"Kau disini saja. Aku bukan butuh siapa-siapa selain kau."
Maka Rose meremat sebelah tangan Jungkook yang tidak diinfus dan memasang tampang khawatir sejak tadi.
"Iya, aku disini.""Ada yang mau kukatakan." Lirih Jungkook. Semakin terdengar serak dan Rose maunya menyuruh Jungkook supaya tidak bicara dulu.
"Jung--"
"Aku minta maaf."
Nah, kan? Benar kata Jimin. Malah Jungkook yang minta maaf.
"Bicara itu nanti saja, Jung. Kau kan sedang--"
"Tidak, kumohon dengarkan dulu. Aku tidak mau terlambat menjelaskannya lagi." Jungkook menyelanya untuk kedua kali. Rose terdiam ketika laki-laki itu terlihat memejam erat seperti orang menahan sakit. Dan daripada memaksa Jungkook lebih keras lagi, Rose luluh dan pasrah untuk mendengarkan.
"Aku tidak pernah ingin bertemu Shuhua dan keluarganya. Ini hanya salah paham. Aku cuma mau menjelaskannya padamu. Aku tidak mengatakannya karna cuma ingin menjaga perasaanmu."
"Aku sudah tidak mempermasalahkan itu."
"Tapi ini yang membuatku hancur." Balas Jungkook. Ia terengah dibalik piyama tidur pasiennya dan Rose kembali diam. Berdebat hanya memperburuk keadaan. Tapi dia juga tidak bisa menghentikan Jungkook.
"Harusnya aku tidak pergi ke makan malam itu. Harusnya aku pergi denganmu saja. Aku minta maaf."
Rose terdiam bukan karna menimang dia akan memaafkannya atau tidak. Toh, Jimin sudah cerita alasan Jungkook menemui Shuhua dan keluarganya. Itu karna mereka akan segera pindah ke Taiwan dan Ibunya Shuhua ulangtahun malam itu. Dia diam karna--sebenarnya yang salah disini juga dirinya.
"Aku juga minta maaf sudah tidak mendengarkanmu. Harusnya aku pasang telinga saat kau mau bicara." Rose menghapus air matanya sendiri dengan jari telunjuknya karna sedih pada situasi ini.
"Maaf sudah membuatmu begini. Aku tidak pernah tahu kau sekacau ini karnaku."
Jungkook tampak bernafas lega dan menjilat singkat bibirnya yang kering.
"Semuanya juga tidak akan terjadi kalau aku memberitahumu, kan?"Mau tak mau Rose mengangguk keras.
"Eoh, sebenarnya sebagian besar memang salahmu."Maka Jeon Jungkook--tak peduli dia sedang sakit, juga tertawa kecil ditempatnya. Tidak bisa memungkiri kalau dia rindu pada sikap Rose yang satu itu.
Kelewat spontan.
Seandainya saja tidak sakit dan bisa bergerak, dia akan memeluk Rose seerat mungkin. Seolah tidak mau melepaskannya. Tapi untuk mengangguk saja sulit untuk saat ini.
Seluruh badannya kaku dan sakit kalau bergerak. Cuma bisa menerima fakta kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.
"Kau janji tidak akan pergi lagi, kan?" Tanyanya dengan nada memelas. Meskipun tanpa ekspresi berlebihan, tapi Rose tahu Jungkook tengah memohon. Sumpah, dia mau menyumpal mulut Jeon Jungkook dengan botol infus agar diam. Dia tidak bisa bicara dengan baik karna penyangga lehernya masih menahan dagunya. Dan lagi-lagi Jungkook ini mengabaikan itu dengan terus saja bicara.
"Tidak akan. Aku janji."
Jungkook terdiam beberapa saat. Masih menatap terenyuh pada Rose dan menarik senyumannya. Senyuman redup, dan Rose memerosotkan raut wajahnya menjadi cemas karna kedua mata Jungkook benar-benar mengaca.
"Aku sayang padamu. Aku juga cinta. Sangat."
Apa lucu kalau Rose bilang dia ingin pipis saking senangnya mendengar itu? Ia mengeratkan genggamannya pada tangan kanan Jungkook dan mengangguk keras.
"Aku juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Euphoria [2020]END✔
RomanceKetika Jeon Jungkook menemukan kembali Euphorianya yang hilang dalam bentukan gadis manis polos pecinta es krim dan kesayangan semua orang.