dan bertekuk lutut tepat di arah bawah Il Hwa, sementara Il Hwa menuntun kedua tangan wanita itu untuk melepaskan pengait dan resliting celananya.
"Akhh...." Kim Il Hwa mengerang saat kemudian Seo Ri mulai menghisap penis nya, tanpa ada ekspresi, Seo Ri masih memaju mundurkan kepalanya, bersamaan dengan erangan Il Hwa yang semakin keras.
"Seo Ri-ya.. Aku tidak tahan, kemarilah.. Biar aku cicipi milikmu juga.."
Seo Ri kemudian melepaskan milik Il Hwa yang ada di genggamannya, namun kemudian ia bangkit sembari membersihkan tangan dan merapikan pakaiannya,
"Kontrak kita tidak pernah membahas anda bisa menyentuh saya," jelas Seo Ri tegas.
Dan dibalas decakan oleh Kim Il Hwa, "Ck! Kau ini tidak seru!" Il Hwa kemudian merapikan celananya.
"Kalau tidak ada hal lain lagi, saya mohon undur pamit. Permisi,"
Seo Ri menutup pintu ruang kerja Il Hwa, kemudian dengan langkah cepat ia berhalu menuju toilet terdekat. Ia tutup rapat kamar toilet, menuju ke wastafel, kemudian membuka pancuran keran air wastafel, saat air keluar ia dengan cepat ia berkumur berulang kali, kemudian menggosok bibirnya kasar, menyeka semua sudut bibirnya, membuat sisa lipstik di bibirnya menjadi hilang tak tersisa.
"Sialan, makhluk menjijikkan! Sampai kapan aku harus disini!!" Geramnya menatap dirinya pada pantulan cermin, "Aku tak bisa terus disini,"
♡♡♡♡♡
Taehyung bangun pagi, ia sengaja menyetel alarm nya pukul 06:00 KST, dengan tujuan bertemu Mi Ran. Namun sudah dua jam lamanya ia menunggu mondar mandir di sekitar apartemen, menggunakan pakaian olahraga. Ya, ia meminta Zico untuk membelikan beberapa pakaian sekaligus pakaian olahraga, karena saat dirinya menuju Gwangju, tak ada persiapan dan hanya berencana untuk menemui Mi Ran. Namun rupanya, ia harus mengganti rencananya untuk tinggal di sekitar Mi Ran.
"Apa masih ada unit kosong disana ya.." gumamnya menatap lurus ke depan, ke tempat gedun apartemen Mi Ran.
"Apa anda berencana pindah kemari?"
Suara Zico mengagetkan Taehyung, "Kenapa kau juga kemari?"
Zico memutar malas kedua bola matanya, "Saya juga harus melindungi anda kan." ujarnya tak senang. Sebenarnya ia masih ingin tidur, apalagi semalam ia tidur hanya beberapa jam sebelum kemudian ada email masuk, pekerjaan yang tertunda harus ia kerjakan, karena melihat pria kurang ajar—maksudnya, boss nya ini enggan melakukan pekerjaan nya, jadilah Zico—sekretaris nya yang menyelesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Don't Touch My Cheese!
RomanceKim Taehyung? Ada tiga kata yang bisa mendeskripsikan nama itu. Licik, bengis dan juga egois. "Noona, aku mungkin lebih muda darimu. Tapi aku tau cara memuaskanmu." Eun Mi Ran yang berstatus sebagai sekretaris kakak Kim Taehyung harus berakhir sebag...