28. Bad Feeling

134 22 6
                                    

Hallo-hallo! Gimana kabarnya? Semoga dalam keadaan baik semuanya ya.. Sekian lama baru muncul hehe..

Aku update ini malam-malam. Biar puasanya gak batallll..

Dan buat yang bacanya pagi2 or siang2, atiati warning!! ini 18+ ya!! 😊

Oke langsung aja.. Happy reading.. ❤️❤️

*****

Tingtong..

Zico menekan tombol bel pada pintu apartemen Sa Na. Kemudian menekan kembali untuk kedua kalinya. Masih tak ada jawaban, Zico menekan bel sekali lagi untuk yang ketiga kalinya.

Pintu terbuka. Min Sa Na berdiri dengan tangan menyilang di dada.

"Ada apa kemari? Ini sudah jam 12." Cetusnya kesal.

Zico menyunggingkan senyumnya. "Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?"

"Tentu saja! Tiga jam aku menunggu!" Cerca Sa Na tak terima.

"Baiklah maafkan aku," Zico berjalan mendekat kemudian memeluk Sa Na. Mengelus pucuk rambutnya sayang. "Aku hanyalah seorang sekretaris. Kemanapun bosku pergi, aku juga pergi."

Bibir Sa Na yang mengerucut kebawah akhirnya menghela nafas. Ia balik memeluk Zico.

♡♡♡♡♡

"Jadi katakan apa saja yang kau kerjakan hari ini?"

Kini mereka sudah duduk di sofa ruang tamu. Di atas meja sudah tersaji ayam goreng dan dua botol soju. Zico yang membelinya melalui aplikasi pesan online.

"Aku hanya menemui seseorang, dia adalah tamu Taehyung." Jawab Zico sambil membuka botol soju. Menuangkan di gelasnya dan ia teguk habis.

Sa Na juga menyodorkan gelasnya pada Zico. Zico mengisinya dengan soju. Kemudian Sa Na meneguk habis.

"Ngomong-ngomong apa yang mau kau bicarakan?"

"Ah iya. Aku memanggilmu karena sesuatu." Sa Na bangkit dari duduknya. Berjalan menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian ia kembali bersama dengan sebuah kotak panjang berwarna merah muda.

"Ini buatmu."

Zico mangangkat kedua alisnya. "Kado?"

"Iya, tapi bukan dariku." Cibir Sa Na kesal.

Zico merobek perlahan kertas yang membalut kotak tersebut. Kemudian ia buka. Sebuah cokelat dan pena didalamnya. Ah, dan tak lupa sepucuk kertas berwarna merah muda yang dilipat kecil. Itu adalah sebuah surat.

"Surat apaan ini?!" Sa Na menarik kertas tersebut. Ia buka dengan tak sabar. Dibacanya dengan suara keras.

"Hai, Zico.. Aku adalah penggemar rahasiamu, mungkin aku tidak ingat tapi dulu kau pernah membantuku membawakan tasku. Diantara semua orang yang sibuk kau malah datang membantuku. Beberapa hari ini aku memikirkanmu terus. Aku rasa aku merindukanmu,—" mata Sa Na membulat kesal. "ME-RIN-DU-KAN-MU??" Ulang Sa Na menekankan di setiap kata. Melirik tajam pada Zico.

Zico menghela nafas, "aku hanya membantunya biasa. Dia terjatuh. Tasnya berat. Apa aku harus membiarkannya?"

Sa Na masih menatap tajam pada Zico. Dan Zico hanya bisa terdiam karena pandangan menusuk Sa Na.

"Oke-oke aku salah.. Sudah ya jangan marah."

Min Sa Na diam tak menanggapi. Ia bangkit dari duduknya menuju ke dapur. Ia raih sebotol wine dan ia buka dan meneguknya.

Hey, Don't Touch My Cheese!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang