4. Awal Yang Menarik

336 36 8
                                    

Mi Ran terbangun dari tidurnya. Ia terkagetkan karena posisinya yang tiduran di sofa. Satu tangannya menyingkap selimut yang menutupi separuh tubuhnya. Ia bangkit dari tidurannya, mengedarkan pandangannya.

Oh iya, aku sedang berada di rumah sakit..

Ia menatap laptop dan kertas yang tertata rapi diatas mejanya, kemudian mengernyit.

Siapa yang menatanya? Ah, perasaan aku tidak duduk di sofa.. Jelas-jelas aku duduk dibawah dan.. Dan.... Ah sial aku tak ingat!

Mi Ran berdiri dari kursi sofa, ia melihat Ju Yang masih tertidur pulas di ranjang kamar tidurnya. Tapi ia tak melihat batang hidung satu makhluk yang beberapa jam tadi bersamanya.

"Kemana dia?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Tak lama pandangannya teralihkan pada sebuah ponsel yang bergetar. Terlihat alarm berbunyi. Tandanya ia harus melakukan pekerjaannya sebagai pekerja paruh waktu di sebuah restaurant ayam.

Mi Ran meraih ponselnya dan menggeser ke kanan pada layar, kemudian meraih coat coklat, ia kenakan cepat dan berjalan terburu-buru keluar dari ruangan.

Ia berlari cepat menuju ke halte, sambil sesekali melirik jam tangannya.

"Sial sial! Jangan sampai ketinggalan bus! Ah dasar bodoh Eun Mi Ran, kenapa kau harus ketiduran!!" ia merutuki dirinya sendiri sambil terus memacu larinya.

Sekuat tenaga ia terus berlari, dan dari kejauham ia melihat bus nomer 306. Matanya membulat lebar, dan semakin memacu kakinya, namun naas. Ia pun harus kehilangan bus terakhir.

Ia berhenti tepat di halte, meskipun sudah tak ada bus lagi yang akan lewat karena jam sudah terlalu larut, dan bus yang terakhir adalah bus yang tadi meninggalkan Mi Ran. Ah, sungguh malang nasip pemeran utama kita..

Mi Ran merogoh dompetnya, dan hanya tersisa beberapa ribu won. Ia menghela nafas kasar. Akhirnya memilih untuk berjalan kaki menuju ke tempat kerjanya dengan langkah kaki yang lemas.

Ah lelah sekali...

Setelah lima belas menit berjalan kaki, ia pun sampai di tempat kerjanya dengan selamat. Namun tentu saja ia mendapatkan semburan ayat-ayat cinta dari bosnya. Setengah jam lamanya Mi Ran mendengarkan omelan dari bosnya, yang biasa dipanggil Mr. Jang. Mi Ran berjalan menuju loker ganti pakaian.

Seusai mengganti pakaiannya, ia melakukan pekerjaannya sebagai pelayan restaurant, melayani pelanggan, membersihkan meja dan lantai. Memang melelahkan, namun Mi Ran menikmati pekerjaannya.

Keringatnya mulai berjatuhan membasahi pipinya. Ia seka kasar menggunakan punggung tangannya dengan satu tangan masih memegang gagang pel.

"Mi Ran-ah! Antarkan ayam ini!"

Mi Ran mengalihkan pandangannya pada bosnya yang berteriak dari meja kasir.

"Baik!"

♡♡♡♡♡

Motor bebek Mi Ran berhenti di sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Mi Ran bahkan ternganga melihatnya. "Ini berapa lantai ya?" tanyanya yang takjub pada gedung apartemen yang berdesain luxury emas.

Begitu memasuki gedung, Mi Ran dibuat takjub lagi dengan interior gedungnya. Tak henti-hentinya ia terpesona, melontarkan kata-kata pujian. Bahkan ia menghayal suatu saat nanti ia bisa merasakan tinggal di gedung ini.

Mi Ran melangkah masuk kedalam lift dan menekan tombol 9. Lantai paling atas dari seluruh lantai gedung apartemen ini. Dan pintu lift terbuka begitu terdengar suara "Tring".

Hey, Don't Touch My Cheese!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang